Preventive maintenance Analisa Penerapan

d. Inspeksi seharusnya yang berdasarkan pada analisis preventive maintenance. e. Frekuensi dalam pembersihan dan inspeksi dalam autonomous maintenance disesuaikan dengan pengalaman operator terhadap mesinnya itu sendiri. 6. Standarisasi a. Membuat standard dan menyusun dengan rapi peralatan dan sparepart yang acapkali dibutuhkan dan diperlukan penggantian diharapkan lokasi tidak terlalu jauh, agar dapat menghemat waktu. b. Modifikasi likungnan kerja agar dapat membuat keleluasan dan kemudahan jangkauan. c. Harus mentaati standart dengan baik. d. Merencanakan dan membuat estimasi penggantian part yang dibutuhkan mesin secara periodic.

6.4. Preventive maintenance

Pada tahap ini proses maintenance bersifat pemeliharaan pencegahan yang memiliki arti melakukan pemeliharaan instalasi permesinan dengan harapan dapat memperkecil aktifitas maintenance itu sendiri. Cara yang harus dilakukan dalam penerapan preventive maintenance adalah dengan meneliti dahulu mesin yang akan dibeli apakah sudah dilengkapi dengan system pemeliharaan pencegahan atau belum, sebab apabila tidak dilengkapi dengan system preventive maintenance akan merepotkan dalam perbaikan, inspeksi dan penyetelan. Universitas Sumatera Utara Dibawah ini adalah lingkup preventive maintenance yang harus dilakukan: a. Memperkecil biaya pemeliharaan dan penurunan kondisi mesin dengan cara mempertimbangkan pengalaman yang lalu yang dikombinasikan dengan teknologi terkini yang ditawarkan sehingga dalam pemilihan saat pembelian mesin dapat diperoleh keandalan, dan keselamatan yang tinggi. b. Membutuhkan kolaborasi antara departemen production engineering dengan departemen maintenance. Sedemikian rupa uraian diatas dapat diperoleh mesin yang memiliki kemudahan dalam perawatan, memiliki keandalan, memiliki teknologi terkini yang memilki efektivitas, efisiensi dan produktivitas yang menguntungkan. Disamping itu dengan preventive maintenance diharapkan dapat mereduksi kecenderungan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perawatan dan perbaikan yang memerlukan biaya yang sangat besaar bagi perusahaan yang dapat mengurani keuntungan usaha perusahaan.

6.5. Analisa Penerapan

Preventive maintenance Preventive maintenance adalah konsep pemeliharaan yang melibatkan keseluruhan pekerjaan pada lingkungan perusahaan Terutama pekerjaan di lantai produksi yang bertujuan mencapai efektivitas pada keseluruhan system produksi melalui partisipasi pekerja dan kegiatan pemeliharaan yang produktif. Konsep ini mengkolaborasikan antara pendekatan kuantitatif berupa pembentukan pemeliharaan terencana, efektifitas peralatan, autonomous maintenance dan Universitas Sumatera Utara preventive maintenance. Rencana implementasi preventive maintenance terbagi menjadi tiga tahapan seperti dibawah ini: 1. Tahap Persiapan Merupakan tahapan awal dari rencana implementasi preventive maintenance yang meliputi: a. Perkenalan sharing Preventive maintenance Perkenalan preventive maintenance harus terstruktur dari level top manajemen hingga level manajemen bawahan sehingga dapat diterima dan ditaati oleh seluruh pekerja. Juga menciptakan suatu kerangka lingkungan kerja pada level bawah yang mendukung implementasi program tersebut. b. Edukasi dan kampanye preventive maintenance Melakukan berbagai macam pendidikan dan pelatihan guna melancarkan implementasi preventive maintenance dari tingkat level pekerja atas sampai level pekerja bawah. 2. Tahap Pelaksanaan Merupakan tahap estimasi, pengembangan dan pelaksanaan guna mendapatkan hasil yang menguntungkan dengan penerapan preventive maintenance yang meliputi: a. Membentuk pemeliharaan terencana Tahap awal dari pada implementasi preventive maintenance adalah dengan membuat suatu rancangan atau schedule menyangkut pemeliharaan yang terencana. Pemeliharaan terencana memiliki arti sebagai sebuah master schedule terhadap intensifikasi perawatan mesin yang terbagi menjadi tiga Universitas Sumatera Utara bagian, yaitu yearly maintenance schedule yang kemudian dikomposisikan ke dalam montly maintenance schedule dan yang terakhir daily maintenance schedule. Ketiga maintenance schedule tersebut berguna untuk melakukan pengawasan, pemeliharaan dan melakukan reportation terhadap kondisi actual mesin yang ada. b. Analisa Preventive maintenance Landasan dasar dari preventive maintenance adalah untuk mengestimasi suatu dalam hal ini consumable sparepart agar dilakukan penggantian pada waktu yang tepat guna meminimasi breakdown mesin yang dapat menggangu kelancaran produki. Analisa preventive maintenance adalah suatu metode untuk menentukan waktu pemakaian optimal dari suatu consumable sparepart mesin. Dengan estimasi preventive maintenance didapat waktu penggantian sparepart dan waktu pemeriksaannya. Adapun demonstrasi estimasi consumable sparepart, dilakukan pada lini pemesinan BFP dengan hasil sebagai berikut:

6.8. Hasil Preventive maintenance Analysist