Parameter fisika dan kimia perairan di ukur di Laboratorium Produktivitas Lingkungan, Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
3.3. Metode Penelitian dan Analisa Data
3.3.1. Fragmen Karang dan Konstruksi Modul
Fragmen karang yang digunakan pada penelitian ini adalah karang hasil budidaya yang digunakan untuk kegiatan perdagangan. Fragmen karang yang
akan digunakan pada penelitian ini ditempelkan dengan cara diikatkan pada tiang- tiang modul dengan menggunakan kabel tie lalu disemen agar kokoh dan tidak
mudah lepas. Tiap modul terdiri dari enam fragmen karang transplan.
Gambar 2. Konstruksi modul serta fragmen karang transplantasi
Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 3. Contoh fragmen transplantasi karang genus Acropora nobilis dan
Montipora altasepta.
3.3.2. Pengamatan Pertumbuan Karang
Analisis data pertumbuhan panjang dan lebar karang dihitung dengan menggunakan penggaris dan kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan
perangkat lunak Microsoft Excel 2007. Untuk
menghitung pencapaian
pertumbuhan karang
yang ditransplantasikan dilakukan dengan menggunakan rumus yang mengacu pada
Ricker 1975 sebagai berikut: β = Lt-Lo
Keterangan : β = Pertambahan panjangtinggi fragmen karang
Lt = Rata-rata panjangtinggi fragmen karang setelah bulan ke-t Lo = Rata-rata panjangtinggi fragmenkarang pada bulan ke-0
Untuk laju pertumbuhan karang yang ditransplantasikan, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut Ricker 1975:
Keterangan: α = Laju pertambahan panjang atau lebar fragmen karang transplantasi
L
i+1
= Rata-rata panjang atau tinggi fragmen pada waktu ke-i+1 L
i
= Rata-rata panjang atau tinggi fragmen pada waktu ke-i t
i+1
= Waktu ke-i+1 t
i
= Waktu ke-i Tingkat kelangsungan hidup pada karang yang ditransplantasi dihitung
dengan menggunakan rumus yang mengacu pada Ricker 1975 sebagai berikut :
Keterangan : SR = Tingkat Kelangsungan Hidup Survival Rate
N
t
= Jumlah individu pada akhir penelitian N
o
= Jumlah individu pada awal penelitian
3.3.3. Pengukuran Parameter Fisika Kimia Perairan
Parameter fisika kimia perairan yang diambil meliputi suhu, salinitas, kecerahan, kekeruhan, kecepatan arus, kedalaman, nutrien ammonia, ortofosfat,
nitrat, dan laju sedimentasi. Pengukuran parameter fisika berupa suhu, kecepatan arus, kedalaman
perairan, dan kecerahan perairan dilakukan secara langsung in situ. Sedangkan salinitas, sedimentasi, kekeruhan, dan nutrien ammonia, ortofosfat, dan nitrat
dilakukan secara tidak langsung ex situ. Parameter suhu dilakukan dengan menggunakan thermometer air raksa dengan cara dicelupkan ke perairan
kemudian dilihat nilai suhu perairannya, kecepatan arus dengan menggunakan floating droudge dan stopwatch dimana floating droudge dilempar keperairan dan
dihitung menggunakan stopwatch. Waktu dihitungsaat pertama kali floating droudge menyentuh air sampai tali floating droudge menegang, kemudian nilai
waktu tersebut dibagi dengan nilai miring logaritma dari jarak floating droudge terhadap kapal dan tinggi antar ujung tali saat floating droudge dijatuhkan dengan
permukaan air. Parameter kecerahan menggunakan secchi diskdengan cara merata-
ratakan nilai kedalaman saat secchi disk mulai menghilangtidak terlihat dalam air d1 dengan saat secchi disk mulai terlihat ketika diangkat d2. Nilai kedalaman
tersebut dibagi dua kemudian dikalikan 100 persen. Pengukuran kedalaman dengan melihat depth gauge pada peralatan SCUBA.
Contoh air untuk pengukuran secara ex situ dilakukan dengan menggunakan botol contoh pada kedalaman 1-4 meter, kemudian air contoh
disimpan dalam cool box yang diberi es batu lalu dianalisis di Laboratorium Produktivitas Lingkungan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Salinitas diukur dengan hand refractometer. Kekeruhan dengan turbidimeter dan nutrient diukur
dengan spektrofotometri. Laju sedimentasi diukur dengan cara menyaring partikel-partikel tersuspensi yang terdapat di dalam sediment trap dengan
menggunakan kertas millipore dibantu dengan vacuum pump, lalu di oven pada suhu 105
C untuk mendapat berat kering partikel tersuspensi.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN