commit to user 12
memberikan kontribusi besar pada perekonomian daerah, selain itu Kabupaten Kebumen, Kabupaten Semarang, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Boyolali berada dalam lingkup yang sama dengan Kabupaten Blora, yaitu di wilayah Propinsi Jawa Tengah. Selain itu keempat penelitian terdahulu ini
menggunakan metodologi yang sama dalam menentukan posisi sektor pertanian dan peranan sektor pertanian, dimana untuk mengetahui posisi basis
atau non basis dari sektor pertanian digunakan analisis LQ, sedangkan analisis shift share digunakan untuk menentukan pertumbuhan sektor pertanian, dan
peranan sektor pertanian dapat diperlihatkan dengan adanya angka pengganda pendapatan dan angka pengganda tenaga kerja.
B. Tinjauan Pustaka
1. Pembangunan Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang
mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar
akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Proses pembangunan di semua masyarakat
paling tidak harus memiliki tiga tujuan inti sebagai berikut: a. Meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi berbagai
macam barang kebutuhan pokok seperti pangan, papan , kesehatan dan perlindungan keamanan.
b. Meningkatkan taraf hidup yaitu selain meningkatkan pendapatan, memperluas kesempatan kerja, pendidikan yang lebih baik, dan juga
perhatian yang lebih besar terhadap nilai-nilai budaya dan kemanusiaan, yang keseluruhannya akan memperbaiki bukan hanya
kesejahteraan material tetapi juga menghasilkan rasa percaya diri sebagai individu maupun sebagai suatu bangsa.
c. Memperluas pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi setiap orang dan setiap bangsa dengan membebaskan mereka dari
perbudakan dan ketergantungan bukan hanya dalam hubungan dengan
commit to user 13
orang dan negara lain tetapi juga terhadap kebodohan dan kesengsaraan manusia Todaro,1999.
Secara umum, pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat dan warganya. Seringkali kemajuan
yang dimaksud terutama adalah kemajuan material. Maka pembangunan seringkali diartikan sebagai kemajuan yang dicapai oleh sebuah
masyarakat di bidang ekonomi. Tolak ukur pembangunan ada lima, yaitu: a. Kekayaan rata-rata
Pembangunan disini diartikan sebagai jumlah kekayaan keseluruhan sebuah bangsa atau negara.
b. Pemerataan Bangsa dan negara yang berhasil melakukan pembangunan
adalah mereka yang disamping produktivitasnya, penduduknya juga makmur dan sejahtera secara relatif merata.
c. Kualitas kehidupan Pembangunan bukan sekedar pertambahan kekayaan materi saja
yang diukur secara makro, pengetahuan tentang adanya indeks PQLI Physical Quality of Life Index dan PNBkapita Produk Nasional
Brutokapita digunakan
untuk mengetahui
bahwa konsep
pembangunan sangat komplek. d. Kerusakan lingkungan
Kriteria keberhasilan pembangunn yang paling baru, dimasukan juga faktor kerusakan lingkungan sebagai faktor yang menentukan
sukses tidaknya pembangunan. Faktor-faktor ini digunakan sebagai tolak ukur, daftar urut keberhasilan pembangunan dari negara-negara
yang ada di dunia ini akan mengalami perubahan. e. Keadilan sosial dan kesinambungan
Dua faktor yang ditambahkan dalam menentukan keberhasilan pembangunan, yakni faktor keadilan sosial pemerataan pendapatan
dan faktor lingkungan, berfungsi untuk melestarikan pembangunan ini
commit to user 14
suaya berlangsung secara terus menerus atau berkesinambungan Budiman, 1996
Secara umum hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat. Hakikat
pembangunan ini mengandung makna bahwa pembangunan nasional mengejar keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara kemajuan
lahiriah dan
kepuasan batiniah.
Pembangunan nasional
yang berkesinambungan diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa,
sehingga senantiasa mampu mewujudkan ketentraman dan kesejahteraan hidup lahir dan batin Lemhannas, 1995.
