DISAIN ALAT PEMBEROK IKAN DENGAN TEGANGAN LISTRIK ARUS SEARAH

IV. DISAIN ALAT PEMBEROK IKAN DENGAN TEGANGAN LISTRIK ARUS SEARAH

III.1. Identifikasi dan Pemecahan Masalah Salah satu penanganan pasca panen hasil perikanan, terutama perikanan darat adalah proses pemberokan ikan-ikan yang sudah dipanen. Seperti yang sudah kita ketahui pemberokan bertujuan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada pada dalam dan luar tubuh ikan. Pemberokan dilakukan dengan cara mempuasakan ikan-ikan yang sudah dipanen selama satu atau beberapa hari, sesuai dengan jenis ikan yang akan diberok, di dalam suatu kolam khusus pemberokan yang berisikan air bersih atau jernih dengan sirkulasi yang baik. Saat pemberokan, ikan akan mengeluarkan kotoran-kotoran yang ada di dalam dan luar tubuhnya yang keluar melalui sistem pecernaan, sistem ekskresi, dan juga pergerakan tubuhnya yang menyebabkan kotoran-kotoran yang menempel di tubuhnya terlepas. Setelah pemberokan dianggap sudah selesai, ikan ada yang langsung dikonsumsi manusia dan ada pula yang dibiasakan terlebih dahulu diberi pakan pelet secara teratur dengan tujuan agar daging ikan jauh lebih gurih. Hal yang menjadi permasalahan adalah waktu pemberokan yang lama. Seperti kita ketahui, pemberokan minimal memerlukan waktu satu hari. Jika kita dapat membuat waktu pemberokan lebih cepat tentunya banyak keuntungan yang bisa kita peroleh. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain mempercepat waktu distribusi ikan-ikan hasil panen dan menghemat biaya pasca panen. Salah satu solusi untuk memecahkan masalah terebut adalah dengan mencoba menciptakan alat untuk memberok ikan dengan durasi pemberokan yang cepat. Alat ini menggunakan prinsip yang sederhana, yaitu pemberian arus listrik searah dengan tegangan tertentu yang dapat membuat ikan stress selama jangka waktu tertentu. Selama ikan stress itulah laju pencernaan, ekskresi, dan pergerakan ikan dipercepat sehingga akan mempercepat pengeluaran kotoran- kotoran dari dalam tubuh ikan, pengeluaran keringat dan lendir-lendir yang menempel pada tubuh ikan, serta membantu melepaskan kotoran-kotoran mikro yang menempel pada bagian luar tubuh ikan dengan pergerakan ikan yang dipercepat karena pengaruh pemberian tegangan listrik arus searah. III.2. Disain Struktural III.2.1 Bak penampug Bak penampung dibuat dengan bahan dasar fiber dengan ukuran panjang 300 mm, lebar 180 mm, dan tinggi 220 mm. Ukuran-ukuran tersebut merupakan ukuran bagian dalam atau volume penampungan air. Tebal lapisan fiber yang digunakan adalah 15 mm. Dengan ukuran tersebut, bak penampung mampu menampung maksimal 1 kg ikan dan air maksimal 11.88 Liter. Gambar 4.1. Bak Penampung berbahan dasar fiber III.2.2. Elektroda Positif Elektroda positif dibuat dari pelat tembaga dengan tebal 0.25 mm. Ukuran elektroda positif tersebut adalah 265 mm x 112 mm. Pelat tembaga tersebut dilubangi kecil sebanyak 6 buah lubang untuk pemasangan paku sekrup. Pelat tembaga tersebut digabungkan secara semi permanen dengan isolator yang juga memiliki pegangan. Penggabungan semi permanen dengan menggunakan paku sekrup. Bentuk isolator berpegangan tersebut cukup disesuaikan dengan ukuran pelat tembaga. Bahan isolator terbuat dari kayu. Elektroda positif ini dihubungkan dengan kabel kawat ke kutub positif pada switched-mode