7 Pembuatan Preparat Hapusan Darah Tebal dan Tipis 8 Analisa Hasil

8 Kelompok perlakuan ekstrak air dosis 3,75 mg25 gr BB = 150 mgkg BB A3 Setelah mencit positif, dilakukan pengobatan menggunakan sonde lambung sekali dalam sehari dengan pemberian dua dosis sekaligus dan dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Saat pemberian pengobatan disebut hari ke-0, ke-1 dan ke- 2. Pengamatan angka parasitemia dilakukan dengan membuat preparat apus darah tebal dan tipis yang diambil dari vena ekor pada hari ke 0, 1, 2, 3, 4, 7, 14, 21, dan 28 setelah pemberian ekstrak Tuti et al. 2007. 3. 3. 7 Pembuatan Preparat Hapusan Darah Tebal dan Tipis Pembuatan preparat darah dilakukan dengan meneteskan 1 tetes darah ke atas gelas obyek, kemudian dibuat sediaan apus tipis dan tebal, darah dibiarkan sampai kering pada suhu kamar. Pada bagian sediaan darah tipis dilakukan fiksasi dengan metanol absolut selama 1 detik, kemudian diwarnai dengan larutan Giemsa secara standar 5 larutan Giemsa selama 30 menit, terakhir dibilas dengan menggunakan air mengalir. Sediaan darah diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000 kali menggunakan minyak immersi. Pembacaan diawali pada sediaan darah tebal untuk melihat sediaan darah positif atau negatif. Kepadatan parasit dihitung berdasarkan jumlah eritrosit yang terinfeksi dalam 1000 eritrosit, dihitung menggunakan rumus Persen parasitemia = eritrosit terinfeksi ± 1000 eritrosit x 100 Kakkilaya 2002. Rumus untuk menentukan penghambatan pertumbuhan parasit adalah : Persen penghambatan = 100 - uji parasitemia kontrol parasitemia x 100 Souri et al. 2002 dalam Muhtadi 2008. 3. 3. 8 Analisa Hasil Hasil yang diperoleh diuji dengan Analysis of Variance ANOVA dan jika ada perbedaan dilakukan uji lanjut menggunakan Duncan Multiple Range Test DMRT, menggunakan software SPSS versi 11.0. Data ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Identifikasi Tanaman Identifikasideterminasi dari bagian-bagian batang, daun, buah yang dilakukan oleh Bidang Botani, Puslit Biologi LIPI menyatakan tanaman ini memiliki nama ilmiah Coscinium fenestratum Colebr. Tanaman ini masuk dalam suku Menispermaceae yang merupakan golongan tanaman sebagai sumber isoquinoline alkaloid Shamma 1972 dengan ciri tumbuh merambat dan membentuk kelompok-kelompok pada beberapa pohon rambatan atau tumbuhan lainnya, sehingga sulit untuk dibedakan antara individu satu dengan lainnya. Batang tumbuhan ini licin dengan warna abu- abu dan diameter terbesar yang ditemukan adalah kurang lebih 4,6 cm. Kulit bagian dalam berwarna kuning. Memiliki daun yang peltate berwarna abu-abu di bagian bawah dan tidak berbulu. Anakan kayu kuning juga tumbuh mengelompok Noorhidayah et al. 2008.

4. 2 Hasil Ekstraksi