4.5. Prosedur Penelitian
Tahapan-tahapan dalam penelitian disebut juga dengan prosedur penelitian. Adapun prosedur penelitian tersebut dapat dilihat ada Gambar 4.2.
4.6. Pelaksanaan Penelitian
Tahapan awal dalam penelitian ini ialah melakukan pengamatanobservasi terhadap lingkungan perusahaan. Penelitian ini juga dilakukan untuk tujuan
mengamati keadaan setiap departemen secara global yang ada di PT. PLN persero Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan Sektor Tarahan. Setelah itu
melakukan identifikasi masalah pada bagian maintenance machine perawatan mesin, dan bagian peralatan yang sering mengalami kerusakan sehingga
menghambat kegiatan proses produksi yang ada. Adapun cara yang dilakukan untuk identifikasi masalah selama penelitian
ialah dengan mengumpulkan data kartu kerusakan dari rendal har dan dilakukan monitoring mesin BFP menggunakan komputer yang ada di ruang enjinering.
Setelah mendapatkan data-data yang diinginkan maka dilakukan perhitungan untuk mencari jadwal perbaikan preventive maintenance. Setelah
dilakukan perbaikan sesuai jadwal preventive maka langkah selanjutnya mencari solusi untuk meminimasi downtime.
Universitas Sumatera Utara
4.7. Pengumpulan Data
4.7.1. Sumber Data
Berdasarkan sumber diperolehnya data pada penelitian ini, maka data dibagi kedalam dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer Data primer yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
– Lama proses perbaikan BFP – Urutan kerja perbaikan
– Waktu kerusakan mesin dan interval kerusakan mesin – Tindakan perawatan bagian operator
2. Data sekunder Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
– Jumlah kerusakan produksi – Jadwal pemeliharaan
– Jumlah tenaga kerja di bagian pemeliharaan – Jadwal kerja bagian operator
– Urutan proses produksi air
4.7.2. Metode Pengumpulan Data Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara, yaitu melakukan wawancara secara individual dengan pihak
perusahaan, terutama dengan bagian maintenance dan bagian produksi. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai cara
Universitas Sumatera Utara
preventive maintenance yang digunakan perusahaan, masalah-masalah yang timbul dalam kerusakan mesin beserta komponennya, informasi keadaan
lingkungan perusahaan. 2. Dokumentasi perusahaan, yaitu mengumpulkan data yang dilakukan dengan
mencatat data dokumentasi perusahaan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yaitu: mengumpulkan data kartu kerusakan dari rendal har,
mencari data operasi mesin BFP dan system pengoperasian mesin BFP.
3. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung untuk melihat bagaimana urutan proses pembuatan produk mulai dari awal sampai akhir.
4.8. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan dapat diolah dan diproses sesuai dengan langkah-langkah dalam diagram alir metodologi penelitian. Pengolahan data yang
dimaksudkan di sini adalah mengolah data sedemikian rupa sehingga data mentah yang berasal dari perusahaan dapat berubah menjadi data yang mempunyai arti
dalam pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah:
4.8.1. Penentuan Mesin dan Komponen Kritis
Mesin kritis ditentukan berdasarkan data kerusakan mesin-mesin yang ada sehingga dapat diketahui mesin yang memiliki total downtime rata-rata terlama
dan frekuensi rata-rata breakdown. Setelah diketahui mesin kritisnya, maka komponen kritis dapat ditentukan berdasarkan data kerusakan tiap komponen
mesin yang memiliki total downtime terbesar, serta frekuensi breakdown tertinggi.
Universitas Sumatera Utara
4.8.2. Perhitungan TTF Time To Failure dan TTR Time To Repair untuk
Masing-Masing Komponen
Setelah mendapatkan komponen dengan frekuensi kerusakan terbesar selanjutnya dilakukan perhitungan time to failure atau interval antar kerusakan.