power supply. Gambar 4.2. Isolator kiri dan elektroda positif dari bahan tembaga kanan III.2.3. Elektroda Negatif Sama seperti elektroda positif, elektroda negatif terbuat dari pelat tembaga dengan tebal 0.25 mm. Ukuran elektroda negatif adalah 265 mm x 147 mm. Pelat tembaga tersebut dilubangi kecil sebanyak 7 buah, dimana 6 buah lubang digunakan sebagai lubang-lubang untuk pemasangan semi permanen penempel vakum dan satu lubang lagi untuk memasang secara semi permanen bolt and nut nomor 10. Elektroda negatif dihubungkan dengan kabel kawat yang dijepit pada bolt and nut ke kutub negatif pada switched-mode power supply. Gambar 4.3. Elektroda negatif tampak atas kiri dan tampak bawah kanan III.2.4. Power Supply Power supply yang digunakan adalah tipe switched-mode power supply. Switched-mode power supply ini memiliki spesifikasi input 90-240 V AC dan output 3-24 V DC dengan kuat arus 8 A. Gambar 4.4. Switched-mode power supply III.2.5. Pewaktu Unit pewaktu menggunakan timer yang berjenis mechanical timer. Pengaturan dan penentuan waktu dilakukan dengan cara memutar kontrol pilihan waktu sesuai kebutuhan dan dihubungkan dengan sumber arus AC. Batas waktu terendah pengaturan waktu adalah 15 menit dan waktu maksimal adalah 24 jam. Gambar 4.5. Mechanical Timer III.2.6. Liquid Filter Liquid filter digunakan sebagai komonen pelengkap alat. Spesifikasinya adalah input masukan 220240 V AC, daya 13 W, kedalaman maksimum 0.7 m, dan debit 600 Ljam. Gambar 4.6. Liquid filter III.3. Disain Fungsional III.3.1. Bak Penampung Bak penampung yang berbahan dasar fiber berfungsi sebagai tempat penampungan air dan ikan yang akan diberok. Pemilihan bahan fiber dimaksudkan agar bak penampung ringan dan mudah untuk dibawa portable serta anti pecah. Bak penampung dari fiber diperbaiki bila terjadi retak atau pecah dengan cara disambungkan kembali dengan bantuan lem plastik, lem kaca, atau lem pipa. Dengan begitu perawatan atau maintenance bak penampung mudah dilakukan. III.3.2. Elektroda Positif Fungsi elektroda positif pada alat pemberok ikan dengan tegangan listrik arus searah adalah sebagai logam penerima elektron yang bermediumkan air saat proses pemberokan ikan kepada elektroda negatif. Pemilihan bahan tembaga bertujuan agar arus listrik dari kutub positif power supply terhantar dengan baik karena tembaga merupakan penghantar listrik yang paling optimal. Isolator dan pegangan yang dihubungkan dengan elektroda positif berfungsi agar saat memegang elektroda positif tangan kita tidak tersetrum. Sementara paku sekrup digunakan untuk menyatukan secara semi permanen isolator berpegangan dengan pelat tembaga elektroda positif. Paku sekrup juga dipakai untuk menjepit kabel kawat dengan tembaga pelat pada elektroda positif yang akan dihubungkan dengan kutub positif keluaran dari power supply. Paku sekrup juga dipakai untuk mempermudah bila akan melakukan maintenance pada komponen elektroda positif, yaitu bila akan mengganti pelat tembaga atau melepas kabel kawat. III.3.3. Elektroda Negatif Elektroda negatif berfungsi sebagai logam untuk menyuplai elektron ke elektroda positif yang bermediumkan air saat pemberokan ikan dengan pemberian tegangan listrik arus searah dilakukan. Pemilihan bahan tembaga bertujuan agar arus listrik dari kutub negatif power supply terhantar dengan