commit to user 26
D. Asumsi-Asumsi
1. Penduduk di Kabupaten Blora memiliki pola permintaan yang sama dengan pola permintaan di Propinsi Jawa Tengah
2. Permintaan wilayah Kabupaten Blora akan suatu barang dipenuhi terlebih dahulu oleh produksi wilayah Kabupaten Blora dan kekurangannya
diimpor dari wilayah lain. 3. Perubahan penawaran dan permintaan, teknologi dan lokasi diasumsikan
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan wilayah.
E. Pembatasan Masalah
1. Data yang dianalisis dalam penelitian ini merupakan data time series berupa PDRB Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Blora,
Propinsi Jawa Tengah tahun 2005-2009 Atas Dasar Harga Konstan ADHK tahun 2000, Data Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan
Usaha Kabupaten Blora Tahun 2005-2009. 2. Peranan sektor yang dilihat dari nilai angka pengganda pendapatan dan
tenaga kerja hanya memusatkan pada sektor pertanian dan tidak termasuk
peranan tiap subsektor pertanian. F.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Keragaan sektor adalah penampilan performance atau keadaan sektor yang bersangkutan selama kurun waktu tertentu. Keragaan yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah posisi sektor pertanian dan sub sektor pertanian di Kabupaten Blora basis atau non basis, pertumbuhan
sektor pertanian dan subsektor pertanian dan peranan sektor pertanian dilihat dari sisi angka pengganda pendapatan dan angka pengganda tenaga
kerjanya.
2.
Sektor adalah suatu usaha atau kegiatan yang berhubungan dengan bidang tertentu. Dalam penelitian ini sektor terdiri dari sektor pertanian,
pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunankonstruksi, sektor perdagangan, hotel
dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan,
commit to user 27
persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa yang terdapat di Kabupaten Blora.
3. Sektor pertanian adalah sektor yang proses produksinya berhubungan dengan proses pertumbuhan tanaman dan hewan.
4. Sektor pertanian terdiri dari sub sektor yaitu sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor
kehutanan dan sub sektor perikanan. 5. Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah jumlah nilai barang dan
jasa neto yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu dan dinyatakan dalam rupiah. Dalam
penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan produksi. 6. Sektor basis adalah sektor yang mampu memenuhi kebutuhan barang dan
jasa untuk masyarakat Kabupaten Blora dan mempunyai kemampuan mengekspor barang dan jasa ke luar daerah Kabupaten Blora. Suatu sektor
dikatakan sektor basis jika memiliki nilai LQ ≥ 1. Sedangkan apabila nilai
LQ 1 maka sektor tersebut merupakan sektor non basis. 7. Pertumbuhan nasional Propinsi Jawa Tengah, yang menunjukan
bagaimana pengaruh
pertumbuhan ekonomi
Propinsi terhadap
perekonomian Kabupaten Blora. Pertumbuhan ekonomi dilihat dari nilai PNij.
8. Pertumbuhan proporsional merupakan perubahan relatif kinerja suatu sektor di Kabupaten Blora terhadap sektor yang sama di Propinsi Jawa
Tengah. Pertumbuhan proporsional dilihat dengan nilai PPij. Jika nilai PPij 0 maka menunjukan bahwa sektor i pada wilayah Blora pertumbuhannya
lambat. Sedangkan apabila PPij 0 menunjukan bahwa sektor i pada wilayah Blora pertumbuhannya cepat.
9. Pertumbuhan Pangsa Wilayah adalah angka yang menunjukan tingkat kekompetitifan suatu sektor tertentu di Kabupaten Blora terhadap wilayah
lainnya. Pergeseran diferensial ditunjukan dengan nilai PPWij. Apabila nilai PPWij 0, maka berarti bahwa wilayah Kabupaten Blora mempunyai
daya saing yang baik apabila dibandingkan dengan wilayah lainnya untuk
commit to user 28
sektor i.sedangkan apabila nilai PPWij 0, maka berarti bahwa sektor i pada wilayah Kabupaten Blora tidak dapat bersaing dengan baik apabila
dibandingkan dengan wilayah lainnya. 10. Sektor prioritas adalah sektor yang menjadi prioritas pengembangan di
Kabupaten Blora. Dalam penelitian ini sektor prioritas utama pertama adalah sektor yang memiliki nilai LQ
≥ 1, nilai PP positif dan nilai PPW positif
11. Peranan sektor Pertanian dinilai dari seberapa besar sektor tersebut memberikan dampak terhadap kegiatan-kegitan perekonomian lainnya di
suatu wilayah. Dalam penelitian ini peranan sektor pertanian dianalisis melalui kontribusi sektor pertanian terhadap penyerapan tenaga kerja dan
sumbangannya terhadap pendapatan daerah.
commit to user 29
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan
masalah yang ada pada masa sekarang yang aktual kemudian data yang dikumpulkan
mula-mula disusun,
dijelaskan kemudian
dianalisis Surakhmad, 1990.
B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian
Daerah penelitian yang diambil adalah Kabupaten Blora, dengan pertimbangan daerah tersebut sektor pertaniannya masih memegang peranan
penting. Hal ini dapat dilihat dari distribusi PDRB Kabupaten Blora. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang terbesar, dapat dilihat pada Tabel 6 :
Tabel 6. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Blora Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Pada Tahun 2009
Lapangan Usaha Nilai PDRB
Persentase
Pertanian 1.122.288,92
54,01 Pertambangan dan penggalian
71.917,66 3,46
Industri Pengolahan 131.883,77
6,35 Listrik, gas dan air bersih
10.425,74 0,50
Bangunan 69.842,92
3,36 Perdagangan, Hotel dan Restoran
302.933,50 14,58
Angkutan dan komunikasi 62.035,21
2,99 Keuangan, persewaan, dan jasa
perusahaan 151.394,69
7,29 Jasa-jasa
155.202,88 7,47
Jumlah 2.078.031,30
100
Sumber : PDRB Kabupaten Blora 2009 Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa terdapat tiga sektor yang
memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB Kabupaten Blora. Sektor pertanian menduduki peringkat pertama yaitu sebesar 54,01 , kemudian
diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 14,58 dan sektor jasa sebesar 7,47 .
C. Jenis dan Sumber Data