K= {lnhr + [hr
2
+1]
12
-1}Q 2
πh
2
Keterangan: K
: hantaran hidrolik r
: jari-jari lubang h
: tinggi muka air Q
: debit air A x V A :
luas tabung
permeameter V
: laju penurunan air konstan pada saat jenuh Π :
3.14 Hasil nilai K yang diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut Uhland
dan O’Neal Sitorus et al., 1983 yang terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi hantaran hidrolik menurut Uhland dan O’Neal dalam Sitorus, 1980.
3.3 Analisis Data
Data sifat-sifat fisik dan hidrologi tanah diolah secara statistik menggunakan Analisis Of Varian Anova dan uji lanjut Duncan. Anova pada
penelitian ini digunakan untuk melihat faktor penggunaan lahan dan kemiringan lereng yang mempengaruhi respon parameter. Kemudian faktor yang
berpengaruh pada respon di uji lanjut menggunakan uji Duncan. Uji Duncan digunakan untuk melihat faktor yang memiliki nilai berbeda nyata pada taraf 5
α = 0,05. Kelas Hantaran
hidrolik cmjam
Sangat lambat 0.125
Lambat 0.125 - 0.5
Agak lambat 0.5 – 2
Sedang 2 – 6.25
Agak cepat 6.25 – 12.5
Cepat 12.5 – 25
Sangat cepat 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Desa Cimulang adalah desa yang mempunyai luas lahan 434 ha dengan 300 ha dimiliki perkebunan kelapa sawit PTPN VIII dan 134 ha dimiliki oleh
penduduk lokal yang lahannya diberdayakan sebagai tegalan, pemukiman, kebun campuran dan penggunaan lahan lainnya yang berlokasi 20 km dari kota Bogor
dan 34 km dari kantor Pemerintahan Daerah Kabupaten Bogor di Cibinong. Desa ini memiliki ciri-ciri, seperti terletak di ketinggian 116-234 meter di atas
permukaan laut dengan kemiringan areal antara 0-30, beriklim basah bulan kering 2-3 bulan sekitar bulan Maret sampi Mei dan bulan basah 9–10 bulan
sekitar bulan Juni sampai Februari dengan curah hujan rata-rata per tahun diatas 3000 mm, jumlah hari hujan rata-rata 158 hari, bersuhu 27-32°C dengan suhu
rata-rata 29,5°C, intensitas penyinaran matahari rata-rata sekitar 5-7 jam per hari, dan memiliki jenis tanah yang didominasi oleh tanah latosol yang memiliki ciri
fisik utama, seperti solum dalam 100 cm, warna coklat kemerahan, tekstur liat, serta struktur tanah remah, memiliki drainase agak lambat, dan reaksi tanah
tergolong agak masam dengan nilai pH berkisar 4,5-6,1 . Lahan perkebunan kelapa sawit yang diteliti adalah bagian dari areal
perkebunan kelapa sawit milik PT. Perkebunan Nusantara VIII PTPN VIII yang awalnya merupakan perkebunan teh kemudian menjadi perkebunan karet dan
akhirnya menjadi perkebunan kelapa sawit pada tahun 2005. Lokasi kelapa sawit yang digunakan sudah masuk tanaman menghasilkan TM yang kedua umur ± 5
tahun. Lahan perkebunan kelapa sawit memiliki dua kondisi lahan yang disebut gawangan dan piringan. Gawangan merupakan tempat untuk menaruh sisa
pelepah, tidak dibersihkan dari rumput atau gulma yang tumbuh, tidak dilakukan pemupukan, dan terletak diantara barisan pohon kelapa sawit Gambar 1.B.
Adapun piringan merupakan tempat untuk menaruh pupuk yang diberikan dua kali setahun sekitar bulan Januari dan Oktober, dilakukan pembersihan dari
rumput atau gulma yang tumbuh agar semua pupuk yang diberikan dapat diserap semua oleh tanaman kelapa sawit, dan letaknya mengelilingi pohon kelapa sawit
dengan radius 2 meter dari batang pohon kelapa sawit Gambar 1.C. Gambar
penampang profil permukaan perkebunan kelapa sawit pada lokasi penelitian ditampilkan dalam gambar 1.A.