2. Pembangunan ekonomi Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan
kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Dari definisi itu
pembangunan ekonomi mempunyai pengertian : a. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus menerus
b. Usaha untuk menaikan pendapatan perkapita c. Kenaikan pendapatan per kapita itu harus berlangsung dalam jangka
panjang d. Perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang misalnya ekonomi,
politik, sosial, budaya Jadi pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses
di mana saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembangunan ekonomi tersebut dapat
diidentifikasikan dan dianalisis secara seksama. Dengan cara tersebut bisa diketahui runtutan peristiwa yang timbul yang akan mewujudkan
peningkatan kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat dari satu
tahap pembangunan
ke tahap
pembangunan berikutnya
Arsyad, 2009. Menurut Malthus, proses pembangunan adalah suatu proses naik
turunnya aktivitas ekonomi lebih dari sekedar lancar tidaknya aktivitas
commit to user 15
ekonomi. Konsep pembangunan Malthus tidak menganggap proses pembangunan ekonomi terjadi dengan sendirinya. Bahkan proses
pembangunan ekonomi memerlukan usaha yang konsisten di pihak rakyat. Malthus tidak memberikan gambaran adanya gerakan menuju keadaan
stasioner tetapi
menekankan bahwa
perekonomian mengalami
kemerosotan beberapa kali sebelum mencapai tingkat tertinggi dari pembangunan. Jhingan, 2007.
3. Pembangunan Ekonomi Daerah Pembangunan ekonomi daerah adalah proses di mana pemerintah
daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan
sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi pertumbuhan ekonomi
dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah
terletak pada
penekanan terhadap
kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan
endogenous development dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal daerah
Arsyad, 2009. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bukanlah perencanaan
dari suatu daerah, tetapi perencanaan untuk suatu daerah. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai perencanaan untuk
memperbaiki penggunaan berbagai sumber daya publik yang tersedia di daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam
menciptakan nilai sumber-sumber daya swasta secara bertanggungjawab. Melalui perencanaan pembangunan ekonomi daerah, suatu daerah dilihat
secara keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang berinteraksi satu sama lain Kuncoro, 2004.
Permasalahan dalam pembangunan ekonomi di daerah menyangkut pada kebijakan ekonomi makro, kesenjangan, dan kemiskinan. Kebijakan
ekonomi makro selama ini terutama yang berada di luar pulau Jawa lebih
commit to user 16
difokuskan pada usaha ekstraksi hasil bumi sumberdaya alam seperti pemberian konsesi pada perusahaan-perusahaan asing dan berskala besar.
Ini berarti kurangnya perhatian terhadap usaha masyarakat lokal yang cenderung berskala kecil. Kesenjangan yang terjadi antar kelompok
pendapatan antara daerah perkotaan dan perdesaan telah memburuk sejak dibukanya perekonomian perdesaan ke arah ekonomi pasar, karena hanya
mereka yang memiliki akses terhadap modal, kredit, informasi dan kekuasaan yang dapat mengambil manfaat dari program-program
pembangunan Wiranto, 2004. 4. Pembangunan Pertanian
Departemen Pertanian bersama stake holder pembangunan lainnya merumuskan dan mengimplementasikan paradigma baru pembangunan
pertanian yakni “pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi”
. Karena kondisi dan perubahan yang ada adalah persoalan sistem, maka
strategi pemulihan maupun pembangunan kembali landasan pembangunan tidak boleh sepotong-sepotong, melainkan harus dilakukan secara sistem,
yakni sistem agribisnis. Paradigma baru pembangunan pertanian tersebut dalam 4 tahun terakhir ini diimplementasikan dengan kebijakan dasar
yakni kebijakan perlindungan dan promosi agribisnis protection and promotion agribusiness policy. Prinsip kebijakan ini adalah pemerintah
memfasilitasi dan membantu tumbuh kembangnya usaha agribisnis khususnya petani di seluruh daerah dan sekaligus melindungi agribisnis
domestik dari praktek unfair-trade dumping dari negara lain Saragih, 2010.