Perhitungan ini dilakukan dengan menghitung waktu dari keadaan mesinperalatan selesai diperbaiki setelah kerusakan hingga saat terjadi kerusakan
berikutnya. Sendangkan untuk time to repair atau downtime didapatkan dari mulai kerusakan yang terjadi pada komponen mesinperalatan hingga selesai komponen
tersebut diperbaiki atau setelah pergantian komponen pada mesinperalatan tersebut.
4.8.3. Identifikasi Distribusi pada TTF Time To Failure dan TTR Time To
Repair pada Masing-Masing Komponen
Perhitungan yang dilakukan untuk mengidentifikasi Index of Fit r pada time to failure dan time to repair pada masing-masing komponen menggunakan
empat model distribusi, setelah perhitungan Index of Fit r dilakukan maka selanjutnya dipilih nilai r terbesar dari keempat model distribusi tersebut. Ada 4
model distribusi yang digunakan dalam menggambarkan laju kerusakan atau kehandalan, antara lain:
a. Distribusi Weibull b. Distribusi Exponential
c. Distribusi Normal d. Distribusi Lognormal
Universitas Sumatera Utara
4.8.4. Menentukan Index of Fit
Dalam tahap ini dilakukan penentuan nilai Index of Fit r untuk data MTTF Mean Time To Failure maupun MTTR Mean Time To Repair. Mencari
nilai r dapat menggunakan cara manual dengan mencari nilai r dengan rumus korelasi, dimana nilai r terbesar pada setiap distribusi kerusakan adalah yang
dipilih Distribusi exponential, Weibull, Lognormal, dan Normal. Selain cara manual dapat juga menggunakan software Minitab 14.
4.8.5. Melakukan Goodness of Fit Test pada Masing-Masing Komponen
Perhitungan Goodness of Fit Test dilakukan setelah didapatkan nilai r terbesar setelah perhitungan Index of Fit. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah data yang telah diperoleh sesuai atau mendekati distribusi dari nilai r terbesar. Apabila tidak didapatkan hasil perhitungan yang menyatakan
bahwa data sesuai dengan distribusi yang terpilih, maka dilakukan pengujian ulang dengan mengunakan nilai r terbesar kedua yang didapatkan dan begitu
seterusnya hingga diperoleh kesesuaian dengan distribusi tertentu. Gooness of Fit yang digunakan untuk masing-masing distribusi adalah Goodness of Fit ‘Mann’
untuk “distribusi Weibull”, Goodnes of Fit ‘Barlett’ untuk “distribusi Exponential”, Goodness of Fit ‘Kolomogorov-smirnov’ untuk “distribusi Normal
dan Lognormal”.
Universitas Sumatera Utara
4.8.6. Menentukan Distribusi yang Digunakan
Distribusi yang digunakan diambil berdasarkan korelasi r terbesar pada perhitungan Index of Fit. Apabila hasil pengujian Goodness of Fit berbeda dengan
Index of Fit, maka penentuan distribusi sesuai dengna hasil pengujian goodness of Fit. Apabila didapat hasil pengujian distribusi Exponential, maka data tersebut
tidak dapat diolah lebih lanjut, karena bila data Exponential, waktu kerusakannya konstan dan harus kembali pada tahap pengumpulan data kembali.
4.8.7. Perhitungan Parameter dari Masing-Masing Distribusi dan Perhitungan MTTF
Mean Time To Failure dan MTTR Mean Time To Repair.
Perhitungan MTTF dan MTTR dilakukan setelah terpilihnya distribusi dengan nilai r terbesar. Perhitungan MTTF dan MTTR menggunakan parameter
dari distribusi yang terpilih. Berikut ini adalah perhitungan nilai MTTF untuk masing-masing distribusi adalah:
a. Distribusi Weibull, Ebeling 1997 MTTF =
+ Γ
1 1
. β
θ
Nilai
+
Γ β
1 1
→di dapat dari x
Γ = tabel fungsi Gamma Lihat di
Lampiran b. Distribusi Exponential
λ 1
= MTTF
Universitas Sumatera Utara
c. Distribusi Normal MTTF =
µ d. Distribusi Lognormal
MTTF =
2
2
.
s med
e t
Sedangkan untuk nilai MTTR langkah perhitungannya hampir sama sepert MTTF.
