commit to user 8
kerja  sektor  pertanian.  Namun  selama  kurun  waktu  2005-2009  distribusi PDRB,  laju  pertumbuhan  PDRB  sektor  pertanian  dan  sub  sektor  pertanian,
dan  penyerapan  tenaga  kerja  cenderung  berfluktuatif.  Guna  mendukung rencana  pembangunan  daerah  Kabupaten  Blora  dalam  perekonomian,  maka
dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1.  Apakah  sektor  pertanian  dan  sub  sektor  pertanian  merupakan  sektor  dan
sub sektor basis di Kabupaten Blora? 2.  Apakah  sektor  pertanian  dan  sub  sektor  pertanian  di  Kabupaten  Blora
mempunyai pertumbuhan yang cepat dan mempunyai daya saing? 3.  Bagaimana  prioritas  pengembangan  sub  sektor  Pertanian  di  Kabupaten
Blora ? 4.  Berapa  besar  peranan  sektor  pertanian  dalam  perekonomian  wilayah
Kabupaten Blora dilihat dari sisi pendapatan dan sisi tenaga kerja?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.  Untuk  mengkaji  posisi  sektor  pertanian  dan  sub  sektor  pertanian  dalam
perekonomian di  Kabupaten Blora. 2.  Untuk  mengkaji  kecepatan  pertumbuhan  dan  daya  saing  melalui
komponen  pertumbuhan  PP  dan  PPW  sektor  pertanian  dan  sub  sektor pertanian di Kabupaten Blora.
3.  Untuk  mengetahui  prioritas  pengembangan  sub  sektor  Pertanian  di Kabupaten Blora.
4.  Untuk  mengkaji  peranan  sektor  pertanian  dalam  perekonomian  wilayah Kabupaten Blora dilihat dari sisi pendapatan dan sisi tenaga kerja.
D. Kegunaan Penelitian
1.
Bagi  penulis,  dapat  menambah  pengetahuan  tentang  posisi  sektor pertanian  dalam  perekonomian  dan  kontribusi  sektor  pertanian  di
Kabupaten  Blora,  serta  sebagai  salah  satu  syarat  memperoleh  gelar Sarjana  Pertanian  di  Fakultas  Pertanian  Universitas  Sebelas  Maret
Surakarta
.
commit to user 9
2.  Bagi  Pemerintah  Daerah  Kabupaten  Blora,  sebagai  bahan  pertimbangan dalam  perencanaan  maupun  evaluasi  pembangunan  wilayah  berdasarkan
prioritas  pengembangan,  untuk  menetapkan  kebijakan  pembangunan  di wilayah Kabupaten Blora.
3.
Bagi pihak lain dan pemangku kepentingan lain, sebagai bahan informasi dan  pertimbangan  apabila  berminat  melaksanakan  penelitian  di  bidang
yang sama atau sebagai acuan dalam melaksanakan program kegiatan.
commit to user 10
II. LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan  penelitian  Pratomo  2003,  dengan  judul  Keragaan  Sektor Pertanian  dan  Peranannya  Dalam  Perekonomian  Wilayah  di  Kabupaten
Kebumen,  diketahui  dalam  kurun  waktu  tahun  1996-2000  sektor  Pertanian tergolong  sektor  basis  di  Kabupaten  Kebumen  dengan  nilai  LQ  1,95.
Sementara  sub  sektor  pertanian  tanaman  bahan  makanan,  tanaman perkebunan,  peternakan,  dan  kehutanan  merupakan  sektor  basis,  sedangkan
sub  sektor  perikanan  merupakan  sub  sektor  non  basis.  Berdasarkan  analisis Shift  share,  sektor  pertanian  mengalami  pertumbuhan  positif  0,962  yang
dihasilkan  dari  komponen  pertumbuhan  daerah  1,197,  komponen pertumbuhan  proporsional  -0,140,dan  komponen  pertumbuhan  diferensial
-0,475. Setelah digabungkan antara LQ dan shift share untuk menentukan sektor  prioritas,  sektor  pertanian  merupakan  prioritas  alternatif.  Peranan
pertanian  dilihat  dari  angka  pengganda  pendapatan  sebesar  2,53  yang  berarti bahwa  setiap  Rp.  1,00  pendapatan  sektor  pertanian  akan  menghasilkan
pendapatan wilayah di Kabupetan Kebumen sebesar Rp. 2,53.- Sementara itu, dari  sisi  tenaga  kerja  melalui  angka  pengganda  tenaga  kerja  sektor  pertanian
menunjukkan  angka  2,782  artinya  sebanyak  66.474  orang  yang  akan mengakibatkan  perubahan  jumlah  tenaga  kerja  total  di  wilayah  Kabupaten
Kebumen sebesar 170.070 orang. Penelitian  Bramasto  2004  dengan  judul  Peranan  Sektor  Pertanian
dalam  Perekonomian  Wilayah  di  Kabupaten  Karanganyar,  menunjukkan bahwa peranan sektor pertanian terhadap perekonomian wilayah di Kabupaten
Karanganyar  ditinjau  dari  sisi  pendapatan  melalui  angka  penggandanya memiliki  kecenderungan  menurun.  Peranan  sektor  pertanian  terhadap
perekonomian  wilayah  di  Kabupaten  Karanganyar  ditinjau  dari  sisi  tenaga kerja melalui angka penggandanya memiliki kecenderungan statis.
