Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

ibunya. 12 Salah satu yang dianjurkan dalam ajaran Agama Islam adalah agar senantiasa mampu menjaga keturunan yakni dalam hal garis keturunan atau nasap. Oleh karna itu, memelihara dan menjaga garis keturunan dalam hal ini ialah nasab. Ulama fiqih sepakat mengatakan bahwa nasap merupakan salah satu fondasi yang kokoh dalam membina suatu kejelasan akan setatus yang dimiliki oleh seseorang anak yang baru lahir, Nasap merupakan sebuah karunia yang paling besar bagi setiap manusia yang dilahirkan kedunia, nasap juga merupakan hal yang paling utama yang harus dimiliki oleh seorang manusia yang lahir agar terhindar dari kehinaan dan kelantaran. Memberikan kewajiban penuh bagi orang tua untuk memelihara dan menajaga anaknya berkaitan dengan setatus nasab yang merupakan hak pertama bagi seorang anak, pada tahapan berikutnya anak yang lahir dari rahim seorang ibu akan memperoleh hak mendapatkan perawatan dan nafkah secara layak terhadap hak waris dan hak perwalian. 13 Hadiah yang paling berharga bagi bayi yang baru lahir adalah ASI, ASI merupakan makanan terbaik dan paling sempurna untuk bayi. Adapun manfaat ASI untuk bayi sangat banyak antara lain: 14 1. Bayi mendapatkan nutrisi dan enzim terbaik yang dibutuhkan. 2. Bayi mendapatkan zat-zat imun, sera perlindungan dan kehangatan melalui kontak dari kulit kekulit dengan ibunya. 3. Meningkatkan sensitivitas ibu akan kebutuhannya. 12 Bimbingan Islam, Fatwa Kedokteran, Fiqih, Kesehatan Islam, Op. Cit. 13 M. Nurullrfan, Nasap dan setatus anak dalam hukum Islam Jakarta: Amzah, 2012, h. 8-15. 14 Joan Nelison, Cara Menyusui Yang Baik Jakarta: ARCAN, 1985, h. 1. 4. Mengurangi pendarahan, serta konservasi zat besi, protein, dan zat lainnya, mengingat ibu tidak haidh sehingga mengingat zat yang terbuang. 5. Penghematan karena tidak membeli susu. 6. Asi eksklusif dapat menurunkan angka kejadian alergi, terganggunya pernapasan, diare, dan obesitas pada anak. 15 Majelis Ulama Indonesia MUI mengeluarkan fatwa nomer 28 tahun 2013, tentang seputar donor air susu ibu Istirdla ‟ bahwasanya donor air susu ibu diperbolehkan dengan bunyi Seseorang ibu boleh memberikan ASI kepada anak yang bukan anak kandungnya. Demikian juga sebaliknya, seseorang anak boleh menerima ASI dari ibu yang bukan ibu kandungnya sepanjang memenuhi syar‟i. Dan dengan ketentuan Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 233 yang berbunyi:  ل  ل  ل  ل  Artinya : “ para ibu hendaklah menyususkan anak-anaknya selama dua tahun penuh”,. 16 Berdasarkan uraian diatas donor air susu ibu diperbolehkan oleh Fatwa MUI Majelis Ulama Indonesia bahwa dalam hukum Islam salah satu penghalang pernikahan adalah terjadinya sepersusuan Radha‟ah. Dengan diperbolehkannya donor air susu ibu dapat mengakibatkan soudara sepersusuan dan menjadi 15 Nurheti Yuliarti, keajaiban ASI Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2010, h. 8. 16 Yayasan penyelenggara penerjemah Al- Qur‟an , Op. Cit. h. 37. penghalang bagi pernikahan dengan saudara sepersusuan, dengan ketentuan- ketentuan Majelis Ulama Indonesia tersebut, kenapa tidak digantikan saja dengan susu formula agar tidak mempunyai akibat hukum. Oleh sebab itu peneliti tertarik meneliti secara detail dan mendalam bagaimana pandangan hukum Islam tentang Fatwa MUI yang memperbolehkan donor air susu ibu. Maka penulis meneliti sekripsi yang berjudul “ ISTIRDLA ’ DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM Analisis Fatwa MUI Nomor 28 Tahum 2013 Tentang Seputar Donor Air Susu Ibu”.

D. Rumusan Masalah

Merujuk pada pemaparan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu: 1. Apa yang menjadi pertimbangan MUI mengeluarkan Fatwa diperbolehkannya donor air susu ibu? 2. Bagaimana pandangan hukum Islam tentang pertimbangan MUI mengeluarkan Fatwa memperbolehkan donor air susu ibu?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian a. Agar mengetahui dan memahami bagaimana pandangan hukum Islam terhadap Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomer 28 tahun 2013 tentang seputar donor air susu ibu. b. Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum SH, pad a fakutas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. 2. Kegunaan penelitian Kegunaan penelitian teroritis ini sebagai bentuk konstribusi dalam rangka memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi ataupun bahan diskusi bagi para mahasiswa Fakultas Syari‟ah, maupun masyarakat serta berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan hukum islam.

F. Metode Penelitian

Dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul Istirdla ‟ dalam pandangan hukum islam analisis fatwa mui nomer 28 tahun 2013 tentang seputar donor air susu ibu, penulis menggunakan metode untuk memudahkan dalam pengumpulan data, pembahasan dan menganalisis data. Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut: 1. Jenis dan Sifat Penelitian Dilihat dari jenis penelitiannya, maka penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan library research adalah pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang berasal dari berbagai sumber dan dipublikasikan secara luas serta dubutuhkan dalam penelitian hukum normatif. 17 Untuk memperoleh data ini, penulis mengkaji literatur-literatur berasal dari perpustakaan yang memiliki 17 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti, 2004, h. 81. relevansi dengan penelitan yang penulis lakukan. Literatur yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini antara lain yaitu Al- Qur‟an, Al-Hadis, peraturan pemerintah republik Indonesia nomer 33 tahun 2012 tentang pemberian air susu ibu eksklusif, Buku-Buku Fiqih, Buku mengenai kesehatan. Serta literatur lainnya yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang dikaji oleh penulis dalam penelitian ini. 2. Sumber Data Guna memperoleh bahan hukum yang akurat untuk penulisan skripsi ini, maka bahan-bahan hukum tersebut diperoleh melalui tiga cara yaitu sumber bahan hukum primer,sumber bahan hukum sekunder, dan sumber bahan hukum tersier. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan tentang sumber data tersebut, yaitu: a. Sumber bahan hukum primer Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang sifatnya mengikat atau berhubungan dengan permasalahan yang terkait. Dalam hal ini Al- Qur‟an dan Hadits yang berkaitan dengan donor air susu ibu dan pendapat para ulama tentang donor air susu ibu. b. Sumber bahan hukum sekunder Bahan hukum skunder yaitu bahan hukum yang sifatnya menjeaskan bahan hukum primer, yaitu berupa buku-buku literatur, karya ilmiyah untuk mencari konsep-konsep, teori pendapat yang berkaitan erat dengan permasalahan yang dikaji. Berdasarkan teori maka bahan hukum primer