Kegiatan Operasional Bank Syariah

atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang. Ta’jri Perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Setelah berakhir masa sewa pemilik barang menjual barang tersebut kepada penyewa dengan harga yang disetujui kedua belah pihak. Salam Akad pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan dari pembayaran harga yang dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang disepakati. Istishna’ Akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan atau pembeli mustashni’ dan penjual atau pembuat sh ani’. Qardh Akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati. Hawalah Akad pengalihan utang dari pihak yang berutang kepada pihak lain yang wajib menanggung atau membayar. Kafalah Akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain, di mana pemberi jaminan kafil bertanggung jawab atas pembayaran kembali utang yang menjadi hak penerima jaminan makful. Wakalah Akad pemberian kuasa kepada penerima kuasa untuk melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi kuasa. Sumber :Booklet Perbankan Indonesia, 2008

2. Kegiatan Operasional Bank Syariah

Kegiatan operasional Bank syariah baik dalam penghimpunan dan penanaman dana maupun pemberian jasa-jasa perbankan menurut Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Bank Bagi Hasil, Bank Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Penghimpunan Dana Dalam penghimpunan dana, bank syariah menerima simpanan dana dari pihak ketiga nasabah dalam bentuk giro, deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. a Giro Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank perorangan atau badan hokum, dalam mata uang rupiah atau valuta asing yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu menggunakan cek, bilyet giro, surat perintah pemayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Penerimaan dana dalam betuk giro menggunakan prinsip akad wadi’ah. Sesuai dengan prinsip wadi’ah, bank dapat menggunakan dana yang berasal dari giro dengan atau tanpa ijin dari nasabah untuk membiayai kegiatan operasi bank. Untuk itu bank memberikan buku cek kepada pemilik giro sebagai sarana untuk melakukan penarikan.Seluruh keuntungan atau manfaat yang diperoleh dari penggunaan giro tersebut menjadi hak milik bank.Atas dasar kebijaksanaan, bank dapat memberikan pembagian keuntungan kepada pemilik giro yang besarnya diserahkan kepada bank. b Tabungan Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau yang dapat dipersamakan dengan itu. Penerimaan dana dalam bentuk tabungan ini dapat menggunakan prinsip wadi’ah atau mudharabah. Penerimaan tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah digunakan untuk tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu, sehingga secara teknis mirip giro.Tabungan berdasarkan prinsip mudharabah digunakan untuk tabungan yang penarikannya tidak dapat dilakukan sewaktu-waktu.Sesuai dengan prinsip mudharabah, kepada pemilik tabungan diberikan imbalan atas dasar pembagian keuntungan nisbah bagi hasil yang telah ditetapkandisetujui sebelumnya.Selain itu jika bank mengalami kerugian, maka pemilik tabungan ikut menanggung risiko kerugian tersebut. c Deposito Berjangka Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.Deposito tersebut dapat diperpanjang otomatis automatic rollover. Penerimaan dana dalam bentuk deposito berjangka pada umumnya berdasarkan prinsip mudharabah, dimana berdasarkan prinsip ini deposan diberikan imbalan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. d Penerimaan Dana Lainnya Penerimaan jenis ini dapat berupa Zakat, Infaq, dan Shadaqah. Pengelolaan dana dapat menggunakan prinsip wadi’ah, mudharabah atau qardh ul-hasan. 2. Penanaman Dana Penanaman dana bank syariah dilakukan dengan menyediakan pembiayaan untuk berbagai usahakegiatan baik untuk keperluan investasi, modal kerja, maupun berbagai usahakegiatan baik untuk keperluan investasi, modal kerja, maupun keperluan yang bersifat konsumtif. Prinsip akad yang dapat digunakan antara lain; mudharabah, musyarakah, murabahah, salam, istishna’, ijarah muntahiya bittamlik, dan qardh. 3. Pemberian Jasa Perbankan Lainnya Jasa perbankan yang dapat dilakukan antara lain: a Bank Garansi dengan prinsip al-kafalah b Transfer Dana dengan prinsip al-hawalah c Penitipan Barang dan Surat Berharga dengan prinsip al-wadi’ah atau al- wakalah d Jual Beli Mata Uang Asing, menggunakan prinsip as-sharf e Pembukaan LC untuk perdagangan dalam dan luar negeri dengan prinsip al-wakalah, al-musyarakah atau al-murabahah.

2.2. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional