commit to user
2. Upper Extremity Symptoms
Dimensi tubuh dibagi atas 2 yaitu bagian atas Upper Extremity dan bawah Lower Extremity. Otot-otot upper extremityekstremitas atas
termasuk otot yang menempel skapula ke dada dan umumnya bergerak skapula, dan yang melampirkan humerus untuk skapula dan umumnya
bergerak lengan, dan berada di lengan atau lengan yang bergerak lengan bawah, pergelangan tangan, dan tangan Rusdi
, 2007.
Upper Extremity
Lower Extremity
Gambar 11. Sistem Skeletal Sumber :
http:www.3dscience.com, 2011
Bagian tubuh yang termasuk adalah Upper Extremity adalah : a. Kepala
b. Tangan
commit to user c. Lengan bawah
d. Lengan atas e. Bahu
f. Aksilla g. Regio pektoral
h. Skapula Otot yang menggerakkan bahu dan lengan termasuk trapezius dan
serratus anterior. The pectoralis major, m. latisimus dorsi, deltoid, dan rotator cuff otot terhubung ke humerus dan memindahkan lengan.
Otot-otot yang menggerakkan lengan bawah terletak di sepanjang humerus, yang meliputi brachii trisep, bisep brachii, brakialis, dan
brakioradialis. 20 atau lebih otot yang menyebabkan sebagian besar pergelangan, tangan, dan gerakan jari terletak di sepanjang lengan bawah.
Gambar di bawah menunjukkan beberapa otot-otot ekstremitas atas.
Gambar 12 . Otot-Otot Pada Extremitas Atas Sumber : http:www.3dscience.com, 2011
commit to user Keluhan pada Upper Extremity adalah rasa nyeri pada sistem
muskuloskeletal extremitas atas yang diyakini berhubungan dengan kegiatan kerja. Cedera dapat mengenai otot, tendon, ligamen, saraf, pembuluh darah di
leher, bahu, lengan, siku, pergelangan dan jari tangan. Cedera berupa radang dan rasa nyeri, sehingga mengurangi kemampuan gerak disertai kelainan
khas bagian ekstremitas atas tersebut. Kekuatan otot dan keluhan pada otot merupakan salah satu
indikator untuk mengevaluasi adanya keluhan Upper Extremity. Menurut Neuman 2006 faktor-faktor pekerjaan yang mempengaruhi kekuatan otot
dan menimbulkan Keluhan Upper Extremity adalah : a. Posisi kerja yang tidak alamiah awkward posture
b. Pengulangan pekerjaan repetitive motion c. Penggunaan tenaga yang berlebihan
d. Posisi kerja yang statis e. Terjadi kontak bagian tubuh dengan lingkungan ataupun peralatan kerja
f. Metodecara kerja Gejala-gejala nyeri leher antara lain terasa sakit di daerah leher
dan kaku, nyeri otot-otot leher yang terdapat di leher, sakit kepala dan migrain. Nyeri leher akan cenderung merasa seperti terbakar. Nyeri bisa
menjalar ke bahu, lengan, dan tangan dengan keluhan terasa baal atau seperti ditusuk jarum. Nyeri yang tiba-tiba dan terus menerus dapat menyebabkan
bentuk leher yang abnormal, kepala menghadap ke sisi yang sebaliknya.
commit to user Yang dikenal dengan istilah torticolis
The NHS Plus Project, 2011. Nyeri merupakan keluhan utama pada gangguan muskuloskeletal
dengan etiologi yang bermacam-macam. Untuk mengenal lebih lanjut berbagai jenis nyeri, maka Zimmerman 1987 membagi dalam 5 jenis yaitu :
a. Nociceptor pain Ujung saraf sensorik tertentu dirangsang oleh proses patofisiologik,
misalnya inflamasi sendi. b. Neuropathic pain
Serabut saraf aferen secara langsung bereaksi terhadap rangsangan setelah mengalami kerusakan akibat kompresi atau gangguan biokimiawi,
misalnya pada hernia nukleous pulposus atau polineuropati diabetik. c. Deafferentation pain
Neuron pada sistem saraf pusat menjadi sangat mudah terangsang setelah kehilangan asupan, misalnya pada avulsi radiks atau transeksi saraf.
d. Reactive pain Eksitasi nociceptor akibat disfungsi motor atau simpatetik eferen atau
mekanisme refleks, misalnya pada hipertonus muskuler, algodistrofi simpatetik.
e. Psychosomatic pain Problem psikik atau psikososial meningkatkan eksistensi nyeri atau
diekspresikan sebagai nyeri.
commit to user Nyeri pada penyakit reumatik dapat terjadi akibat :
a. Rangsangan pada nociceptors di dalam komponen perangkat biomekanik, misalnya perangsangan nociceptors pada otot, sendi,
tendon dan ligamen. Nyeri jenis ini berhubungan dengan konsep nyeri sistem sensorik, sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap
situasi yang membahayakan atau terjadinya ke rusakan. Oleh karena adanya nyeri ini, maka bagian yang terserang akan
diistirahatkanimobilisasi, untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut.
b. Penekanan saraf atau serabut saraf radiks. c. Perubahan postur yang menyebabkan fungsi untuk mengatur
kontraksi otot tidak sempurna. d. Mekanisme psikosomatik
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi keluhan pada Upper Extremity diantaranya adalah :
a. Umur Pertambahan usia dapat memperbesar risiko terjadinya
keluhan pada Upper Extremity, dimana usia terjadinya penyakit ini berkisar antara 29 - 62 tahun. Dengan bertambahnya umur dapat
dipastikan bahwa paparan dengan alat kerja tangan makin lama pula karena penggunaan tiap hari pada waktu kerja dan kemampuan
elastisitas tulang, otot ataupun urat semakin berkurang sebagai
commit to user peredam dari getaran yang dirambatkan ke tubuh Rusdi, 2007.
b. Riwayat Penyakit Tenaga kerja sebelumnya telah mempunyai riwayat penyakit yang
berhubungan dengan keluhan otot, misalnya reumatik. Jadi, keluhan pada Upper Extremity tidak disebabkan oleh pekerjaannya.
Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi keluhan pada Upper Extremity diantaranya adalah :
1 Faktor Fisik a Penerangan
Pada beberapa situasi, intensitas penerangan yang tidak baik dan tidak sesuai akan menyulitkan seseorang untuk dapat melihat
objek kerja yang disebabkan karena posisi atau jenis sumber cahaya lampu yang digunakan. Objek kerja yang dikerjakan
yang memerlukan ketelitian akan sulit dilihat karena intensitas penerangan di bawah standar yang dianjurkan dan bahkan
mungkin postur tubuh harus membungkuk agar posisi mata lebih dekat dengan objek kerja. Atau mungkin pekerja harus
menjulurkan kepala, memutar leher, membungkukkan punggung, atau menahan objek agar lebih dekat dengan mata Tarwaka,
2010.
commit to user 2 Kursi Kerja
Menurut Gempur Santosa 2007 kursi kerja sebagai alat duduk saat kerja, dan meja sebagai alas benda kerja kerajinan yang dalam
proses penggosokan, perakitan, atau pemilihan dan pemilahan. Dengan kursi kerja ergonomis yakni yang disesuaikan dengan
antropometri dapat menurunkan rasa lelah, dan pada akhirnya produktivitas kerja meningkat. Kursi kerja ergonomis ini lebih cocok
digunakan pada pekerjaan yang ringan tidak memerlukan tenaga otot yang besar, dan pekerjaan yang agak telititelaten. Selain itu, pada
tenaga kerja yang biasa bekerja dengan duduk di sembarang tempat, kemudian diubah dengan menggunakan kursi dan meja kerja ini
sangat cocok, selain terhindar dari kecelakaan pada otot rangka tubuh, tidak melelahkan, juga berdampak pada peningkatan
produktivitas. 3 Lama Kerja
Tekanan fisik beban kerja pada suatu waktu tertentu mengakibatkan berkurangnya kinerja otot, gejala yang ditunjukkan
juga berupa makin rendahnya gerakan. Keadaaan ini tidak hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal seperti terlalu kerasnya beban
kerja, namun juga oleh tekanan-tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang panjang Rambe, 2004.
commit to user
3. Hubungan Postur Kerja Duduk dengan Upper Extremity Symptoms