4.8.8. Perhitungan dan Perbandingan Kehandalan Reliability pada Mean
Time To Failure MTTF Tanpa dan Dengan Preventive Maintenance
Perhitungan reliability dilakukan untuk mengetahui tingkat kehandalan dari suatu mesin dan komponen setelah dilakukan kegiatan preventive
maintenance. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai MTTF yang telah dihitung, lalu setelah melakukan perhitungan reliability; dilakukan perbandingan
reliability sebelum dan sesudah tindakan preventive maintenance beserta simulasinya untuk melihat kurva kinerja reliability.
4.8.9. Perhitungan dan Perbandingan Total Downtime Sebelum dan
Sesudah Preventive Maintenance
Perhitungan downtime dilakukan untuk mengetahui life time komponen dari suatu mesin dan mengetahui lamanya mesin berhenti produksi selama mesin
mengalami kerusakan. Setelah melakukan perhitungan downtime, lalu dilakukan perbandingan downtime sebelum dan sesudah tindakan preventive maintenance
beserta persentase penghematan waktu yang dapat dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
4.9. Analisis Pemecahan Masalah
Analisis pemecahan masalah dilakukan terhadap hasil yang diperoleh dari pengolahan data, yaitu dengan menganalisis kondisi aktual di lapangan berupa
performansi perusahaan saat ini. Kemudian membandingkan kondisi tersebut dengan standar-standar yang ada dan kondisi ideal yang seharusnya dipenuhi.
4.10. Kesimpulan dan Saran
Pada tahap akhir dari penelitian ini ditarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan pada tahap sebelumnya.
Selanjutnya akan diberikan saran-saran yang dianggap penting dan mungkin untuk ditindaklanjuti baik untuk kepentingan praktisi, pihak perusahaan maupun
untuk penyempurnaan bagian penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
Identifikasi Masalah dan Penetapan Tujuan
Pengumpulan Data
Data Primer Data Sekunder
- Sejarah perusahaan - Sturuktur organisasi
- Proses produksi - Lingkup kegiatan produksi dan fasilitas
Studi Pendahuluan
- Studi literatur - Pengamatan langsung pada perusahaan
Penentuan Objek Penelitian
Pengolahan Data
1. Penentuan Mesin dan Komponen Kritis
2. Perhitungan TTF Time To Failure dan TTR Time To Repair
3. Identifikasi Distribusi
4. Menentukan Index of Fit
5. Melakukan Goodness of Fit Test
6. Menentukan distribusi yang digunakan
7. Perhitungan Parameter dan Perhitungan MTTF dan MTTR
8. Perhitungan Reliability Tanpa dan Dengan Preventive Maintenance
9. Perhitungan dan Perbandingan Total Downtime Sebelum dan Sesudah
Preventive Maintenance
Analisis Pemecahan Masalah
Kesimpulan dan Saran
- OPC produksi - Data mesin yang sering terjadi kerusakan
- Waktu kerusakan mesin dan interval kerusakan mesin
Gambar 4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Rencana implementasi total preventive maintenance dilaksanakan dalam beberapa tahapan yang terdiri dari: Seiichi Nakajima, 1988
a. Tahap Pelaksanaan Merupakan tahap estimasi, pengembangan dan pelaksanaan guna
mendapatkan hasil yang menguntungkan dengan penerapan total preventive maintenance yang meliputi:
- Membentuk pemeliharaan terencana - Preventif maintenance analysis
- Efektifitas peralatan - Autonomous maintenance
- Maintenance prevention b. Tahap Pemantapan
Merupakan tahapan akhir dari implementasi total preventive maintenance . Pada tahapan ini dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan total preventive
maintenance yang telah dilakukan.
5.1. Tahap Pelaksanaan
5.1.1 Membentuk Pemeliharaan Terencana
Tahap awal dari pelaksanaan total preventive maintenance adalah membentuk suatu system pemeliharaan yang terencana dengan membuat semua
kegiatan pemeliharaan yang tadinya tidak terencana menjadi terencana dengan
Universitas Sumatera Utara
cara pengorganisiran, perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan sesuai dengan jadwal serta melakukan pencatatan dan pengendalian history pemeliharaan.