Sebagai gambaran, sektor pertanian yang bertumpu pada potensi sumber daya alam banyak mengalami pengurasan sehingga ketersediaan
dan kualitas sumber daya alam makin menurun. Akibatnya, setelah hamper empat dasawarsa pembangunan berlangsung, kondisi pertanian
nasional masih dihadapkan pada berbagai masalah, antara lain: 1 menurunnya kesuburan dan produktivitas lahan,
commit to user 17
2 berkurangnya daya dukung lingkungan, 3 meningkatnya konversi lahan pertanian produktif,
4 meluasnya lahan kritis, 5 meningkatnya pencemaran dan kerusakan lingkungan,
6 menurunnya nilai tukar, penghasilan dan kesejahteraan petani, 7 meningkatnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran di pedesaan,
8 terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat. Masalah tersebut muncul karena pembangunan selama ini
cenderung bias pada pemacuan pertumbuhan produksi, serta peran pemerintah dan swasta sangat dominan. Masyarakat petani hanya berperan
sebagai objek, bukan sebagai subjek pembangunan. Sektor pertanian juga tidak lagi ditempatkan sebagai fondasi ekonomi nasional, tetapi sebagai
penyangga untuk menyukseskan industrialisasi sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi. Sebagai penyangga, sektor pertanian berperan
untuk mendongkrak produksi pangan dalam negeri secara cepat dan tidak berisiko secara politik Ashari, 2007.
Dalam kebijakan pembangunan ekonomi nasional, pembangunan pertanian merupakan langkah awal dan mendasar bagi pertumbuhan
industri. Para pakar membuat skenario, yaitu degan sektor pertanian yang tangguh dapat ditunjang perkembangan industri yang kuat. Sebagian besar
pakar ekonomi juga berpendapat baha keberhasilan sektor industri sangat bergantung pada keberhasilan pembangunan pertanian Daniel, 2004.
5. Peranan Sektor Pertanian Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi
terletak dalam hal: 1. menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk
yang kian meningkat 2. Meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian
mendorong keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier
commit to user 18
3. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang- barang modal bagi pembangunan melalui eksport hasil pertanian terus-
menerus 4. Meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah
5. Memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Di Negara terbelakang produksi pangan mendominasi sector
pertanian. Jika output membesar lantaran meningkatnya produkstivitas, maka pendapatan para petani akan meningkat. Kenaikan pendapatan
perkapita akan sangat meningkatkan permintaan pangan. Dalam perekonomian seperti itu elastisitas pendapatan permintaan adalah sangat
tinggi yang bisanya bergerak antara 0,6 persen sampai 0,8 persen. Jhingan, 2007.
Peran nyata sektor pertanian sebagai tumpuan pembangunan ekonomi nasional pada masa krisis dan selama pemulihan ekonomi, maka
sektor pertanian perlu diposisikan sebagai sektor andalan dan didukung secara konsisten dengan mengembangkan ekonomi pedesaan yang
bersifat resource based Simatupang, 1999. Atas dasar tersebut, potensi perekonomian pedesaan diharapkan akan menjadi determinan dari
perekonomian nasional secara keseluruhan dan dengan demikian perubahan yang terjadi pada struktur perekonomian pedesaan perlu
dicermati terutama dampaknya terhadap struktur kesempatan kerja dan pendapatan di wilayah pedesaan Zakaria, 2000.
6. Teori Ekonomi Basis Aktifitas dalam perekonomian regional digolongkan dalaam dua
sektor yakni aktivitas Basis dan Non Basis. Kegitatan Basis merupakan kegiatan yang melakukan aktifitas yang berorientasi ekspor barang dan
jasa keluar batas wilayah perekonomian yang bersangkutan. Aktifitas Basis memiliki peranan penggerak utama primer mover dalam
pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayah semakin maju pertumbuhan wilayah. Setiap perubahan yang terjadi pada sektor
basis menimbulkan efek ganda multiplier effect dalam perekonomian
commit to user 19
regional. Kegiatan non Basis adalah kegiatan yang menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat yang berada di dalam batas wilayah
perekonomian yang bersangkutan. Luas lingkup produksi dan pemasaran adalah bersifat lokal.