10
commit to user 11
Muryani  2005  dalam  penelitian  berjudul  Identifikasi  dan  Kontribusi Sektor  Pertanian  Dalam  Perekonomian  Wilayah  Kabupaten  Semarang,
selama  kurun  waktu  1999-2003  menyimpulkan  bahwa  sektor  pertanian merupakan  sektor  non  basis,  sementara  sub  sektor  perkebunan,  peternakan,
dan  kehutanan  merupakan  sub  sektor  basis,  sedangkan  sub  Sektor  tanaman makanan  dan  perikanan  termasuk  dalam  sub  sektor  non  basis.  Kontribusi
pertanian  pada  tahun  2002  dilihat  dari  angka  pengganda  pendapatan  sebesar 4,71 artinya setiap Rp. 1,00,- pendapatan sektor pertanian akan menghasilkan
rata-rata  pendapatan  wilayah  Kabupaten  Semarang  sebesar  Rp.  471, sedangkan  kontribusi  Sektor  Pertanian  dilihat  dari  angka  pengganda  tenaga
kerja tahun 2001 sebesar 2,24 artinya setiap perubahan 100 satuan kerja sektor Pertanian  akan  berakibat  merubah  tenaga  kerja  di  Kabupaten  Semarang
sebesar 224 satuan. Ropingi  2006  dalam  penelitian  berjudul  Efek  Alokasi  dan  Kontribusi
Sektor Pertanian Dalam Menghadapi Otonomi Daerah di Kabupaten Boyolali menyebutkan  bahwa  berdasarkan  nilai  efek  alokasi  sektor  perekonomian  di
Kabupaten Boyolali dapat dikelompokkan menjadi sektor pertanian dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor yang mempunyai
keunggulan  kompetitif  dan  terspesialisasikan,  sektor  listrik,  gas,  air  bersih; sektor  bangunan  dan  kontruksi  serta  sektor  jasa-jasa  termasuk  sektor  yang
mempunyai  keunggulan  kompetitif  namun  tidak  terspesialisasi,  sektor pertambangan,  penggalian  dan  sektor  industri  pengolahan    merupakan  sektor
yang  tidak  memiliki  keunggulan  kompetitif  dan  juga  tidak  terspesialisasi. Sedangkan nilai angka pengganda pendapatan MS yang relatif stabil dengan
nilai rata-rata selama lima tahun  berkisar  3,11695, tertinggi pada tahun 2001 dengan  nilai  3,211500297.  Pada  tahun  1998  itu  juga  dihasilkan  nilai  MS
3,108554259, artinya bahwa setiap investasi satu rupiah pendapatan sub sektor pertanian  menghasilkan  pendapatan  di  sektor  pertanian  sekitar  3,108554259
rupiah pada tahun 1998. Keempat  penelitian  terdahulu  menjadi  referensi  dalam  penelitian  ini
dikarenakan  penelitian  tersebut  memusatkan  pada  sektor  pertanian  yang
commit to user 12
memberikan kontribusi besar pada perekonomian daerah, selain itu Kabupaten Kebumen,  Kabupaten  Semarang,  Kabupaten  Karanganyar  dan  Kabupaten
Boyolali  berada  dalam  lingkup  yang  sama  dengan  Kabupaten  Blora,  yaitu  di wilayah  Propinsi  Jawa  Tengah.  Selain  itu  keempat  penelitian  terdahulu  ini
menggunakan  metodologi  yang  sama  dalam  menentukan  posisi  sektor pertanian dan peranan sektor pertanian, dimana untuk mengetahui posisi basis
atau non basis dari sektor pertanian digunakan analisis LQ, sedangkan analisis shift  share  digunakan  untuk  menentukan  pertumbuhan  sektor  pertanian,  dan
peranan sektor pertanian dapat diperlihatkan dengan adanya angka pengganda pendapatan dan angka pengganda tenaga kerja.
B. Tinjauan Pustaka