Diagram Alir Penelitian TINJAUAN PUSTAKA

Penetapan indeks KL ini berdasarkan dugaan produksi komoditas menggunakan persamaan model pendugaan Tabel 7 yang dipilih dari satu unsur hara yang nilai dugaan produksinya terendah berdasarkan Hukum Minimum Leibig. Hasil pendugaan tersebut kemudian dicari persentasenya melalui perbandingan dengan tingkat produksi komoditas sesuai pola TPL untuk menetapkan indeks KL ketersediaan hara. Tabel 7. Persamaan Regresi Pendugaan Produksi Berdasarkan KL Ketersediaan Hara dan Pemupukan KL na Komoditas TPL Unsur Hara Persamaan Regresi Sumber data Padi N Y = 0,4824LnX-0,5027; R 2 = 0,80 Gupta dan O’toole 1986 P 2 O 5 Y = 0,4258LnX-0,1402; R 2 = 0,95 Suwardjo dan Prawirosumantri 1987 K 2 O Y = 2,1093LnX-5,9543; R 2 = 0,76 Jumberi et al. 1994 Jagung N Y = 3,322+0,0504X-0,0002X 2 ; R 2 = 0,99 Sirappa 2003 P 2 O 5 Y = 2,276+0,0758X-0,0003X 2 ; R 2 = 0,97 Syarifuddin et al. 2004 K 2 O Y = 3,16+0,0537X-0,0002X 2 ; R 2 = 0,99 Keterangan: Y=ton ha -1 , X=kg ha -1 Analisis kesesuaian lahan berdasarkan kerangka kerja evaluasi lahan FAO, 1976, sementara penetapan indeks lahan IL menggunakan metode parametrik berdasarkan dua KL sebelumnya. Nilai IL dihitung berdasarkan metode indeks lahan akar kuadrat sebagaimana tersaji pada persamaan 4 Khaidir 1986 dalam Sys et al. 1991, yaitu: I = Rmin [A100xB100] 12 .......................................................................... 4 Dimana: I = indeks lahan akar kuadart; Rmin = rating KL minimum; A, B = rating KL lainnya selain rating KL minimum. Penentuan KKL didasarkan pada IL yang dihitung berdasarkan seluruh KL yang mempengaruhi produksi komoditas masing-masing TPL. Nilai IL yang digunakan tertera pada Tabel 8. Tabel 8. Kelas Kesesuaian Lahan Berdasarkan Indeks lahan Indeks Lahan Kelas Kesesuaian Lahan Keterangan 100-75 S1 Sangat Sesuai 75-50 S2 Agak Sesuai 50-25 S3 Sesuai marjinal 0-25 N Tidak Sesuai Sumber: Sys et al. 1991

3.4 Diagram Alir Penelitian

Secara umum, diagram alir penelitian ini disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Diagram Alir Penelitian Orientasi Lapang Penetapan Lokasi Profil Tanah Deskripsi Profil Tanah Studi Literatur Hasil Penelitian TanahSurvei Tanah : - Peta Geologi - Peta Landform - Peta Topografi Bahan Induk Peta Penggunaan Lahan Peta Jenis Tanah Peta Zona Agroklimat Peta Lereng Pemilihan Tipe Penggunaan Lahan TPL: - Padi Lokal - Padi-Jagung - Padi-Jagung-Jagung Penetapan Kualitas Lahan KL: - Ketersediaan air wa - Ketersediaan hara na Deskripsi Atribut Kunci Setiap TPL Pendugaan Produksi KL: - Ketersediaan air wa - Ketersediaan hara na Penetapan Indeks KL: - Ketersediaan air wa - Ketersediaan hara na Penetapan Indeks Kelas Kesesuaian Lahan KKL: - Padi Lokal - Padi-Jagung - Padi-Jagung-Jagung Perkembangan dan Klasifikasi Tanah Rekomendasi TPL Data Sifat Fisik-Kimia, Mineral Tanah Morfologi Profil Tanah Analisis Laboratorium: - Fisiko-Kimia - Fraksi Pasir - Fraksi Liat Pengambilan Sampel Tanah: - Tanah Terganggu - Tanah Tidak Terganggu Analisis Data Iklim: - Rejim suhu dan kelembaban udara - Rejim suhu dan kelembaban tanah Pengambilan Data Iklim: Curah hujan, suhu, kelembaban, kecepatan angin, panjang penyinaran matahari

4. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Administratif Secara geografis dan administratif, wilayah penelitian terdiri dari tiga lokasi Tabel 9. Ketiga lokasi penelitian ini tercakup dalam Peta Rupa Bumi Skala 1 : 50.000 Lembar Molombulahe Bakosurtanal, 1991. Tabel 9. Letak Geografis dan Administratif Wilayah Penelitian Simbol Posisi Geografis Elevasi m dpl Lokasi Cakupan Administratif Tanah Sawah Tadah Hujan TSTH: PNS1 00 o 41’37” LU 122 o 39’20” BT 58 Desa Sidomukti Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo PNS2 00 o 41’52” LU 122 o 39’63” BT 59 Desa Sidomukti Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo PNS3 00 o 41’73” LU 122 o 39’84” BT 62 Desa Sidomukti Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo PNM1 00 o 38’27” LU 122 o 34’84” BT 42 Desa Molombulahe Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo PNM2 00 o 37’81” LU 122 o 34’70” BT 50 Desa Molombulahe Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo PNM3 00 o 37’14” LU 122 o 34’41” BT 61 Desa Molombulahe Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo Tanah Lahan Kering TLK: PNS-LK 00 o 41’45” LU 122 o 39’11” BT 60 Desa Sidomukti Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo PNM-LK 00 o 37’17” LU 122 o 34’84” BT 50 Desa Molombulahe Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo Tanah Sawah Irigasi TSI PNB 00 o 41’12” LU 122 o 37’50” BT 44 Desa Bandungrejo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo Sumber: Hasil Pengukuran Lapang dan Pembacaan Peta 2009

4.2 Kondisi Iklim dan Hidrologi

Data iklim selama sepuluh tahun terakhir 1997-2008 di daerah penelitian menunjukkan perbedaan musim kemarau dan musin penghujan yang jelas. Rata- rata curah hujan tahunan dari dua stasiun iklim di daerah penelitian berkisar antara 1.021 mm sampai 1.112 mm. Sedangkan rata-rata curah hujan bulanan berkisar antara 31 mm sampai 264 mm Lampiran 4 Tabel 1. Berdasarkan tipe hujan, maka daerah ini termasuk tipe iklim E dengan nilai Q = 60-100 Schmidt dan Ferguson 1951. Sedangkan menurut zone agroklimat Oldeman dan Darmiyati 1977, maka daerah ini termasuk dalam zone agroklimat E4 dengan bulan basah 200 mm hanya satu bulan, dan bulan kering 100 mm berkisar antara enam sampai sembilan bulan antara Juli-November.