Difraksi Sinar-X Karakterisasi ZMS .1 Fluoresensi Sinar-X dan Energy Dispersive X-Ray

27 Dehidrasi dilakukan menggunakan metode destilasi dan metode perendaman batch adsorption. 3.3.3.1 Metode Destilasi Percobaan dilakukan menggunakan zeolit alam modifikasi 1 ZAM1, zeolit alam ZA, dan zeolit komersil 3A Z3A. Dehidrasi menggunakan metode destilasi dilakukan dengan memanaskan etanol sampai membentuk fase uap. Selanjutnya dilewatkan melalui kolom yang berisi ZAM1, ZA, dan Z3A. Pada percobaan ini diharapkan molekul-molekul air yang berukuran lebih kecil akan masuk ke dalam pori-pori zeolit tersebut, sedangkan molekul etanol yang lebih besar akan ditolak oleh molekul zeolit. Molekul etanol yang ditolak oleh zeolit dialirkan ke dalam kondensor untuk dikondensasi menjadi etanol dalam bentuk cair dengan bantuan pompa vakum. Suhu dan tekanan yang digunakan berturut- turut adalah 65 o C dan 254 mmHg. Rancangan peralatan dehidrasi dengan cara destilasi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Keterangan : 1 = pemanas listrik, 2 = labu leher tiga, 3 = termometer, 4 = kolom, 5 = sampel zeolit, 6 = adapter, 7 = kondensor, 8 = sambungan ke pompa vakum, 9 = adapter vakum, 10 = botol penampung, 11 = penyangga hidrolik. Gambar 8 Rangkaian peralatan proses dehidrasi bioetanol sederhana. Diagram alir proses dehidrasi menggunakan metode destilasi dapat dilihat pada Gambar 9. Analisis terhadap kadar bioetanol hasil proses dehidrasi dilakukan menggunakan alat GC Gas Chromatography Agilen 6890N Detektor FID 250 o C. 28 Gambar 9 Diagram alir proses dehidrasi menggunakan metode destilasi. 3.3.3.2 Metode Perendaman Batch Adsorption Dehidrasi menggunakan metode adsorpsi dilakukan menggunakan ZAM2, ZAM3, ZAM4, ZAM5, ZAM6, dan ZA serta Z3A sebagai pembanding. Perbandingan massa zeolit terhadap bioetanol yang digunakan pada proses dehidrasi adalah ± 1 : 2 satuan g. Percobaan pertama A menggunakan bioetanol berkadar 90. Proses adsorpsi dilakukan melalui perendaman zeolit dalam bioetanol selama 24 jam. Percobaan kedua B menggunakan bioetanol berkadar 95. Proses adsorpsi dilakukan dengan pengadukan selama 1 jam pada suhu 55 o C, selanjutnya didestilasi pada 75 o C selama ± 30 menit. Zeolit bekas pada proses pertama dan kedua diregenerasi diaktivasi kembali untuk digunakan pada proses dehidrasi selanjutnya. Diagram alir proses dehidrasi melalui metode perendaman dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10 Diagram alir proses dehidrasi melalui metode perendaman.