Latar Belakang Karakteristik sifat fisik dan hidrologi tanah pada berbagai penggunaan lahan: studi kasus di desa cimulang, kecamatan rancabungur, kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah dan air adalah sumberdaya alam yang sangat penting dan jumlahnya terbatas, serta mudah mengalami kerusakan atau degradasi. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan lainnya menyebabkan tekanan terhadap pemanfaatan sumberdaya lahan semakin meningkat. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan konversi atau alih guna lahan hutan menjadi lahan garapan lahan tegalan dan perkebunan. Konversi lahan hutan menjadi lahan garapan mengakibatkan menurunnya kualitas lahan yang ditandai oleh menurunnya kualitas fisik tanah, peresapan air ke dalam tanah, dan meningkatnya aliran permukaan Arsyad, 2000. Tingkat kerusakan yang terjadi akibat konversi lahan hutan akan berbeda-beda pada setiap penggunaan lahan. Besarnya tingkat kerusakan yang terjadi terutama ditentukan oleh tingkat perubahan tutupan lahan dan pengelolaan tanahnya. Hal ini dapat terlihat dari gambaran pengelolaan tanah pada berbagai penggunaan lahan, seperti pada perkebunan kelapa sawit, tegalan, dan kebun campuran. Perkebunan kelapa sawit adalah perkebunan yang sekarang ini banyak diminati oleh para pengusaha dan pemerintah untuk mendatangkan keuntungan dan investor, karena tanaman kelapa sawit memiliki nilai ekonomi yang tinggi dari penjualan minyak kelapa sawit yang dihasilkan oleh buah sawit. Tanaman kelapa sawit memang memiliki harga jual yang tinggi, tetapi tanaman ini merupakan tanaman rakus akan hara dan air untuk menghasilkan buah yang sesuai dengan yang diharapkan Pahan, 2006. Adapun tegalan merupakan lahan yang sekarang ini banyak diminati oleh para petani untuk melakukan usaha taninya. Hal ini karena semakin meningkatnya kebutuhan akan tanaman pangan dan hasil panen dapat dikonsumsi sendiri oleh petani, sehingga kebutuhan petani terpenuhi dan masih memberikan keuntungan. Lahan ini tidak hanya ditanami tanaman pangan tetapi juga ditanami tanaman musiman. Karena lahan tegalan ditanami tanaman yang memiliki waktu penanaman yang pendek, maka pada lahan ini sering sekali dilakukan pengolahan tanah. Dengan demikian, konversi lahan hutan menjadi lahan tegalan dapat menyebabkan kerusakan tanah yang lebih besar. Meningkatnya konversi lahan hutan atau kebun campuran menjadi perkebunan sawit dan tegalan, menyebabkan semakin berkurangnya luas lahan hutan atau kebun campuran. Kebun campuran merupakan sistem penggunaan lahan tanpa pengolahan tanah, terdapat berbagai variasi pohon, dan jarang terdapat aktivitas manusia untuk mengelola lahan, sehingga kondisi sifat fisik dan hidrologi tanahnya relatif tidak terganggu. Penggunaan lahan perkebunan kelapa sawit, tegalan, dan kebun campuran mempunyai tingkat tutupan lahan maupun pengelolaan tanah yang berbeda, sehingga memiliki dampak yang berbeda terhadap sifat fisik dan hidrologi tanah. Oleh karena itu, pengamatan terhadap sifat fisik dan hidrologi pada berbagai macam penggunaan lahan tersebut menjadi sangat penting.

1.2 Tujuan