A B
C Gambar 2. A. Profil tanah perkebunan kelapa sawit; B. Kondisi permukaan lokasi
gawangan perkebunan kelapa sawit; C. Kondisi permukaan lokasi dibawah tajuk kelapa sawit piringan.
Umumnya lokasi gawangan digunakan sebagai tempat untuk meletakan sisa pelepah dan rumput-rumput yang berada gawangan tidak dibersihkan, tetapi
pada lokasi penelitian yang digunakan tidak dilakukan seperti pada umumnya. Sisa pelepah di gawangan diambil oleh masyarakat untuk digunakan sebagai kayu
bakar dan rerumputan digunakan sebagai makanan ternak. Sehingga, lokasi gawangan pada lokasi penelitian dijadikan tempat untuk lalu lalang dan kondisi
lahannya menjadi terbuka dan ditumbuhi lumut. Karakteristik umum tanah tekstur dan bahan organik pada perkebunan
kelapa sawit baik pada gawangan dan piringan memiliki tekstur liat dengan kadar liat lebih dari 80 80 liat dan kadar bahan organik pada tanah gawangan
lebih rendah daripada tanah piringan Tabel 3. Tanah gawangan memiliki kadar liat dan bahan organik sebesar 81,64 liat dan 1,25 C-Organik dan tanah
piringan sebesar 80,87 liat dan 1,78 C-Organik. Lahan tegalan yang diamati berada di dekat PTPN VIII. Lahan ini
dahulunya sebagai tempat pembuangan limbah karet saat lahan perkebunan kelapa sawit masih ditanami tanaman karet. Tanah ini baru berubah menjadi tegalan pada
tahun 2002 saat lahan PTPN VIII berubah menjadi lahan kelapa sawit. Lahan tegalan ini dalam lima tahun terakhir digunakan untuk menanam tanaman
singkong, jagung, kangkung, dan tanaman lainnya, sedangkan saat penelitian tanah tegalan sedang ditanami singkong.
Lahan tegalan dilakukan pengolahan tanah dari sebelum penanaman sampai dengan panen mempersiapkan lahan, penanaman, pemupukan,
penyiangan, pengairan dengan membuat guludan, dan pemanenan. Pada tanah ini tidak dilakukan peristirahan pada tanahnya, dimana setelah panen langsung
ditanam kembali dengan jenis tanaman lainnya. Tanah pada tegalan ini memiliki mempunyai tekstur liat dengan kadar liat sebesar 71,75 dan bahan organik
sebesar 1,54 C-organik. Gambar penampang profil dan kondisi permukaan tegalan pada lokasi penelitian ditampilkan dalam Gambar 2.
A B
Gambar 3. A. Profil tanah tegalan ; B. Kondisi permukaan lokasi tegalan
Lahan kebun campuran merupakan lahan yang ditanami pohon mahoni, duku, dan sengon. Pada lahan ini tidak dilakukan pengolahan tanah, pemupukan,
dan jarang terdapat aktivitas manusia, sehingga banyak terdapat serasah yang
menumpuk di atas permukaan tanahnya dan memiliki banyak mikroorganisme yang hidup. Tanah pada kebun campuran ini mempunyai tekstur liat 86.09 liat
dan kadar bahan organik 2.28 C-organik yang lebih tinggi dibandingkan tanah di lahan kelapa sawit dan tegalan Tabel 3. Gambar penampang profil dan
kondisi permukaan kebun campuran pada lokasi penelitian ditampilkan pada Gambar 3.
A B
Gambar 4. A. Profil tanah kebun campuran; B. Kondisi permukaan lokasi kebun campuran
Tabel 3. Tekstur dan bahan organik di perkebunan kelapa sawit, tegalan, dan kebun campuran.
Tekstur dan bahan organik Sifat tanah
Kelapa sawit Tegalan Kebun
campuran Gawangan Piringan
Tekstur Pasir
4.61 4.7
7.38 3.21
Debu 13.75
14.43 20.87
10.7 Liat
81.64 80.87
71.75 86.09
Kelas Liat Liat
Liat Liat
Bahan organik C- Organik
1.25 1.78
1.54 2.28
4.2 Karakteristik Sifat Fisik dan Hidrologi Tanah Di Lahan Penelitian 4.2.1 Bobot Isi dan Porositas