5. 4 Pemeriksaan tannin 5. 5 Pemeriksaan kuinon 5. 6 Pemeriksaan steroidtriterpenoid 6 Uji efektivitas ekstrak

magnesium, 1 ml asam klorida pekat, dan 2 ml larutan amil alkohol dikocok kuat dan dibiarkan memisah. Adanya kandungan flavanoid ditunjukkan dengan adanya warna merah , kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol. 3. 3. 5. 3 Pemeriksaan saponin Sebanyak 10 ml larutan percobaan yang berasal dari pemeriksaan flavonoid dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dikocok kuat secara vertikal selama 10 detik. Terbentuknya busa setinggi 1 sampai 10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang pada penambahan setetes asam klorida 2 N menunjukkan adanya saponin. 3. 3. 5. 4 Pemeriksaan tannin Sebanyak 10 gram simplisia dalam 100 ml air dididihkan selama 5 menit, kemudian didinginkan dan disaring. Filtrat dibagi menjadi tiga bagian. Ke dalam filtrat pertama ditambahkan larutan besiIII feri-klorida 1, timbulnya warna hijau biru atau hitam menunjukkan adanya tanin. Pada filtrat kedua ditambahkan larutan gelatin, terbentuknya endapan putih menunjukkan adanya tanin. Ke dalam filtrat ketiga ditambahkan pereaksi Steasny campuran formaldehida 30 dengan asam klorida pekat 2:1, kemudian dipanaskan dalam penangas air. Terbentuknya endapan warna merah muda menunjukkan adanya tanin katekat. Kemudian endapan disaring, filtrat dijenuhkan dengan natrium asetat dan ditambahkan beberapa tetes besiIII feri-klorida 1. Terbentuknya warna biru tinta menunjukkan adanya tanin galat. 3. 3. 5. 5 Pemeriksaan kuinon Sebanyak 1 gram simplisia dalam 10 ml air dididihkan selama 5 menit, kemudian didinginkan dan disaring. Natrium hidroksida 1 N ditambahkan ke dalam 5 ml filtrat. Terbentuknya warna merah menunjukkan adanya kuinon. 3. 3. 5. 6 Pemeriksaan steroidtriterpenoid Sebanyak 5 gram simplisia dimaserasi dalam 20 ml eter selama 2 jam kemudian disaring. Sebanyak 5 ml filtrat diuapkan dalam cawan penguap sampai kering. Ke dalam residu ditambahkan dua tetes asam asetat glasial dan setetes asam sulfat pekat. Terbentuknya warna merah-ungu menunjukkan adanya triterpenoid, dan jika terbentuk warna hijau-biru menunjukkan adanya steroid. 3. 3. 6 Uji efektivitas ekstrak Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain quasi eksperimental secara in vivo. Pada penelitian ini digunakan hewan coba yang dikelompokan sebagai kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.. Pada kelompok perlakuan, satu kelompok diberi pengobatan ekstrak etanol akar tanaman kayu kuning, dan kelompok lainnya diberi ekstrak air akar tanaman kayu kuning. Mencit yang digunakan adalah mencit putih jantan dari galur DDY berumur 2- 3 bulan dengan berat badan rata-rata 25 gram ekor. Pakan dan air minum diberikan secara adlibitum. Mencit diinokulasi dengan 0.1 ml darah yang mengandung 1x10 Kelompok kontrol terdiri dari kontrol positif pengobatan dengan klorokuin dan kontrol negatif tanpa pengobatan atau hanya pelarutPGA Pulvis Gum Arabic 3. Tiap kelompok perlakuan terdiri dari 5 ekor mencit Mus musculus jantan. 4 1 Kelompok kontrol negatif, adalah kelompok mencit yang diinfeksi P. berghei dan diberi larutan PGA Pulvis Gum Arabic 3 P. berghei secara intra peritoneal. Mencit dikelompokkan menjadi 8 kelompok 6 kelompok perlakuan dan 2 kontrol, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit, yaitu : 2 Kelompok kontrol positif, mencit terinfeksi dan diobati dengan Klorokuin 3 Kelompok perlakuan ekstrak etanol dosis 0,625 mg25 gr BB = 25 mgkg BB E1 4 Kelompok perlakuan ekstrak etanol dosis 1,25 mg25 gr BB = 50 mgkg BB E2 5 Kelompok perlakuan ekstrak etanol dosis 3,75 mg25 gr BB = 150 mgkg BB E3 6 Kelompok perlakuan ekstrak air dosis 0,625 mg25 gr BB = 25 mgkg BB A1 7 Kelompok perlakuan ekstrak air dosis 1,25 mg25 gr BB = 50 mgkg BB A2 8 Kelompok perlakuan ekstrak air dosis 3,75 mg25 gr BB = 150 mgkg BB A3 Setelah mencit positif, dilakukan pengobatan menggunakan sonde lambung sekali dalam sehari dengan pemberian dua dosis sekaligus dan dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Saat pemberian pengobatan disebut hari ke-0, ke-1 dan ke- 2. Pengamatan angka parasitemia dilakukan dengan membuat preparat apus darah tebal dan tipis yang diambil dari vena ekor pada hari ke 0, 1, 2, 3, 4, 7, 14, 21, dan 28 setelah pemberian ekstrak Tuti et al. 2007. 3. 3. 7 Pembuatan Preparat Hapusan Darah Tebal dan Tipis