dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil atau dengan kata lain kinerja bank semakin membaik.
Rumus Perhitungan NIMNOI: NIM = Pendapatan Bunga BersihAktiva Produktif x 100
Pendapatan Bunga Bersih = Pendapatn Bunga- Beban Bunga NOI = Pendapatan Opr
– DBH- Beban OprlAktiva Produktif x 100
4. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, termasuk kewajiban jangka
panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek.Salah satu rasio yang digunakan dalam studi ini adalah Loan to Deposit Ratio LDR. Rasio ini
memberikan indikasi mengenai jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit pada bank Syariah dikenal dengan istilah pembiayaan. Rasio yang
terlalu tinggi menggambarkan kurang baiknya posisi likuiditas bank. LDR merupakan perbandingan antara kredit yang disalurkan dengan dana
masyarakat yang dikumpulkan bank baik berupa giro, tabungan maupun deposito. Kenaikan LDR berarti meningkatnya ekspansi kredit bank tidak diimbangi dengan
pengumpulan dana pihak ketiga, atau dari sisi lain berarti dana pihak ketiga yang dikumpulkan bank menurun. Sementara itu bank yang memiliki LDR sangat kecil
berarti bank tersebut tidak menjalankan fungsi intermediasi dengan baik. Bank- bank seperti ini pada umumnya hanya menampung dana pihak ketiga, kemudian
melakukan placing di pasar uang untuk mencari profit tanpa menyalurkan kredit kepada masyarakat. Menurut Bank Indonesia, standar terbaik LDR adalah 90
sampai 110 sedangkan LDR rata-rata industri sebesar 40.
5. Rasio Efisiensi
Rasio efisiensi yang dimaksud adalah perbandingan antara Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional atau sering disingkat BOPO, Rasio
BOPO yang lazim dipakai BI adalah sebesar 92.
2.4. Penelitian Terdahulu
Rosyadi 2004, membandingkan kinerja Bank Muamalat Indonesia dengan 7 tujuh bank umum konvensional pada periode 1994-2003. Ukuran
kinerja ditentukan berdasarkan rasio keuangan yang terdiri dari CAR, NPL, ROA,
ROE, LDR, dan BOPO.Untuk membuktikan hipotesis awal H yang menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kinerja BMI dengan bank umum konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasrakan rata-rata rasio
keuangan, BMI relative lebih baik pada tiga rasio, yaitu NPL, ROE, dan LDR, sementara itu rasio lainnya BMI relatif lebih rendah kualitasnya.
Marcella 2009, membandingkan kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan menggunakan metode rasio keuangan periode 2005-2008.Rasio
yang digunakan adalah CAR, NPL, ROA, LDR, dan BOPO. Hasil analisis menunjukkan pada tahun 2005 dan 2008 kinerja Bank Konvensional lebih baik
dibandingkan Bank Syariah, sedangkan pada tahun 2006 dan 2007 kinerja Bank Syariah lebih baik dibanding Bank Konvensional.
Aribowo 2011, membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional terhadap Dana Pihak Ketiga pada periode
triwulan I 2004 – triwulan II 2010 dengan menggunakan rasio keuangan.Rasio
keuangan yang digunakan terdiri dari CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR. Berdasarkan dari kriteria sampel yang telah ditentukan, diperoleh dua kelompok
sampel penelitian, yaitu bank umum syariah yang diwakili oleh Bank Syariah Mandiri dan Bank Umun Konvensional diwakili oleh Bank Mandiri. Alat analisis
yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini adalah paired sample t-test. Analisis kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan
konvensional menggunakan metode CAMEL terhadap dana pihak ketiga adalah tidakmada perbedaan yang signifikan. CAR BSM
– CAR BM -2,722 -2,008 tidak ada perbedaan, NPL BSM
– NPL BM -2,424 -2,008 tidak ada perbedaan, ROA BSM
– ROA BM -1,893 -2,008 ada perbedaan, ROE BSM – ROE BM 4,353 2,008 ada perbedaan, BOPO BSM – BOPO BM 1,338
2,008 tidak ada perbedaan, LDR BSM – LDR BM 23,497 2,008 ada
perbedaan, DPK BSM – DPK BM -25,997 -2,008 tidak ada perbedaan.
III. METODE
PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Kemajuan regulasi perbankan syariah di Indonesia diiringi dengan perkembangan bank syariah yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan
berdirinya beberapa bank umum syariah baik yang merupakan konversi penuh dari bank konvensional seperti Bank Syariah Mandiri konversi dari Bank Susila
Bakti, maupun bank umum konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah seperti Bank Bukopin, Bank Danamon, Bank BNI, Bank BRI, dll.
Perkembangan bank syariah cukup mengesankan yang dapat ditinjau tidak hanya dari sisi fisik pertambahan jumlah jaringan kantor bank melalui pembukaan
bank syariah maupun Unit Usaha Syariah baru, namun dapat juga dilihat dari kinerjanya berdasarkan rasio keuangan bank.
Ukuran kinerja bank yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan bank yang meliputi 1 Capital Adequacy Ratio mewakili rasio
permodalan, 2 Non Performing Loan mewakili rasio kualitas aktiva produktif, 3 Return On Asset, 4 Return On Earnings, 5 Net Interest Margin
mewakili rasio rentabilitas, 6 Loan to Deposit Ratio memakili rasio likuiditas dan 7 Rasio Beban Operasional dibagi Pendapatan Operasional mewakili rasio
efisiensi. Analisis perbandingan dimulai dengan tahap menghitung rasio keuangan
financial ratio masing-masing bank dalam objek penelitian dengan bantuan Microsoft Excel 2010. Setelah itu akan didapatkan kinerja keseluruhan dari
masing-masing bank untuk dibandingkan. Kerangka Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional dapat dilihat pada
Gambar 2.