rasa aman. Perusahaan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen dengan mengembangkan dan mencapai misi dan strategi.
Strategi adalah rencana aksi organisasi untuk mencapai misi. Strategi dapat dijalankan setelah perusahaan menetapkan misi. Secara umum strategi perusahaan
ada dua, tujuan komersial dan tujuan sosial, yaitu: 1.
Tujuan komersil atau yang disebut dengan profit oriented yaitu tujuan perusahaan untuk mencari atau memperoleh keuntungan.
2. Tujuan sosial atau yang disebut dengan social oriented yaitu perusahaan yang
didirikan dengan tujuan untuk membantu kalangan-kalangan tertentu yang membutuhkan, seperti koperasi jasa usaha bersama KJUB.
Penciptaan strategi perusahaan dimulai dari bersihnya image perusahaan, selanjutnya proses pandangan visioning dimana hal-hal tidak lazim, tidak terdengar
dan bahkan strategi melawan pesaing juga harus dipertimbangkan. Terdapat penempatan empat komponen untuk strategi yang baik yaitu, konsumen, pemasok,
pesaing dan perusahaan.Arnold, 1997
2.4 Srategi Logistik
Strategi logistik diperlukan untuk membantu pencapaian tujuan perusahaan yang diinginkan dalam strategi perusahaan. Inovasi terhadap pendekatan-pendekatan
strategi logistik akan membuat perusahaan dapat unggul dalam bersaing. Dalam perencanaan strategi logistik diperlukan beberapa sumber
pengambilan keputusan. Suatu perspektif strategi untuk sumber dari dalam dan luar perusahaan bertujuan agar mampu bersaing berdasarkan difrensiasi produk dan atau
fokus. Unsur pembuatan strategi logistik menurut sislian dan satir 2000 terdiri dari
faktor primer keunggulan bersaing, fleksibilitas permintaan dan faktor sekunder kapabilitas proses, batas waktu proses, dan resiko strategi.
2.5 Konsep Supply Chain
Supply chain pada hakikatnya merupakan jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu upstream dan ke hilir downstream dalam proses
dan kegiatan berbeda yang menghasilkan nilai yang terwujud dalam barang dan jasa ditangan pelanggan terakhir. Hubungan ke hulu bersifat forward yaitu rantai
hubungan pemasok menuju konsumen, sedangkan hubungan ke hilir bersifat backward dari konsumen menuju pemasok. Perusahan perlu mengelola supply chain
–nya dengan baik untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang unik pada sistem bisnis Haizer Raider, 2001.
Konsep supply chain merupakan rangkaian dari fasilitas, fungsi dan aktivitas perusahaan yang terlibat dalam pembuatan dan penyaluran barang atau jasa.
Rangkaian tersebut dimulai dari pemasok dan berakhir pada konsumen akhir. Dengan menganalisis secara keseluruhan proses, dari pemasok awal sampai dengan
konsumen akhir, dapat diketahui keuntungan-keuntungan dari supply chain yaitu mengurangi inventory barang dengan berbagai cara, menjamin kelancaran
penyediaan barang dan menjamin mutu. Penentu supply chain bukan lagi perusahaan melainkan konsumen Mattsson,
2003. Konsumen bebas menentukan pilihan mereka pada berbagai pilihan barang atau jasa yang tersedia di pasaran sehingga perusahaan berusaha untuk menyesuaikan
produk mereka sesuai pilihan serta kehendak konsumen Larsen Bagchi, 2002, Barrat, 2004.
Menurut Stevenson 2002, ada dua jenis pergerakan movement dalam sistem supply chain. Pertama , physical movement of materials yaitu pergerakan arus
barang dimana umumnya memiliki arah menuju rantai akhir konsumen, meskipun tidak semua rantai berawal dengan bahan baku. Kedua exchange of information
yaitu pergerakan arus informasi ini menuju dua arah, baik menju rantai awal maupun rantai akhir, disepanjang supply chain.
Supply chain management merupakan integrasi dari beberapa proses bisnis inti melalui original supplier pemasok awal menuju end user konsumen akhir
yang menyediakan barang, jasa dan informasi yang mampu memberikan tambahan nilai bagi konsumen.
Proses utama aktivitas supply chain management Stock Lambert, 2001 sebagai berikut:
1. Manajemen hubungan dengan konsumen customer relationship management
mengidentifikasikan konsumen yang kritis bagi misi perusahaan. 2.
Manajemen pelayan konsumen customer service management. Menyediakan informasi tunggal, informasi real-time faktual tentang tanggal pengiriman
yang sudah dijanjikan atau ketersediaan produk bagi konsumen. 3.
Manajemen permintaan demand management menyeimbangkan kebutuhan konsumen dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhinya.
4. Manajemen order order fulfiliment menyediakan proses bisnis yang transparan,
supply chain yang efektif menepati customer need date pemenuhan kebutuhan konsumen pada saat yang tepat.
5. Manajemen aliran manufaktur manufacturing flow mangemnet menyesuaikan
antara permintaan dengan kemampuan produksi. 6.
Pembelian procurement fungsi pembelian mengembangkan mekanisme informasi cepat seperti electronic data interchange EDI dan jaringan internet
untuk transfer kebutuhan secara cepat. Komunikasi cepat ini menyediakan alat untuk mengurangi waktu dan biaya yang terbuang pada bagian pembeliaan saat
transaksi berlangsung. 7.
Pengembangan dan komersialisasi produk product development and commersialization mengintegrasikan pemasok dan konsumen kedalam proses
pengembangan produk. 8.
Tingkat pengembalian return manajemen pada tingkat saluran pengembalian yang efektif memudahkan identifikasi perbaikan produktifitas dan terobosan baru
produk. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Istilah Supply
Chain Management telah mengalami paradigma, dari sekedar proses inventory dan transportasi menjadi proses peningkatan hasil tambah value creation dari barang
dan jasa yang berfokus pada efesiensi dan efektifitas aliran material, aliran mata uang, dan yang paling penting adalah informasi yang terjadi secara simultan,
sehingga akan meningkatkan performansi rantai pasokan secara keseluruhan. Prinsip yang digunakan dalam Supply Chain Management adalah “Getting the right
product, to the right place, at the right time, for the right price” Reyes, 1998. Dari keseluruhan pendekatan dan konsep melahirkan definisi Supply Chain
Management yang menurut Franks, 1997 adalah : “Pendekatan perusahaan untuk
mengoptimasi potensi dari keseluruhan bisnis termasuk bisnis pendukung dalam memenuhi kebutuhan komersial yang meningkat yang diindikasikan oleh permintaan
pelanggan pada keseluruhan sistem”. Supply Chain Management efektif berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dari struktur bisnis keseluruhan .
Sesuai gambar 2.1 dibawah ini.
Gambar 2.1. Model Supply Chain Management
Seluruh elemen dalam Supply Chain Management tidak bisa berjalan secara terpisah, tetapi harus merupakan satu kesatuan. Sehingga akan menghasilkan sinergi
dan pada akhirnya menciptakan efisiensi dan efektifitas. Dalam Supply Chain Management sendiri hal yang paling penting adalah saling berbagi sharing. Dan
terlihat dari adanya aliran material, uang dan informasi yang mengintegrasikan keseluruhan elemen dalam Supply Chain Management. Istilah yang dikenal pada
Supply Chain Management yaitu concurrent, yang berarti aliran tersebut harus terjadi secara simultan. Dari konesp integrasi dan concurrent tersebut timbul konsep
Knowledge Management yang basisnya adalah ilmu pengetahuan.
2.6 Perencanaan SCM.