271,34 243,73
211,77 168,32
150,92 172,21
50 100
150 200
250 300
F1 F2
F3 F4
F5 F6
IC50 p
p m
Fraksi
a b
Gambar 11 Hasil fraksinasi dengan KLT; a kromatografi KLT preparatif, b hasil pengecekan dengan kromatografi lapis tipis
4.3.2 Aktivitas antioksidan hasil fraksinasi
Hasil fraksinasi dengan kromatgrafi lapis tipis preparatif diukur aktivitas antioksidannya dan disajikan pada Gambar 12.
Gambar 12 Hasil analisis IC
50
aktivitas antioksidan pada masing-masing fraksi
y = 1,275x + 3,405 R² = 0,907
20 40
60 80
100
20 40
60 80
In h
ib is
i
Konsentrasi ppm
Gambar 12 memperlihatkan bahwa nilai rata-rata aktivitas antioksidan masing-masing fraksi tertinggi diperoleh pada fraksi 5 dengan IC
50
sebesar 150,92 ppm. Adanya perbedan nilai aktivitas antioksidan ini disebabkan oleh
perbedaan dan jumlah senyawa murni yang terdapat dalam masing-masing fraksi. Senyawa aktif yang ada pada fraksi 5 dimungkinkan belum murni, masih ada
senyawa pengotor yang tidak termasuk antioksidan, sehingga masih ada pengaruh dari jenis senyawa aktif lainnya.
Perbedaan nilai aktivitas antioksidan juga mungkin disebabkan oleh hilangnya beberapa senyawa antioksidan pada saat ekstraksi dan fraksinasi. Jenis
senyawa antioksidan yang ada pada lintah laut kemungkinan tergolong antioksidan primer yang mempunyai sistem kerja secara enzimatis sehingga
analisis menggunakan metode DPPH belum memberikan hasil yang optimal. Menurut Nurjanah 2010, aktivitas antioksidan ekstrak kasar lintah laut dengan
metode NBT diperoleh hasil sebesar 79,56 pada pelarut metanol. Nilai aktivitas antioksidan hasil fraksinasi masih lebih tinggi dari pada standar yang digunakan
yaitu BHT dengan nilai IC
50
aktivitas antioksidannya sebesar 36,55 ppm Gambar 13.
Gambar 13 Hasil analisis IC
50
aktivitas antioksidan pada standar BHT Nilai aktivitas antioksidan ini tergolong sedang sesuai dengan
penggolongan yang dilakukan oleh Blois 1958 diacu dalam Molyneux 2004 bahwa suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sedang apabila nilai IC
50
berkisar antara 100-150 µgml. Grafik hasil analisis IC
50
aktivitas antioksidan masing-masing fraksi dapat dilihat pada Gambar 14. Hasil analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa pada taraf kepercayaan 95, masing-masing fraksi berpengaruh terhadap nilai IC
50
aktivitas antioksidannya Lampiran 10.
y = 0,028x + 42,54 R² = 0,829
42 43
43 44
44 45
45
10 20 30 40 50 60 70 80
In h
ib is
i
Konsentrasi ppm
y = 0,030x + 42,69 R² = 0,896
43 43
44 44
45 45
46
10 20 30 40 50 60 70 80
In h
ib is
i
Konsentrasi ppm
y = 0,036x + 42,43 R² = 0,896
43 43
44 44
45 45
46
10 20 30 40 50 60 70 80
In h
ib is
i
Konsentrasi ppm
y = 0,053x + 41,01 R² = 0,937
41 42
42 43
43 44
44 45
45 46
10 20 30 40 50 60 70 80
In h
ib is
i
Konsentrasi ppm
y = 0,067x + 41,04 R² = 0,998
41 42
43 44
45 46
10 20 30 40 50 60 70 80
In h
ib is
i
Konsentrasi ppm
y = 0,052x + 41,04 R² = 0,994
41 42
42 43
43 44
44 45
45
10 20 30 40 50 60 70 80
In h
ib is
i
Konsentrasi ppm
a b
c d
e f
Gambar 14 Hasil analisis IC
50
aktivitas antioksidan pada masing-masing fraksi, a Fraksi 1, b fraksi 2, c fraksi 3, d fraksi 4, e fraksi 5,
f fraksi 6
4.3.3 Identifikasi senyawa hasil fraksinasi
Identifikasi senyawa kimia yang terdapat pada fraksi dengan aktivitas antioksidan terbaik yaitu fraksi 5 dengan IC
50
sebesar 150,92 ppm dilakukan