Keadaan Penduduk dan Tenaga Kerja

commit to user 38 Tabel 8. Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Blora Tahun 2005-2009 Hektar Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 1. Hutan 89.785,250 49,32 89.785,250 49,32 89.785,250 49,32 89.785,250 49,32 89.785,250 49,32 2. Lahan persawahan 46.129,921 25,34 46.115,266 25,33 46.104,869 25,32 46.098,000 25,32 46.088,794 25,31 3. Lahan kering 28.663,536 15,74 28.652,692 15,74 28.644,855 15,73 28.641,635 15,73 28.631,385 15,73 4. Pemukiman 16.791,857 9,22 16.816,495 9,23 16.834,737 9,25 16.853,000 9,26 16.872,447 9,27 5. Lain-lain 688,233 0,38 689,094 0,38 692,086 0,38 683,912 0,37 683,921 0,37 Total 182.058,797 100 182.058,797 100 182.061,797 100 182.061,797 100 182.061,797 100 Sumber : BAPPEDA Kabupaten Blora Tahun 2009 Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa luas lahan tertinggi di Kabupaten Blora adalah lahan hutan. Jika dihitung dalam persentase di tahun 2009 luas lahan hutan ini mencapai 49,32 dari luas lahan di Kabupaten Blora. Luas lahan hutan tidak berubah selama kurun waktu 5 tahun, hal ini disebabkan adanya peraturan yang memberikan larangan terjadi alih fungsi lahan hutan menjadi fungsi lainnya. Alih fungsi lahan terjadi pada lahan sawah tadah hujan yang berubah menjadi pemukiman. Selanjutnya luas lahan juga digunakan untuk lahan persawahan,lahan kering dan yang terakhir adalah lain-lain. Lain-lain yang dimaksudkan disini adalah pengggunaan lahan untuk waduk, kolam air tawar dan tanah tidak diusahakan. Total luas lahan meningkat pada tahun 2007 menjadi 182.061,797 hektar, peningkatan ini disebabkan karena adanya penambahan waduk di Kabupaten Blora.

B. Keadaan Penduduk dan Tenaga Kerja

1. Jumlah dan Komposisi Penduduk Penduduk merupakan bagian terpenting dalam suatu daerah dan menjadi aset bagi daerah tersebut. Keadaan penduduk di Kabupaten Blora dapat dilihat di Tabel 9. commit to user 39 Tabel 9. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Blora Tahun 2005-2009 Tahun Jumlah Penduduk jiwa Sex Ratio Laki-laki Perempuan Jumlah 2005 2006 2007 2008 2009 427.271 431.446 454.866 474.327 494.114 433.822 435.981 451.590 477.232 497.584 861.093 867.427 906.456 951.559 991.698 98,49 98,96 100,72 99,39 99,30 Sumber : BAPPEDA Kabupaten Blora Tahun 2009 Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa jumlah penduduk dalam kurun waktu 2005-2009 terus meningkat dari 861.093 jiwa menjadi 991.698 jiwa, peningkatan ini dikarenakan jumlah kelahiran lebih tinggi daripada jumlah kematian BPS, 2010. Keadaan penduduk juga dapat dilihat dari angka sex ratio. Data menunjukan nilai sex ratio tertinggi adalah tahun 2007 yang mencapai 100,72. Nilai terendah ditahun 2005 yaitu 98,49. Tahun 2009 nilai sex ratio di Kabupaten Blora adalah 99,30. Artinya diantara 100 orang laki-laki terdapat 99 orang perempuan. Nilai sex ratio ini artinya kuantitas penduduk perempuan tidak berbeda jauh dengan penduduk laki-laki. 2. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur Komposisi penduduk di Kabupaten Blora menurut golongan umur akan mempengaruhi keberhasilan pembangunan di wilayah tersebut. Penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu penduduk usia non produktif dan penduduk usia produktif. Penduduk usia non produktif yaitu penduduk yang berusia 0-14 tahun dan penduduk yang berusia lebih dari 65 tahun, sedangkan penduduk usia produktif yaitu penduduk yang berusia 15-64 tahun. Komposisi penduduk Kabupaten Blora berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 10. commit to user 40 Tabel 10. Komposisi Penduduk Kabupaten Blora Menurut Kelompok Umur Tahun 2005-2009 Tahun Umur tahun 0 – 14 15 – 64 ≥ 65 2005 2006 2007 2008 2009 119.586 164.418 189.749 196.054 207.512 13,89 18,96 20,43 20,60 20,92 642.247 630.410 660.847 673.265 698.288 74,59 72,68 71,16 70,75 70,41 99.260 72.599 78.128 82.240 85.897 11,53 8,37 8,41 8,64 8,66 Rata-rata 175.464 18,96 661.011 71,92 83.625 9,12 Sumber : BAPPEDA Kabupaten Blora Tahun 2009 Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak adalah penduduk dengan usia 15-64 tahun, dengan rata-rata 661.001 jiwa atau 71,92. Sedangkan jumlah penduduk terkecil adalah penduduk dengan rentangan usia lebih dari 65 tahun. Data diatas menunjukkan bahwa komposisi penduduk dengan usia produktif lebih banyak dibanding usia non produktif. Artinya potensi penduduk usia produktif tidak terhambat dengan penduduk dengan usia non produktif. Jika dihitung dengan rumus : 100 X Produktif Penduduk Produktif Non Penduduk ABT = Maka besarnya angka beban tanggungan rata-rata dari tahun 2005-2009 adalah 39,19 artinya setiap 100 penduduk yang produktif menanggung beban 39 penduduk yang tidak produktif. 3. Keadaan Penduduk Menurut Ketengakerjaan Keadaan penduduk menurut ketenagakerjaan di Kabupetan Blora dapat dilihat melalui Tabel 11. Tabel 11. Data Ketenagakerjaan Di Kabupaten Blora Tahun 2005-2009 Orang No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 1 Penduduk 15 th keatas 688.316 626.987 635.976 646.257 655.523 2 Angk Kerja 10 th keatas 440.881 441.607 482.660 571.478 574.389 3 Setengah penganggur 30.405 32.761 34.378 36.506 37.142 4 Penganggur terbuka 36.250 39.308 39.706 46.534 40.717 5 TKI di luar negeri 115 48 13 2 Sumber : BPS Tahun 2009 commit to user 41 Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa jumlah penduduk yang menganggur meningkat dari tahun 2005-2009. Data ketanagakerjaan tercatat jumlah penduduk yang menganggur cukup besar yakni 77.859 orang 7,85 yang terdiri dari 37.142 orang setengah menganggur dan 40.717 orang pengangguran terbuka. Masalah pengangguran merupakan masalah yang sangat penting untuk segera ditangani. Dari data diatas terlihat bahwa jumlah angkatan kerja cenderung meningkat, namun tingkat kesempatan kerja cenderung menurun, dengan demikian tingkat pengangguran cenderung meningkat. Perlu adanya perhatian serius, dengan cara merencanakan dan melaksanakan program pembangunan yang bertumpu pada perluasan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.

C. Keadaan Pertanian