Pemeliharaan terencana ini menekankan pada aspek permesinan dalam hal ini, mechanical focusing planned maintenance, yang berarti penjaminan agar
mesin selalu dalam spesifikasi performanya dilihat dari aspek mekanisnya namun demikian tanpa mengesampingkan aspek elektrisnya. Dalam system ini dibuat
suatu penjadwalan dan instruksi yang dibuat lebih rinci mengenai system pemeliharaan rutin yang memerlukan pemeliharaan yang terprogram pada suatu
permesinan yang sama. Untuk itu dibuat suatu kegiatan pemeliharaan yang bersifat periodic yang
berpedoman kepada rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan yang bersifat periodic ini terbagi menjadi tiga yaitu yearly maintenance, monthly
maintenance dan daily maintenance. Semua rencana kegiatan maintenance tersebut terangkum dalam sebuah jurnal atau form maintenance yang kemudian
diberikan feedback berupa catatan-catatan history mesin yang dilakukan maintenance untuk dapat menjadi data mesin yang berguana pada kegiatan
maintenance dikemudian hari dan tentunya sebagai riwayat mesin itu sendiri.
5.1.2 Preventive maintenance Analysist
Pada tahap ini akan didemonstrasikan kegiatan preventive maintenance pada lini permesinan yang ada guna menentukan waktu pengecekan dan
pergantian sparepart mesin. Sparepart mesin yang menjadi perhatian adalah BFP yaitu sparepart yang seringkali mengalami kerusakan dibandingkan spareparts
Universitas Sumatera Utara
lainnya sehingga menyebabkan mesin mengalami failure operation. Sehingga dengan preventive maintenance analysis kita dapat melakukan optimasi dengan
melakukan pengecekan dan pergantian berkala yang dilakukan pada waktu mesin offline sehingga dapat mengeliminasi jumlah waktu breakdown mesin pada waktu
dan membuat kepastian dalam produksi.
5.1.3 Penentuan Lini Produksi Kritis
Penentuan lini krisis berguna untuk mengetahui lini permesinan mana yang mengalami jumlah kerusakan terbanyak sehingga dapat dilakukan perhatian
lebih dalam preventive maintenance analysist. Adapun tabel kartu kerusakan BFP dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Daftar Kerusakan BFP 2012
No Tanggal
Unit URAIAN GANGGUAN
Seting akurasi
Penggantian Spear part
1 9012012
4 Oli pada motor 4B bocor
√ 2
15012012 4
Discharge valve BFP 4B bocor √
3 16032012
4 Discharge valve BFP 4A tidak bisa open
saat BFP start √
4 09052012
4 Line close cooling BFP 4B dibagian
bearing bocor √
5 10052012
4 Blok Valve Suction BFP 4A Valve nya
Dol √
6 21052012
4 DP BFP 4C sisi Suction High
√ 7
29052012 4
Vibrasi BFP motor 4B tinggi √
8 24052012
3 Line Suction BFP 3C Flanges nya
Bocor √
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Daftar Kerusakan BFP 2012 Lanjutan
No Tanggal
Unit URAIAN GANGGUAN
Seting akurasi
Penggantian Spear part
9 08062012
4 BFP 4B oulet valve bocor
√ 10
14062012 4
Kebocoran oli pada motor 4B √
11 19062012
4 Kebocoran oli pada pompa 4B
√ 12
21062012 3
BFP 4B oulet valve bocor √
13 19072012
3 BFP 3C , Pipa Balancing Water Bocor
Pada Flange √
14 29072012
4 Line Minimum Flow BFP 4B Yang
Masuk ke Deaerator Bocor pada Plange √
15 19082012
4 Vibrasi BFP motor 4B tinggi
√ 16
20082012 3
Check Valve BFP 3B bocor √
17 28082012
4 Relief valve BFP 4B kerja buka terus
√ 18
28082012 3
vibrasi BFP motor 3B tinggi √
