Penetapan Lokasi dan Contoh Pelaksanaan Lapang

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Penetapan Lokasi dan Contoh

Penetapan lokasi penelitian didasarkan pada Peta Geologi Lembar Tilamuta Sulawesi Skala 1 : 250.000, Peta Penggunaan Lahan Kawasan Paguyaman Skala 1 : 50.000, Peta Kemiringan Lereng daerah Paguyaman Skala 1 : 50.000, Peta Landform Kawasan Paguyaman Skala 1 : 50.000, Peta Zona Agroklimat Skala 1 : 250.000 dan Peta Jenis Tanah Kawasan Paguyaman Skala 1 : 50.000. Hasil superimpose peta-peta tersebut telah membantu penetapan lokasi penelitian. Lokasi pengambilan contoh didasarkan pada jenis tanah dominan menurut peta jenis tanah dan perbedaan lereng menurut Peta Kemiringan Lereng daerah Paguyaman Skala 1 : 50.000. Selanjutnya ditetapkan tiga profil dalam satu transek lereng di dua lokasi yang berbeda. Sebagai perbandingan tingkat perkembangan tanah, dibuat 1 profil yang tidak disawahkan lahan kering di sekitar profil yang di sawahkan untuk dua lokasi yang berbeda. Sedangkan pembanding tingkat perkembangan tanah dengan intensitas pengolahan tanah yang intensif, maka dibuat 1 profil yang disawahkan dengan irigasi teknis. Dengan demikian, maka terdapat 9 profil pedon terpilih. Contoh tanah diambil dari horison setiap profil tanah untuk dianalisis di laboratorium. Untuk setiap profil selanjutnya dilakukan karakterisasi, rekonstruksi genesis dan klasifikasi tanah. Analisis potensi lahan dilakukan terhadap TSTH dan TSI dengan menentukan kelas kesesuaian lahan.

3.3.2 Pelaksanaan Lapang

Pelaksanaan lapang didasarkan pada lokasi contoh profil pedon. Sebelumnya, pengujian lokasi dilakukan apakah sesuai atau tidak dengan judul penelitian. Jika tidak sesuai dapat dilakukan perubahan lokasi. Profil tanah dibuat dan diambil contohnya sesuai dengan prinsip-prinsip survei tanah NSSC-NCRS USDA 2002 dalam Abdullah 2006; Soil Survey Division Staff 1993. Data iklim dikumpulkan dari dua stasiun iklim, yaitu stasiun Sidodadi, dan Molombulahe. Data curah hujan mm, suhu o C, kelembaban relatif dan data kecepatan angin km jam -1 tersedia di dua stasiun yang ada. Sedangkan data panjang penyinaran hanya di stasiun iklim Sidodadi saja. Berdasarkan data curah hujan, suhu udara, posisi lintang-bujur, dan elevasi kemudian diolah dengan program NSM newhall simulation model, dalam Van Wambeke et al. 1986 untuk menentukan rejim kelembaban tanah dan rejim suhu tanah daerah penelitian. Sebagai kontrol terhadap hasil analisis suhu tanah dengan alat bantu program NSM, maka dihitung pula dengan persamaan 1 yang dikemukakan Newhall Van Wambeke 1984 sebagai berikut: Ts = Ta + 2,5 …………………………………………………………. 1 Dimana: Ts adalah suhu tanah rata-rata bulanan pada kedalaman 50 cm o C, Ta adalah suhu udara rata-rata bulanan o C. Evapotranspirasi dihitung berdasarkan persamaan 2 yang dikemukakan Thornthwaite dan Mather 1957 sebagai berikut: ETP = 1,6 x F 10tI a , ………………………………………………… 2 Dimana: ETP adalah evapotranspirasi bulanan, F adalah faktor koreksi yang didekati dengan jumlah hari dalam bulan, t adalah suhu udara rata-rata bulanan o C, a adalah 1,8 dan I adalah indeks panas dalam 1 tahun yang diperoleh dari persamaan 3 berikut: I = Σ t5 1,54 …………………………………………………………….. 3 Sedangkan neraca air water balance diperoleh dari analisis data curah dan evapotranspirasi yang diolah dengan program Cropwat Donker 1986.

3.3.3 Analisis Laboratorium