Landasan Hukum Fatwa Mui Tentang seputar Donor Air Susu Ibu

penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi. 68 Karena pentingnya air susu ibu terhadap bayi disebukan juga dalam Al- Qur‟an surat QS. Al-Baqarah ayat 233 yang berbunyi: Dan ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara maruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya. 69 Oleh sebab itu air susu ibu lebih mengandung banyak manfaat jika dibadingkan dengan susu formula. 2. Bahwa untuk kepentingan pemenuhan ASI bagi anak-anak tersebut, muncul inisiasi dari masyarakat untuk mengoordinasikan gerakan berbagai Air Susu Ibu serta Donor ASI. Kemajuan didalam bidang iptek dan tuntutan pengembangan yang telah menyentuh dari berbagai aspek kehidupan sehingga membuat beberapa kemudahan bagi masyarakat seluruh dunia untuk mengembangkan beberapa kepentingan bersama, dalam hal ini munculah inisiatif masyarakat untuk mengordinasikan gerakan berbagai air susu ibu serta donor ASI untuk membantu ibu-ibu yang yang tidak bisa memenuhi asupan ASI untuk sibayi. Oleh karna itu sudah merupakan kewajaran dan keniscayaan jika setiap timbul persoalan baru umat mendapatkan jawaban Fatwa yang mengatur tentang donor air susu ibu yang sesuai dengan ajaran Islam dan memenuhi syariat Islam. 68 Utami Roesli, Mengenal ASI Eksklusif Jakarta: PT Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara, 2013, h. 8. 69 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur‟an, Op. Cit. h. 37. 3. Bahwa ditengan masyarakat muncul pertanyaan mengenai ketentuan Agama mengenai masalah tersebut diatas serta hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah keagamaan sebagai akibat dari aktivitas tersebut; Karena adanya gerakan donor air susu ibu tersebut sehingga masyarakat membutuhkan pedoman yang kaitanya dengan Agama, dan Hadist untuk mencegah kekeliruan dan merusak nasap bagi pendonor air susu ibu dan bayi yang menerima donor air susu ibu tersebut. Sehingga lembaga Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan Fatwa yang berkaitan dengan donor air susu ibu sebagai pedoman ditengah masyarakat. 4. Bahwa oleh karena itu dipandang perlu menetapkan fatwa tentang seputar masalah donor air susu ibu istirdha guna dijadikan pedoman. Dengan adanya Fatwa dari Majelis Ulama Indonesia sekaligus jawaban pertanyaan mengenai ketentuan Agama tentang seputar masalah donor air susu ibu serta hal-hal lain yang terkait dengan masalah keagamaan sebagai akibat dari aktifitas tersebuat, sehingga perlu adanya Fatwa sebagai pedoman dan jawaban untuk masyarakat, agar masyarakat mengerti bagaimana keuntungan dan dampak dari donor air susu ibu tersebut.

C. Substansi Fatwa MUI No. 28 Tahun 2013

A. Ketentuan Hukum Majelis Ulama Indonesia MUI harus membuat fatwa no. 13 tahun 2013 tentang seputar donor air susu ibu, berdasarkan fatwa yang dibuat pada tanggal 13 Juli 2013 ini, setidaknya ada delapan poin ketentuan hukum yang disampaikan oleh Komisi Fatwa MUI yang dipimpin oleh Prof. Dr. H. Hasanuddin AF, MA. ini yaitu : 1. Seseorang ibu boleh memberikan ASI kepada anak yang bukan anak kandungnya. Demikian juga sebaliknya, seorang anak boleh menerima ASI dari ibu yang bukan ibu kandungnya sepanjang memenuhi syar‟i. Alasan utama diwajibkannya seorang ibu menyusui anaknya adalah karena air susu ibu merupakan minuman dan makanan terbaik secara alamiah maupun medis. 70 Oleh Karna itu Islam juga memberikan dukungan untuk memberikan pertolongan kepada semua yang lemah apapun sebab kelemahannya. Lebih-lebih bila yang bersangkutan bayi yang prematur yang tidak mempunyai daya dan kekuatan. 71 semua itu dilakukan agar bayi mendapatkan perkembangan yang sesuai dengan kebutuhan bayi serta meningkatkan kualitas hidup dimasa yang akan datang, maka perlu adanya peran dari masyarakat khususnya wanita yang mempunyai kesuburan ASI untuk diberikan kepada bayi yang membutuhkan dengan ketentuan yang sesuai dari pedoman fatwa MUI dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 33 Tahun 2012 tentang air susu ibu Ekskusif. 2. Kebolehan memberikan dan menerima ASI harus memenuhi kekuatan sebagai berikut: a. Ibu yang memberikan ASI harus sehat, baik fisik maupun mental. Perlu diketahui bahwa Susuan akan mempengaruhi fisik dan psikis anak. Oleh karena itu, jika hendak menyusukan anak kepada prempuan lain, Islam 70 Ahsin W. Al-Hafidz, Fikih Kesehatan Jakarta: AMZAH, 2010, h. 262. 71 Ibid. h. 268. menganjurkan agar orang tua menitipkan anaknya kepada wanita salehah dan cerdas demi terbentuknya generasi yang unggul dan terdepan. 72 Ketentuan ini sejalan dengan penulis karena ASI merupakan asupan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan bayi yang belum berusia dua tahun, maka sangat dianjurkan memilih ibu yang sehat baik fisik maupun mental karena ketentuan tersebut sangat mempengaruhi kesehatan bayi dan keperibadian anak susu dimasa yang akan datang. b. Ibu tidak sedang hamil. Karena khawatir kekurangan gizi. Ibu hamil sekaligus menyusui harus mendapat super ekstra asupan gizi. Asupan makanan dengan kandungan protein dan karbohidrat yang lebih tinggi dibutuhkan seorang ibu yang hamil dan menyusui, karena keadaan ini memang memerlukan tambahan tenaga. Gizi terutama kalsium, bisa meminum kalsium posfat 1-2x sehari dan vitamin kehamilan serta juga lebih sering memakan makanan alami. Dan lebih-lebih Keadaan fisik dan psikis ibu sang ibu pasti merasa lelah secara fisik dan psikis saat ini, belum lagi mual dan muntah karena kehamilan morning sickness . Oleh karena itu perlu diperhatikan keadaan ibu, jika tidak memungkinkan maka jangan menyusui ketika hamil, lebih banyak beristirahat. 73 3. Pemberian ASI sebagaimana dimaksud pada ketentuan angka 1 menyebabkan terjadinya mahram haram terjadi pernikahan akibat radha persusuan. 72 Imam Ibnu Hajar Al- „Asqalany, Bulughul Maram Five In One Jakarta: Noura Books PT Mizan Publika, 2015, h. 665. 73 Raehanul Bahraen, Menyusui Ketika Hamil, Berbahayakah? Syariat Dan Medis Agaustus, 2012, h. 3.