19 28082012
4 Bocor pada shaft Discharge Valve BFP
4C √
20 12092012
3 Check Valve BFP 3B bocor keluar air
√ 21
20092012 4
Relief Valve BFP 4C √
22 28092012
4 Discharge Valve BFP 4B
√ 23
25102012 3
BFP 3C Packing Valve Suction Bocor √
24 25102012
4 BFP 4C bocor di relief valve line
balancing √
Sumber: Rendal Har PLTU Tarahan
Tabel 5.1. dapat kita lihat bahwa peralatan yang sering mengalami gangguan pada sisi Turbin ialah BFP Boiler Feed Pump. Selain peralatan yang
sering rusak, BFP juga merupakan mesin yang sangat mempunyai peran penting di dalam PLTU Tarahan, dikarenakan fungsi dari BFP ialah untuk memompakan
air ke boiler drum yang airnya akan dirubah menjadi uap untuk memutar turbin. PLTU Tarahan mempunyai BFP sebanyak 6 mesin untuk 2 unit dengan
jumlah kerusakan mesin sebanyak 8 kejadian dengan jumlah penggantian part sebanyak 4 penggantian. Tingkat kerusakan penggantian part sebesar 79 dari
Universitas Sumatera Utara
100 . Oleh sebab itu demonstrasi preventive maintenance analysist tertuju pada permesinan BFP dengan semua karakteristik khas yang ada.
Gambar 5.1. Distribusi Kerusakan Mesin
5.1.4. Penentuan Nomor Mesin Kritis
Setelah menetapkan lini permesinan kritis, maka selanjutnya menentukan mesin BFP yang paling banyak mengalami kerusakan.
Tabel 5.2. Tabel Kerusakan BFP
Nama Mesin
Total Kerusakan
Seting Akurasi
Setting Akurasi
Penggantian Part
Penggantian Part
BFP 3A BFP 3B
3 3
100 BFP 3C
3 3
100 BFP 4A
2 1
50 1
50 BFP 4B
12 2
17 10
83 BFP 4C
4 2
50 2
50
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.2. Diagram Penggantian Part BFP
Berdasarkan diagram penggantian part mesin BFP, terdapat BFP 4B yang mengalami penggantian part yang paling banyak. Pada tahap pemilihan mesin
untuk dijadikan demonstrasi preventive maintenance analysist adalah yang memiliki penggantian part yang paling tinggi, yaitu BFP 4B.
5.1.5. Penentuan Penggantian Sparepart
Setelah menentukan mesin pada lini permesinanan BFP yang akan dilakukan preventive maintenance analysist, selanjutnya adalah menentukan
sparepart-sparepart pada BFP 4B yang akan menjadi perhatian untuk maintenance analysist.
Universitas Sumatera Utara
Adapun sparepart yang menjadi perhatian adalah:
Tabel 5.3. Sparepart BFP 4B
Sparepart Downtime
kerusakan Downtime
kerusakan Kumulatif
Downtime Valve
5 50
50 motor
3 30
80 pompa
2 20
100
Berikut ini adalah sparepart dari penentuan sebelumnya: 1. Valve: merupakan pengontrol aliran air, baik aliran masuk maupun aliran
keluar. 2. Motor : merupakan mesin penggerak pompa.
3. Pompa: merupakan alat yang mengalirkan air. Prinsip Pareto sebagai aturan 80-20 menyatakan bahwa untuk banyak
kejadian, sekitar 80 daripada efeknya disebabkan oleh 20 dari penyebabnya. Prinsip ini diajukkan oleh pemikir manajemen bisnis Joseph M. Juran, yang
menamakannya berdasarkan ekonom Italia Vilfredo Pareto 15 July 1848 – 19 August 1923, yang pada 1906 mengamati bahwa 80 dari masalah kualitas
produksi atau pelayaan disebabkan oleh 20 masalah yang terjadi pada proses produksi atau pelayanan. Proses analisa akan lebih mudah untuk memisahkan “the
vital view problem” dari “trival many dan kemudian mengidentifikasi masing- masing yang paling mempengaruhi hasil akhir dari produksi atau pelayanan.
