Kinerja Keuangan Bank Konvensional

perdagangan, penelitian dan penurunan utang dan ekuitas, merger dan akuisisi MA, produk manajemen risiko, dan perbankan transaksi. Deutsche Bank pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1969 dan memiliki 300 staf profesional di dua cabang Jakarta dan Surabaya. Deutsche Bank sebagai bank asing telah beroperasi sebagai bank Devisa dengan ijin BI SK DIREKSI BI No. 17KEPDIR tanggal 20 Maret 1969.

4.2. Kinerja Keuangan Bank

Dengan menggunakan Microsoft Excel 2010, diperoleh hasil perbandingan rata-rata kinerja bank syariah dengan rata-rata kinerja 4 empat bank umum konvensional, periode 2006 – 2009, seperti tampak pada tabel 6. .Tabel 6. Perbandingan Kinerja Bank Syariah dan Bank Konvensional persen Rasio 2006 2007 2008 2009 BK BS BK BS BK BS BK BS CAR 13.19 18.12 12.20 24.87 9.39 22.70 8.96 24.08 NPLNPF 2.29 1.37 0.86 4.33 1.62 2.34 2.29 1.89 ROA 3.52 2.16 2.46 1.72 3.42 1.93 3.12 2.11 ROE 26.42 16.00 16.23 35.37 21.48 44.49 15.11 40.34 LDRFDR 68.28 92.71 80.58 92.66 98.46 92.12 85.58 86.22 NIMNOI 4.01 5.63 3.76 6.31 4.38 6.73 4.14 6.62 BOPO 69.41 84.91 72.82 79.60 67.83 78.19 67.43 73.44 Sumber : Perpustakaan Bank Indonesia, Statistik Perbankan Indonesia Statistik Perbankan Syariah, data diolah, 2011

4.2.1. Kinerja Keuangan Bank Konvensional

Krisis keuangan di tahun 2007 – 2008 menyebabkan Bank Indonesia meningkatkan BI rate untuk meredam inflasi yang diakibatkan oleh turunnya nilai rupiah terhadap dolar. Kenaikan tingkat bunga menyebabkan daya tarik menyimpan dana di bank konvensional meningkat, namun kenaikan tingkat bunga ini tidak akan menarik bagi investor yang akan mendapatkan beban bunga yang lebih tinggi. Keadaan ini menyebabkan meningkatnya dana pihak ketiga DPK yang masuk yang tidak diimbangi dengan penyaluran dana ke masyarakat dalam bentuk kredit dan investasi lainnya.Hal ini dapat dilihat dengan nilai LDR di akhir tahun 2007 sebesar 80.58 tabel 6 dibawah tingkat ideal antara 90 sampai 110. Di akhir tahun 2007, krisis keuangan menyebabkan ekspor menurun dan daya beli masyarakat menurun sehingga pendapatan pengusaha turun.Turunnya pendapatan pengusaha menyebabkan turunnya kemampuan dalam membayar kewajiban kepada bank.Keadaan ini bisa dilihat dari turunnya prosentase ROA, ROE, dan NIM serta meningkatnya nilai NPL pada tahun 2008 dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ROA berpengaruh terhadap rasio permodalan, dapat dilihat rasio CAR juga mengalami penurunan di tahun 2007 dan 2008 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan kecukupan modal terutama dikarenakan kerugian yang berasal dari pencadangan atas penurunan kualitas aktiva produktif dan gagal bayar bunga kredit. Sementara itu, tingkat efisiensi bank yang ditunjukkan oleh rasio operasional biaya dengan pendapatan operasional BOPO mengalami peningkatan di akhir tahun 2007 dibanding dengan tahun sebelumnya meskipun masih dalam tingkat ideal antara 60 - 80. Tingginya biaya pada bank konvensional menunjukkan target pendapatan bank konvensional yang belum terpenuhi. Apalagi pada saat krisis keuangan berlangsung, beban cost of fund semakin tinggi dan menurunnya kemampuan peminjam untuk mengembalikan pinjamannya.

4.2.2 Kinerja Keuangan Bank Syariah