Kelebihan dan Kekurangan Alat

V.7. Kelebihan dan Kekurangan Alat

Alat pemberok ikan dengan tegangan listrik arus searah yang telah dibuat tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan alat yang telah dibuat tentunya kita harus bandingkan dengan pemberokan yang dilakukan secara alamiah. Kelebihan alat pemberok ikan dengan tegangan listrik arus searah adalah dapat mempersingkat waktu pemberokan ikan. Bila kita ambil contoh pembanding yaitu pemberokkan yang minimal memerlukan waktu satu hari atau 24 jam, maka dengan alat pemberok yang dibuat kita dapat memberok ikan hanya 15 menit atau 196 kali lebih cepat daripada pemberokan secara alamiah. Keuntungan lainnya adalah kita tak memerlukan lahan yang luas untuk pemberokkan ikan. Sehingga kita dapat menghemat biaya untuk pembuatan kolam khusus pemberokkan. Kelebihan lainnya adalah ikan hasil pemberokan dengan alat yang dibuat hanya sedikit terdapat darah dan berak tersisa, sementara ikan yang diberok secara alamiah terdapat lebih banyak darah dan berak tersisa. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 5.3. Perbedaan daging ikan setelah diberok dengan alat kiri dan setelah diberok secara alamiah kanan. Hal ini tentunya membuat ikan yang telah diberok dengan alat pemberok yang dibuat lebih bersih dan juga lebih mudah dibersihkan dibandingkan dengan ikan yang diberok secara alamiah. Kandungan nutrisi ikan pun harus diperhatikan setelah pemberokan selesai dilakukan. Ikan memiliki kandungan protein yang tinggi yaitu sekitar 20. Di samping itu protein yang terkandung dalam ikan mempunyai mutu yang baik, sebab sedikit mengandung kolesterol dan sedikit lemak Nuraini, 2008. Untuk melihat ikan yang mengandung nutrisi baik dapat diperhatikan dari kesegaran ikan tersebut. Untuk mengecek kandungan nutrisi dan kesegaran, kedua ikan dibersihkan terlebih dahulu. Bila ikan masih terlihat segar, maka kandungan gizi ikan tersebut masih tinggi. Tanda-tanda ikan yang segar antara lain ikan bercahaya seperti ikan hidup, badan kaku dan liat, baunya masih seperti ikan hidupsegar, mata ikan jernih dan terang, daging kenyal, dinding perut kuat disadur dari: Nuraini, 2008. Saat membandingkan kedua ikan hasil pemberokan dengan alat dan alamiah, dilakukan pengecekan terhadap kekenyalan dagingnya. Dan setelah dicek, tingkat kekenyalan kedua daging ikan tersebut relatif sama. Dinding perut keduanya pun relatif sama kuat. Hal ini membuktikan bahwa kandungan nutrisi pada ikan yang diberok dengan alat pemberok dan pada ikan yang diberok secara alamiah relatif sama. Ikan yang telah diberok baik secara alamiah maupun dengan alat pemberok diuji pula selang waktu pembusukannya. Tujuannya adalah untuk mengecek apakah selain sebagai pemberok ikan, alat ini dapat pula digunakan untuk mengawetkan ikan dengan metode pengaliran listrik pada ikan. Hasil ujicobanya adalah sebagai berikut. Ikan Hasil Pemberokan dengan Alat Ikan Hasil Pemberokan Alamiah Kondisi Awal Kondisi Setelah Dibiarkan Selama 24 Jam Kondisi Awal Kondisi Setelah Dibiarkan Selama 24 Jam Segar Busuk Segar Busuk Segar Busuk Segar Busuk Segar Busuk Segar Busuk Dari hasil pengujian tersebut, baik ikan yang diberok secara alamiah maupun ikan yang diberok dengan alat, keduanya akan membusuk bila dibiarkan selama 24 jam. Hal ini berarti alat pemberok yang dibuat tidak bisa difungsikan sebagai alat untuk mengawetkan ikan dengan prinsip pemberian tegangan listrik. Oleh sebab itu, alat ini untuk semnetara hanya bisa difungsikan sebagai pemberok ikan saja dengan efisiensi pemberokan sebesar 77.97 . Sementara kekurangan alat adalah tidak dapat melakukan pemberokan semaksimal metode alamiah. Selain itu, kekurangan pemberokan dengan alat ini adalah masih terbatas pada beberapa jenis ikan saja, yaitu ikan gurame, ikan lele, dan ikan patin. Alat ini juga terbatas hanya dapat memberok ikan dengan kapasitas maksimal 1 kg ikan. Namun, ini bukan berarti pemberokan dengan alat pemberok ini tidak maksimal, namun masih dapat dikembangkan lagi agar pemberokan dapat berlangsung secara lebih optimum.

VI. ANALISIS EKONOMI