baik karena tembaga merupakan penghantar listrik yang paling optimal. Enam buah penempel vakum berfungsi untuk menempelkan secara semi permanen elektroda negatif dengan dasar bak penampung. Sementara itu, bolt and nut nomor 10 yang dipakai digunakan untuk menepit kabel kawat dengan elektroda negatif secara semi permanen. Penghubungan pelat tembaga elektroda negatif secara semi permanen dengan penjepit vakum dan bolt and nut bertujuan pula untuk mempermudah mainenance yaitu bila akan mengganti pelat tembaga, bolt and nut atau penempel vakum. III.3.4. Power Supply Fungsi switched-mode power supply adalah untuk memperoleh sumber tegangan konstan dan arus listrik searah. Sumber input switched-mode power supply sendiri adalah arus AC. Dengan proses rectification, inverter stage, voltage converter and output rectifier serta regulation maka diubahlah input AC tersebut menjadi arus keluaran DC dengan beberapa pilihan voltase keluaran mulai dari 3 V hingga 24 V. III.3.5. Pewaktu Mechanical Timer digunakan sebagai pengontrol waktu secara otomatis saat pemberokan ikan dilakukan. Waktu pemberokan dikontrol secara otomatis untuk menghindari kelalaian manusia karena dikhawatirkan bila penyetruman melebihi waktu optimal pemberokkan dapat menyebabkan ikan mati. Mechanical Timer diplih karena mudah diperoleh di pasaran dan mudah dalam pengoperasiannya. III.3.6. Liquid Filter Fungsi liquid filter adalah sebagai komponen pelengkap alat. Komponen ini juga berfungsi untuk mengsirkulasi air selama proses pemberokan. Fungsi lainnya adalah menyaring kotoran-kotoran dari air yang akan disirkulasikan. III.4. Pemilihan Bahan III.4.1. Pemilihan Bahan untuk Bak Penampung Faktor pembobot: Sifat Bahan 1-2 1-3 2-3 Σ Bobot Tingkat keringanan bahan 1 1 1 2 0.67 Kemudahan didapat 2 1 1 0.33 Kemurahan harga 3 Indeks Sifat Berbobot: Bahan Keringanan Bahan 0.67 Kemudahan Didapat 0.33 Σ Kaca 1 2 1.33 Fiber 2 1 1.67 Ket: nilai dibuat relatif 1-2 mulai dari yang terburuk hingga yang terbaik Karena nilai indeks sifat berbobot fiber lebih besar dari kaca, maka bahan fiber dipilih sebagai bahan dasar bak penampung. III.4.2. Pemilihan Bahan Konduktor untuk Elektroda Positif dan Negatif Faktor pembobot: Sifat Bahan 1-2 1-3 1-4 2-3 2-4 3-4 Σ Bobot Konduktivitas 1 1 1 1 3 0.50 Kerenggangan partikel 2 1 1 0.17 Kemudahan didapat 3 1 1 0.17 Kemurahan harga 4 1 1 0.17 Indeks Sifat Berbobot: Bahan Konduktivitas Listrik 0.50 Kerenggangan Partikel 0.17 Kemudahan Didapat 0.17 Kemurahan Harga 0.17 Σ Alumunium 61 3 3 3 32.03 Besi 17 1 4 4 10.03 Kuningan 28 2 2 2 15.02 Tembaga 100 4 1 1 51.02 Keterangan: • Nilai konduktivitas listrik diperoleh berdasarkan tabel 2.2 • Nilai relatif kerenggangan partikel 1-4 mulai dari yang paling rapat hingga yang paling renggang jarak antar partikelnya, hal ini menentukan kelenturan bahan dimana semakin renggang jarak antar partikel maka bahan akan semakin lentur • Nilai relatif kemudahan didapat 1-4 mulai dari yang paling sulit didapat hingga yang paling mudah didapat • Nilai relatif kemurahan harga 1-4 mulai dari yang paling mahal hingga yang paling murah Berdasarkan nilai indeks sifat berobot, maka dipilihlah tembaga sebagai bahan untuk konduktor. Hal ini karena tembaga memiliki nilai indeks sifat berbobot yang paling tinggi yaitu 51.02.

V. ANALISIS TEKNIK DAN HASIL