donor hendaknya disesuaikan dengan lokasi transplantasi untuk menghindari stres pada karang. Stres pada karang adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh
perubahan ekosistem atau faktor eksternal maupun internal yang menyebabkan produktivitas karang menurun. Stres pada karang menyebabkan perubahan pada
metabolisme, pertumbuhan, warna memucat, tingkah laku mengeluarkan lendir berlebih dan reproduksinya akibat faktor-faktor yang membatasi aktivitas
organisme tersebut Saenger Holmes 1992 in Zulfikar 2003. Secara biologis transplantasi karang dinyatakan sukses dengan tingkat
ketahanan hidup berkisar 50-100 ketika karang ditransplantasikan pada habitat yang serupa dengan habitat dimana mereka dikoleksi Harriot Fisk 1988.
2.3.3. Transplantasi Karang di Indonesia
Penelitian mengenai transplantasi karang terhadap beberapa jenis karang telah banyak dilakukan seperti penelitian terhadap tingkat keberhasilan hidup
karang transplantasi jenis Madracis mirabilis dan jenis Acropora sp. Bak dan Criens 1981 in Johan et al. 2008. Penelitian terhadap transplantasi karang jenis
Acropora sebanyak 40 sampel dari 11 spesies karang dengan menggunakan substrat buatan keramik di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta Sadarun
1999. Penelitian tingkat keberhasilan transplantasi karang batu di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta dengan meggunakan tiga jenis karang genus Acropora
yaitu Acropora donei, Acroporaacuminata dan Acroporaformosa Johan et al. 2008.
Karang yang ditransplantasikan mempunyai kecepatan pertumbuhan yang berbeda-beda. Supriharyono 2007 menyatakan bahwa karang dengan life
form branching umumnya mempunyai tingkat pertumbuhan sangat cepat yaitu bisa mencapai 2 cmbulan sedangkan coral massive tumbuhnya sangat lambat
yaitu hanya 1 cmtahun. Sadarun 1999 mendapatkan pertumbuhan karang branching dari jenis Acropora yongei dan Acropora digitifera yang
ditranplantasikan di Pulau Pari, Kepulauan Seribu selama lima bulan mempunyai pertumbuhan rata-rata sebesar 0,4 cm dan 0,1 cm.
2.3.4. Transplantasi Karang di Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai transplantasi karang di lokasi penelitian telah dilakukan seperti penelitian Analisi Laju Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Karang Acropora spp, Hydnopora rigida dan Pocillopora verrucosa yang di transplantasikan di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu Iswara 2010. Dari hasil
penelitian tersebut ketiga jenis karang yang ditransplantasikan, tingkat kelangsungan hidup pada akhir pengamatan paling besar dimiliki oleh karang
jenis Acropora spp. dengan 79,42 sedangkan tingkat kelangsungan hidup terendah dimiliki oleh karang jenis Pocillopora verrucosa sebesar 61,11.
Hydnopora rigida memiliki tingkat kelangsungan hidup sebesar 74,19. Berdasarkan kondisi tersebut dapat disimpulkan pula bahwa perairan tersebut
cukup baik untuk transplantasi ketiga jenis karang tersebut yang ditandai dengan kelangsungan hidup seluruhnya berada di atas kisaran 50. Kematian terbesar
selama enam bulan diakibatkan makroalga, untuk laju pertumbuhan karang jenis Acropora spp, Hydnopora rigida, dan Pocillopora verrucosa, ketiga karang
tersebut mengalami pertumbuhan yang positif. Tingkat pencapaian pertumbuhan Acropora spp selama enam bulan mencapai 59 mm untuk panjang dan 42 mm
untuk tinggi dengan laju pertumbuhan sebesar 19 mm2 bulan untuk panjang dan 14 mm2 bulan untuk tinggi. Lalu, tingkat pencapaian pertumbuhan Hydnopora
rigida mencapai 60 mm untuk panjang dan 38 mm untuk tinggi dengan laju pertumbuhan sebesar 17 mm2 bulan dan 11 mm2 bulan untuk tinggi. Tingkat
pencapaian Pocillopora verrucosa mencapai 41 mm untuk panjang dan 31 mm untuk tinggi dengan laju pertumbuhan mencapai 14 mm2 bulan untuk panjang
dan 10 mm2 bulan untuk tinggi. Penelitian lain mengenai transplantasi karang di lokasi penelitian juga
telah di lakukan oleh Wibowo 2010 tentang Analisi Kecepatan Pertumbuhan dan Tingkat Keberhasilan Transplantasi Karang Stylophora pistillata dan Pocilopora
verrucosa di perairan Pulau Karya, Kepulauan Seribu. Dari hasil penelitian tersebut tingkat pencapaian panjang selama tiga bulan penelitian untuk fragmen
jenis Stylophora pistillata sebesar 13,94 mm, dan fragmen jenis Pocillopora verrucosa sebesar 9,15 mm, sedangkan tingkat pencapaian selama tiga bulan
penelitian untuk fragmen jenis Stylophora pistillata sebesar 11,10 mm, dan
fragmen jenis Pocillopora verrucosa sebesar 8,49 mm. Laju pertumbuhan pertumbuhan panjang terbesar pada bulan Juli-Juni 2009 untuk kedua fragmen
karang, yaitu sebesar 6,97 mmbulan untuk spesies Stylophora pistillata dan sebesar 4,63 mmbulan untuk spesies Pocillopora verrucosa. Persentase tingkat
kelangsungan hidup fragmen karang Stylopora pistillata lebih besar daripada persentase tingkat kelangsungan hidup fragmen karang Pocillopora verrucosa.
Tingkat kelangsungan hidup fragmen jenis Stylophora pisstilata pada akhir penelitian sebesar 100, sedangkan untuk fragmen jenis Pocillopora verrucosa
sebesar 90.
2.4. Klasifikasi dan Ciri-ciri Karang yang Diteliti