Modal Pelengkap TINJAUAN PUSTAKA

5. Cadangan tujuan Yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. 6. Laba yang ditahan Yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan. 7. Laba tahun lalu Yaitu seluruh laba bersih tahun-tahun yang lalu setelah diperhitungkan pajak dan belum ditetapkan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, maka seluruh kerugian tersebut menjadi factor pengurang modal inti. 8. Laba tahun berjalan Yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak.Jumlah laba tahun buku berjalan tersebut yang diperhitungkan sebagai modal inti sebesar 50.Jika pada tahun berjalan bank mengalami kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang modal inti.

b. Modal Pelengkap

1. Cadangan revaluasi aktiva tetap Yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat Jenderal Pajak. 2. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP Yaitu cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan, dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. PPAP yang dapat diperhitungkan sebagai komponen modal pelengkap adalah maksimal sebesar 1.25 dari jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. 3. Modal pinjaman modal kuasi Yaitu utang yang didukung oleh instrument atau warkat yang memiliki sifat seperti modal. 4. Pinjaman Subordinasi Yaitu pinjaman dengan syarat-syarat sebagi berikut: a. Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman b. Terlebih dahulu mendapat persetujuan dari bank Indonesia c. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor penuh d. Minimal berjangka waktu 5 tahun e. Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan BI f. Hak tagihnya dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada. Aspek yang dinilai berkaitan dengan permodalan adalah perbandingan antara Modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Risiko terhadap aktiva dalam arti luas dapat timbul baik dalam bentuk risiko kredit maupun risiko yang terjadi karena fluktuasi harganilai dari surat berharga dan tingkat bunga serta nilai tukar valuta asing. Perbandingan ini disebut rasio Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum KPMM atau sering dikenal dengan sebutan Capital Adequacy Ratio CAR. Langkah pertama pada perhitungan CAR adalah menghitung Risk Weighted Assets atau Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Dalam hal ini seluruh aktiva diberi timbangan bobot tertentu berdasarkan timbangan tertentu dari yang tidak berisiko risiko=0 hingga yang berisiko 100. Untuk pembobotan risiko ini digunakan standar internasional yang ditetapkan oleh Bank for International Settlement.Untuk pembobotan ini, bank terlebih dahulu harus melakukan pengujian terhadap risiko kredit credit assessment berdasarkan kriteria tertentu. Untuk mendapatkan nilai CAR langkah selanjutnya adalah membagi Modal Bank Bank’s Equities dengan Risk Weighted Assets ATMR.Dari rumus tersebut dapat dilihat bahwa apabila suatu bank semakin agresif menyalurkan dananya ke dalam aktiva produktif yang berisiko karena mengharapkan pendapatan bunga yang lebih besar, sudah seharusnya bank tersebut juga harus memiliki modal yuang semakin besar. Bank Indonesia, sebagai regulator perbankan telah mengeluarkan peraturan No.321PBI2001 tanggal 13 Desember 2001 yang mewajibkan bank- bank di Indonesia untuk mempertahankan rasio kecukupan modal serendah- rendahnya 8.Bagi bank yang CAR-nya kurang dari 8, harus menambah modalnya baik berupa penambahan modal disetor oleh pemilik atau merger dengan bank yang memiliki kecukupan modal.