Inti dari Model Ekonomi Basis Economic Base Model adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor
wilayah tersebut. Untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah tehnik yang digunakan adalah Kuosien lokasi Location Quotient = LQ. LQ
digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan leading sector. Indikator yang digunakan adalah
Kesempatan Kerja Tenaga Kerja dan Produk Domestik Regional Bruto PDRB suatu wilayah Location Quotient Emilia, 2006.
Metode locational quotient LQ merupakan perbandingan antara pangsa relatife pendapatan tenaga kerja sektor i pada tingkat wilayah
terhadap pendapatan tenaga kerja sektor i pada tingkat nasional tehadap pendapatan tenaga kerja nasional. Hal tersebut secara matematis dapat
dinyatakan sebagai berikut:
LQ =
Vt Vi
vt vi
vi : Pendapatan tenaga kerja sektor i pada tingkat wilayah
vt : Pendapatan tenaga kerja total wilayah
Vi : Pendapatan tenaga kerja sektor i pada tingkat nasional
Vt : Pendapatan tenaga kerja total wilayah
Apabila LQ suatu sektor pertanian ≥ 1, maka sektor pertanian
tersebut merupakan sektor basis. Sedangkan jika nilai LQ suatu sektor pertanian 1, maka sektor pertanian tersebut merupakan sektor non
basis. Asumsi metode LQ ini adalah penduduk di wilayah bersangkutan mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola permintaan nasional.
Asumsi lainya bahwa permintaan wilayah akan sesuatu barang akan
commit to user 20
dipenuhi terlebih dahulu oleh produksi wilayah, kekurangannya diimpor dari wilayah lain Budiharsono, 2005.
7. Komponen Pertumbuhan Wilayah Analisis shift share ini menganalisis perubahan berbagai indikator
kegiatan ekonomi, seperti produksi dan kesempatan kerja, pada dua titik waktu di suatu wilayah. Dari hasil analisis ini akan diketahui bagaimana
perkembangan suatu sektor di suatu wilayah jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor lainnya, apakah bertumbuh cepat atau lambat.
Hasil analisis ini juga dapat menunjukan bagaimana perkembangan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya, apakah cepat bertumbuh
atau lambat. Dalam analisis ini diasumsikan bahwa perubahan tenaga kerja atau produksi di suatu wilayah antara tahun dasar dengan tahun analisis
dibagi menjadi tiga komponen pertumbuhan yaitu: komponen
pertumbuhan nasional national growth component atau disingkat PN, komponen pertumbuhan proporsional proportional or industrial mix
growth component disingkat PP, komponen pertumbuhan pangsa wilayah regional share growth component di singkat PPW. Rumus analisis shift
share ini adalah: ∆ Y
ij
= PN
ij
+PP
ij
+PPW
ij
atau Y’
ij
– Y
ij
= Y
ij
Ra-1+ Y
ij
Ri-Ra+ Y
ij
ri-Ri Keterangan :
∆ Y
ij
: Perubahan tenaga kerja produksi dari sektor i pada ke-j. Y
ij
: Produksi tenaga kerja dari sektor i pada wilayah ke-j pada tahun dasar analisis.
Y’
ij
: Produksi tenaga kerja dari sektor i pada wilayah ke-j pada tahun akhir analisis.
commit to user 21
Y’i. : PDB atau tenaga kerja nasional dari sektor i pada tahun akhir
analisis. Yi
: PDB atau tenaga kerja nasional dari sektor i pada tahun dasar análisis
Y.. : PDB atau tenaga kerja nasional pada tahun dasar analisis.
Y’.. : PDB atau tenaga kerja nasional pada tahun akhir analisis.
ri = Y’
ij
Y
ij
Ri= Y’i.Yi Ra= Y’..Y..
