Dari uraian diatas dapat diperoleh mesin yang memiliki efektivitas tinggi dan dapat memberikan keuntungan, baik keuntungan strategi maupun keuntungan
yang menyangkut alokasi biaya maintenance. Disamping itu dengan efektivitas peralatan diharapkan dapat mereduksi
kecenderungan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perawatan dan perbaikan yang memerlukan biaya yang sangat besar bagi perusahaan sehingga
dapat mengurangi keuntungan usaha perusahaan.
6.3 . Autonomous Maintenance
Pada tahap autonomous maintenance ini yang memiliki peranan penting adalah operator mesin, dimana mereka harus mengembangkan pola pikir
bagaimana mereka mengerti tentang mesin yang mereka operasikan sendiri, atau dengan kata lain mereka harus dapat merawat dan memperbaiki apabila terjadi
kegagalan operasi atau ketidaksesuaian mesin dengan spesifikasinya. Namun demikian mereka perlu dibekali suatu pengetahuan dan skill yang memadai untuk
melakukan perawatan dan perbaikan secara mandiri sesuai batasan perawatannya. Autonomous maintenance mengusahakan dan mengembangkan operator
untuk melakukan tindakan proaktif terhadap mesin yang dioperasikannya sehingga mesin tersebut dapat selalu beroperasi sesuai dengan spesifikasi
kemampuan awalnya. Terdapat empat ketentuan dasar yang harus diperhatikan dalam autonomous maintenance, yaitu:
1. Kemampuan untuk menjamin peralatan dan permesinan yang digunakan untuk beroperasi dalam kondisi yang optimal sesuai spesifikasinya.
Universitas Sumatera Utara
2. Fleksibilitas operator terhadap aktivitas produksi dengan perawatan dan perbaikan yang dibutuhkan mesin.
3. Melakukan eliminasi terhadap sumber-sumber potensial yang dapat menyebabkan kegagalan operasi mesin dengan tindakan aktif dan kontinu dari
operator. 4. Tekad yang sungguh-sungguh untuk selalu menerapkan autonomous
maintenance. Setelah empat ketentuan dasar diatas dipahami dan dilaksanakan dengan
baik, maka tahap selanjutnya adalah tahapan yang harus dilakukan dalam autonomous maintenance. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan operator terhadap autonomous maintenance. a. Melakukan edukasi dan training tentang autonomous maintenance.
b. Pengenalan terhadap abnormal dilingkungan kerja dan mesin serta peralatan.
2. Inisialisasi dan pembersihan awal mesin: a. Staf maintenance memberikan penjelasan mengenai mesin dan
abnormalnya serta tindakan pencegahaannya. b. Menyusun semua item yang menjadi perhatian.
c. Menghilangkan sumber debu, kebocoran oli dan pelumasan d. Mendeteksi lokasi yang sulit dijangkau untuk pembersihan dan perawatan
pada lingkungan kerja dan mesinnya. e. Membuat catatan mengenai item yang menjadi perhatian dan membuat
solusi tanggapnya.
Universitas Sumatera Utara
f. Kembalikan mesin seperti awalanya dan jalankan mesin. 3. Membuat standart schedule
a. Membuat schedule pembersihan dan mentaatinya. b. Scheduling termasuk didalamnya pencatatan detail terhadap riwayat
mesin. 4. Inspeksi menyeluruh
a. Operator harus mengetahui mengetahui pneumatic, elektris, hidrolis, lubrikasi, pendingin, baut, mur dan keselamatan kerjanya agar dapat
melaksanakan inspeksi menyeluruh. b. Melakukan peningkatan skill yang dibutuhkan dalam inspeksi menyeluruh
untuk dapat melaksanakan inspeksi dengan baik. c. Membagi pengalaman kepada sesama operator mengenai hal yang
berkaitan dengan perawatan dan pembersihan mesin. d. Setelah menerima pengetahuan dan berbagi pengalaman sehingga operator
dapat sadar akan inspeksi menyeluruh. 5.
Autonomous Maintenance a. Metode dan cara autonomous maintenance menggantikan cara lama
penanganan operator terhadap mesinnya. b. Operator membuat jadwal autonomous maintenance sendiri dan
mengkonsultasikan dengan supervisornya. c. Jika terdapat item atau bagian yang tidak pernah mengalami kendala maka
harus dihilangkan dalam catatan item yang menjadi perhatian.
Universitas Sumatera Utara
d. Inspeksi seharusnya yang berdasarkan pada analisis preventive maintenance.
e. Frekuensi dalam pembersihan dan inspeksi dalam autonomous maintenance disesuaikan dengan pengalaman operator terhadap mesinnya
itu sendiri. 6. Standarisasi
a. Membuat standard dan menyusun dengan rapi peralatan dan sparepart yang acapkali dibutuhkan dan diperlukan penggantian diharapkan lokasi
tidak terlalu jauh, agar dapat menghemat waktu. b. Modifikasi likungnan kerja agar dapat membuat keleluasan dan
kemudahan jangkauan. c. Harus mentaati standart dengan baik.
d. Merencanakan dan membuat estimasi penggantian part yang dibutuhkan mesin secara periodic.
6.4. Preventive maintenance