Berdasarkan prinsip pareto “80-20” maka dari diagram dibawah ini dapat ditentukan sparepart yang akan dilakukan preventive maintenance analysist, yaitu
Universitas Sumatera Utara
valve dan motor dikarenakan jumlah kumulatif dari kedua sparepart tersebut telah mencukupi dari keseluruhan sparepart.
C2 5
3 2
Percent 50.0
30.0 20.0
Cum 50.0
80.0 100.0
C1 Pompa
Motor Valve
10 8
6 4
2 100
80 60
40 20
C 2
P e
r c
e n
t
Pareto Chat Sparepart BFP 4 B
Gambar 5.3. Pareto Chat Sparepart BFP 4B
5.1.6. Perhitungan Selang Waktu Kerusakan dan Downtime Kerusakan
Data berikut diambil selama periode tahun 2012 yang mengacu pada kartu kerusakan PLTU Tarahan. 2 unit PLTU Tarahan memiliki masing-masing 3 BFP
dengan 2 BFP beroperasi dan 1 BFP standby dan waktu mesin beroperasi selama 24 jam tanpa henti. Mesin akan di change over jika ada kerusakan pada 1 mesin
BFP, tetapi jika mesin mengalami kerusakan pada valve maka ketiga mesin tidak dapat dioperasikan dikarenakan air keluar dari valve tersebut.
Perhitungan waktu downtime kerusakan berdasarkan waktu perbaikan sparepart yang mengalami kerusakan, waktu mesin berhenti beroperasi karena
kerusakan sparepart sampai dengan sparepart tersebut selesai diperbaiki dan telah
Universitas Sumatera Utara
dilakukan running machine pengoperasian mesin untuk check akhir kinerja mesin dan try cut pengoperasan mesin dengna benda kerja. Sedangkan untuk
perhitungan selang waktu kerusakan dihitung sejak mesin selesai diperbaiki dan beroperasi dengan normal sampai dengan waktu sparepart mengalami kerusakan
kembali.
Tabel 5.4. Data Kerusakan Valve BFP 4B
Tanggal Waktu Perbaikan
Downtime Hour
Time to Failure
Day Start
Finish
15012012 10:00
11:30 1:30 -
08062012 8:00
9:15 1:15
145 21062012
14:15 15:45
1:30 13
29072012 13:45
14:45 1:00
38 28092012
17:00 18:15
1:15 61
Tabel 5.5. Data Kerusakan Motor BFP 4B
Tanggal Waktu Perbaikan
Downtime Hour
Time to Failure
Day Start
Finish
09012012 16:15
19:00 2:45
- 14062012
9:30 12:30
3:00 157
19082012 10:45
14:15 3:30
66
5.1.7. Perhitungan Index of Fit dan Pemilihan Distribusi untuk Data Mean
Time to Failure MTTF
Penentuan ini dilakukan dengan menghitung Index of Fit masing-masing distribusi untuk perhitungan Mean Time To Failure MTTF untuk data waktu
kerusakan dan Mean Time to Repair MTTR untuk data perbaikan.
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan yang dilakukan secara manual digunakan untuk mencari nilai Index of Fit dengan menggunakan Microsoft excel 2007 yang berguna untuk
membantu perhitungan secara manual. Untuk mengkomparisasi perhitungan manual digunakan program Minitab 14 untuk kecepatan dan keakuratan
pengolahan data distribusi terhadap hasil yang di dapat dari perhitungan secara manual. Langkah-langkah dalam perhitungan dengan menggunakan Minitab 14
dapat dilihat pada landasan teori sub-bab Index of Fit.
5.1.7.1. Perhitungan Index of Fit dan Pemilihan Distribusi untuk Data Mean
Time to Failure MTTF a. Valve BFP
- Distribusi Eksponensial Tabel 5.6. Tabel Perhitungan
Index of Fit dengan distribusi Eksponensial
i tiday
xi=ti Fti
yi xiyi
xi
2
yi
2
1 13
13 0.159
0.173 2.249
169 0.030
2 38
38 0.386
0.489 18.582
1444 0.239
3 61
61 0.614
0.951 58.011
3721 0.904
4 145
145 0.841
1.838 266.51
21025 3.378
Total 257
257 2
3.451 345.352
26359 4.552
Contoh perhitungan Distribusi eksponensial
0.159 4
. 4
3 .
1 4
. 3
.
= +
− =
+ −
= n
i ti
F
Universitas Sumatera Utara
0.173 159
. 1
1 1
1 1
= −
= −
= ti
F n
yi
249 .
2 173
. 13
. =
= x
yi xi
169 13
2 2
= =
xi 030
. 173
.
2 2
= =
yi
993 .
3.451 -
4.552 4
257 -
26359 4
3.451 -
257 -
345.352 4
2 2
1 2
1 1
2 1
1 2
1 1
2 1
1 1
1 1
1 1
1
= =
−
−
− =
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
= =
= =
= −
=
x x
x x
y y
n x
x n
y x
y x
n r
n i
n i
n i
n i
n i
n i
n i
- Lognormal Tabel 5.7. Tabel Perhitungan Inde of Fit dengan Distribusi Lognormal
i tiday
xi=1n.ti Fti
yi xiyi
xi
2
yi
2
1 13
2.565 0.159
- 1
- 2.565
6.579 1
2 38
3.637 0.386
- 0.29
- 1.055
13.228 0.084
3 61
4.111 0.614
0.29 1.192
16.900 0.084
4 145
4.977 0.841
1 4.977
24.771 1
Total 257
15.29 2
2.549 61.478
2.168
Contoh perhitungan distribusi lognormal
565 .
2 13
1 1
= =
= n
ti n
xi
Universitas Sumatera Utara
0.159 4
. 4
3 .
1 4
. 3
.
= +
− =
+ −
= n
i ti
F
[ ]
1 159
.
1 1
− =
Φ =
Φ =
=
− −
ti F
zi yi
565 .
2 1
565 .
2 .
− =
− =
x yi
xi
579 .
6 565
. 2
2 2
= =
xi
579 .
6 1
2 2
= −
= yi
994 .
- 168
. 2
4 15.29
- 478
. 1
6 4
- 15.29
- 2.549
4
2 2
1 2
1 1
2 1
1 2
1 1
2 1
1 1
1 1
1 1
1
= =
−
−
− =
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
= =
= =
= −
=
x x
x x
y y
n x
x n
y x
y x
n r
n i
n i
n i
n i
n i
n i
n i
- Normal Tabel 5.8. Tabel Perhitungan
Index of Fit dengan Distribusi Normal
i tiday
xi=ti Fti
yi xiyi
xi
2
yi
2
1 13
13 0.159
- 1
- 13
169 1
2 38
38 0.386
- 0.29
- 11.020
1444 0.084
3 61
61 0.614
0.29 17.690
3721 0.084
4 145
145 0.841
1 145
21025 1
Total 257
257 2
138.670 26359
2.168
Universitas Sumatera Utara
Contoh perhitungan distribusi Normal:
0.159 4
. 4
3 .
1 4
. 3
.
= +
− =
+ −
= n
i ti
F
[ ]
1 159
.
1 1
− =
Φ =
Φ =
=
− −
ti F
zi yi
13 1
13 .
− =
− =
x yi
xi
169 13
2 2
= =
xi
579 .
6 1
2 2
= −
= yi
949 .
- 168
. 2
4 257
- 26359
4 -
257 -
670 .
38 1
4
2 2
1 2
1 1
2 1
1 2
1 1
2 1
1 1
1 1
1 1
1
= =
−
−
− =
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
= =
= =
= −
=
x x
x x
y y
n x
x n
y x
y x
n r
n i
n i
n i
n i
n i
n i
n i
Universitas Sumatera Utara
- Weibull Tabel 5.9. Tabel Perhitungan
Index of Fit dengan Distribusi Weibull
i tiday
xi=1n.ti Fti
yi xiyi
xi
2