Gambar 2.2 : Sistem lengkap MRP
2.10.5 Langkah –Langkah Dasar Proses Pengolahan MRP
1. Perhitungan Kebutuhan Bersih Netting
Merupakan proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan
persediaan. Masukan yang diperlukan dalam proses perhitungan kebutuhan bersih ini adalah :
Kebutuhan kotor setiap periode. Persediaan yang ada di tangan.
Rencana penerimaan schedule receipts pada periode mendatang. Net requirement = [gross requirement + allocation] – [ on hand + scheduled
receipts]
Peramalan Master Prod.
Schedule
Pesanan Langganan
Status Persediaan Sistem MRP
Struktur Produk Rencana Pemesanan
Pemesanan Pembelian
Pesanan Kerja Penjadwalan
Kerja Pembatalan
Kerja
2. Penentuan Ukuran Lot lotting
Lotting merupakan proses untuk menentukan besarnya pesanan setiap item berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan dari proses
netting. Tujuannya untuk memenuhi pesanan secara bertahap sampai jumlah pesanan terpenuhi.
3. Proses Offsetting
Proses ini ditunjukan untuk menentukan saat yang tepat guna melakukan rencana pemesanan dalam upaya memenuhi tingkat kebutuhan bersih. Rencana
pemesanan dilakukan pada saat material dibutuhkan dikurangi dengan waktu ancang.
4. Proses Explosion
Proses explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor item yang
berada di tingkat lebih bawah, didasarkan atas rencana pemesanan yang telah disusun pada proses offsetting. Dalam proses explosion ini data struktur produk
dan bill of material memegang peran penting karena menentukan arah explosion
item komponen. Adapun Teknik Lot Sebagai Berikut Menurut Zulian 1998 :
1. Economic Order Quantity EOQ
Metode ini digunakan untuk permintaan yang tidak seragam dalam beberapa periode. Rata-rata permintaan dipergunakan untuk mendapatkan rata-
rata jumlah bahan setiap kali pemesanan, rata-rata permintaan beberapa periode dijumlahkan selanjutnya dibagi dengan jumlah periode yang ada dan hasilnya
dibulatkan ke dalam angka integer. Angka terakhir yang menunjukkan jumlah ekonomis dalam setiap kali pemesanan.
2. Titik pemesanan kembali reorder point