2. Rasio Kualitas Aktiva Produktif

Berdasarkan Pasal 1 butir b Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31147KEPDIR Tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif, yang dimaksud dengan kualitas aktiva produktif adalah penanaman dana bank baik dalam Rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antarbank, penyertaan, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Dalam Pasal 14 ayat 1 disebutkan, ketentuan dalam Surat Keputusan tersebut berlaku juga bagi bank berdasarkan prinsip syariah. Demikian juga peniaian Kualitas Aktiva Produktif KAP bagi bank umum konvensional dan bank umum syariah, keduanya masih menggunakan acuan yang sama yantiu didasarkan atas Pasal 3: 1. Prospek usaha 2. Kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur 3. Kemampuan membayar Berdasarkan ketiga faktor tersebut, kredit yang diberikan bank kepada nasabah dapat dibedakan menjadi lima kelompok kolektibilitas. Berikut ini kelompok kolektibilitas yang dinilai berdasarkan kemampuan membayar: Siamat, 2004 1. Lancar pass, apabila memenuhi kriteria: a Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu b Memiliki mutasi rekening aktif c Bagian dari kredit yang dijamin dengan angsuran tunai 2. Dalam perhatian khusus special mention a Terdapat tunggakan pembayaran pokok danatau bungan sampai dengan 90 hari b Jarang mengalami cerukan c Hubungan debitur dengan bank baik dan debitur selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan masih akurat d Dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat e Pelanggaran perjanjian kredit yang tidak prinsipil 3. Kurang lancar substandard a Terdapat tunggakan pembayaran pokok danatau bunga yang telah melampaui 90 hari sampai dengan 180 hari b Terdapat cerukan yang berulang kali khusunya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas c Hubungan debitur dengan bank memburuk dan informasi keuangan tidak dapat dipercaya d Dokumentasi kredit kurang lengkap dan pengikatan agunan yang lemah e Pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit f Perpanjangan kredit untuk menyembunyikan kesulitan keuangan 4. Diragukan doubtful a Terdapat tunggakan pembayaran pokok danatau bunga yang telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari, atau b Terjadi cerukan yang bersifat permanen khusunya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas c Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari d Terjadi kapitalisasi bunga e Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun pengikat jaminan 5. Macet loss a Terdapat tunggakan pokok danatau bunga yang telah melampaui 270 hari b Dokumentasi kredit danatau agunan tidak ada c Kerugian operasional ditutup dengan jaminan baru Empat kelompok kolektibilitas yang terakhir merupakan kredit bermasalah atau Non Performing Loan NPL.Besaran NPL ditunjukkan dengan persentase perbandingan kredit bermasalah dengan seluruh kredit atau pembiayaan yang dikucurkan bank.

3. Rasio Rentabilitas

Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian keuntungan perusahaan terhadap modal yang dimiliki. Dengan kata lain rasio ini merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan komersialnya yaitu mencetak laba. Untuk para penegang saham pemilik perusahaan rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam investasi Yusuf, 1998. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset ROA dan Net Interest Margin NIM Net Operational Income NOI. Return On Assets ROA ROA yang terkadang disebut juga sebagai Return On Investment ROI adalah rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan. Dengan kata yang lebih sederhana, ROA menunjukkan beberapa laba yang diperoleh atas setiap Rp. 1,- investasi yang dilakukan. Rumus perhitungan ROA: ROA = Laba BersihTotal Aset x 100 Perusahaan dapat meningkatkan ROA dengan cara meningkatkan profit margin atau perputaran aktiva asset turn over. Rasio ini seringkali berguna untuk menjelaskan strategi keuangan dari suatu perusahaan.Hal ini dapat dimengerti karena perputaran aktiva menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengelola seluruh investasi aktiva guna menghasilkan penjualan.Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Net Interest Margin NIM Net Operating Income NOI NIMNOI adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.Pendapatan bungan bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh pendapatan operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman kredit. Semakin tinggi NIMNOI menujukkan semakin efektif bank dalam penempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit. Standar yang ditetapkan Bank Indonesia untuk rasio NIMNOI adalah 6 keatas. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil atau dengan kata lain kinerja bank semakin membaik. Rumus Perhitungan NIMNOI: NIM = Pendapatan Bunga BersihAktiva Produktif x 100 Pendapatan Bunga Bersih = Pendapatn Bunga- Beban Bunga NOI = Pendapatan Opr – DBH- Beban OprlAktiva Produktif x 100

4. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, termasuk kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek.Salah satu rasio yang digunakan dalam studi ini adalah Loan to Deposit Ratio LDR. Rasio ini memberikan indikasi mengenai jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit pada bank Syariah dikenal dengan istilah pembiayaan. Rasio yang terlalu tinggi menggambarkan kurang baiknya posisi likuiditas bank. LDR merupakan perbandingan antara kredit yang disalurkan dengan dana masyarakat yang dikumpulkan bank baik berupa giro, tabungan maupun deposito. Kenaikan LDR berarti meningkatnya ekspansi kredit bank tidak diimbangi dengan pengumpulan dana pihak ketiga, atau dari sisi lain berarti dana pihak ketiga yang dikumpulkan bank menurun. Sementara itu bank yang memiliki LDR sangat kecil berarti bank tersebut tidak menjalankan fungsi intermediasi dengan baik. Bank- bank seperti ini pada umumnya hanya menampung dana pihak ketiga, kemudian melakukan placing di pasar uang untuk mencari profit tanpa menyalurkan kredit kepada masyarakat. Menurut Bank Indonesia, standar terbaik LDR adalah 90 sampai 110 sedangkan LDR rata-rata industri sebesar 40.

5. Rasio Efisiensi

Rasio efisiensi yang dimaksud adalah perbandingan antara Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional atau sering disingkat BOPO, Rasio BOPO yang lazim dipakai BI adalah sebesar 92.

2.4. Penelitian Terdahulu