Ra-1 = PNij : Persentase perubahan PDRB tenaga kerja yang
disebabkan oleh komponen pertumbuhan nasional. Ri-Ra= PPij
: Persentase perubahan PDRB tenaga kerja yang disebabkan
oleh komponen
pertumbuhan proporsional.
ri-Ri = PPWij : Persentase perubahan PDRB tenaga kerja yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan pangsa
wilayah Budiharsono, 2005. Dalam analisis Shift Share SS terdapat 4 kuadran yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi kinerja sektor-sektor yang terdapat dalam suatu wilayah, yaitu 1 kuadran I, sektor yang berada di daerah ini
mempunyai pertumbuhan yang cepat dan berdaya saing, 2 kuadran II; sektor di daerah ini pertumbuhannya cepat, tetapi relatif tidak berdaya
saing PP positif tetapi PPW negatif 3 kuadran III, pertumbuhan sektornya lambat dan relatif tidak berdaya saing PP dan PPW sama-sama
negatif dan 4 kuadran IV, sektor di daerah ini pertumbuhannya lambat, tetapi daya saingnya relatif baik PP bernilai negatif, tetapi PPW positif.
Terdapat 3 tiga kelemahan utama dalam analisis Shift Share SS, yaitu 1 persamaan Shift Share hanyalah identity equation yang tidak
commit to user 22
mempunyai implikasi keperilakuan, 2 komponen PN menyiratkan bahwa laju pertumbuhan suatu wilayah hanya disebabkan oleh kebijakan nasional
tanpa memperhatikan faktor-faktor lainnya dan 3 baik komponen PP maupun PPW mengasumsikan bahwa perubahan penawaran dan
permintaan, teknologi dan lokasi diasumsikan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan wilayah. Di samping itu, diasumsikan juga bahwa semua
barang hanya dipasarkan di wilayah itu sendiri Anonim, 2008. 8. Angka pengganda
Pengganda pendapatan
merupakan penjumlahan
pengaruh langsung dan tak langsung. Menurut konsep ekonomi basis wilayah, pada
dasarnya pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah terjadi karena adanya efek pengganda dari pembelanjaan kembali pendapatan yang
diperoleh melalui penjualan barang dan jasa yang dihasilkan wilayah tersebut yang dipasarkan ke luar wilayah. Besarnya kekuatan efek
pengganda tersebut yang mendorong pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh koefisien pengganda yang dihasilkan.
Pendapatan memiliki kelebihan sebagai alat ukur terutama apabila model ekonomi basis digunakan untuk mengukur dampak potensial
wilayah sebagai pasar. Rumus perhitungan Pengganda pendapatan jangka pendek MS adalah :
MS =
Rasio YNY menggambarkan proporsi dari Total pendapatan yang dihasilkan oleh aktivitas lokal atau aktivitas penduduk dalam
perekonomian wilayah. ∆Y = MS x ∆YB
Keterangan : Y
: Pendapatan Total YN
: Pendapatan semua Sektor Non Pertanian ∆Y
: perubahan pendapatan sektor pertanian ∆YB : perubahan Pendapatan Sektor Pertanian
commit to user 23
Pengganda tenaga kerja adalah besarnya kesempatan kerja tersedia pada sektor tersebut sebagai akibat penambahan permintaan akhir dari
sektor yang bersangkutan dalam satu satuan rupiah. Sedangkan untuk menghitung angka pengganda tenaga kerja dengan rumus sebagai berikut :
k = ∆N = ∆ NB . k
Keterangan : K
: pengganda tenaga kerja N
: jumlah tenaga kerja total seluruh sektor NB
: jumlah tenaga kerja sektor basis ∆N
: pertumbuhan tenaga kerja di dalam wilayah ∆NB : pertumbuhan tenaga kerja di sektor basis
Dari angka pengganda yang telah diperoleh dikalikan dengan pertumbuhan tenaga kerja di sektor basis akan dihasilkan angka
pertumbuhan atau perluasan tenaga kerja dalam wilayah. Jumlah tenaga kerja seluruhnya dalam wilayah itu adalah penjumlahan dari tenaga kerja
di sektor basis dengan tenaga kerja bukan basis Budiharsono, 2005.
C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah