memiliki pasokan cahaya yang cukup dan terkena gelombang yang besar akan menyebabkan pertumbuhan karang mempunyai cabang yang lebih pendek dan
tumpul. Kedalaman lokasi penelitian untuk kegiatan transplantasi ini cenderung dangkal dengan kedalaman yang berkisar 3 meter, sehingga pada kedalaman ini
karang yang tumbuh cenderung memiliki percabangan yang pendek dan tumpul, dan pola pertumbuhan yang cenderung melebar.
4.2.2. Laju Pertumbuhan Karang
Laju pertumbuhan karang yang diukur meliputi laju pertumbuhan lebar fragmen karang dan laju pertumbuhan tinggi fragmen karang setiap pengamatan.
Laju perumbuhan lebar dan tinggi dirata-ratakan untuk mendapatkan nilai laju pertumbuhan rata-rata setiap pengamatan. Laju pertumbuhan transplantasikan
karang Acropora nobilis dan Montipora altasepta yang ditransplantasikan di Pulau Karya berdasarkan periode waktu, dari awal hingga akhir pengamatan
disajikan pada grafik dibawah ini.
Gambar 5. Laju pertumbuhan Acropora nobilis
5.83 5.01
5.16 8.68
5.28 3.80
-5.00 0.00
5.00 10.00
15.00
20.00
25.00
Sep 2010-Jan 2011n=25
Jan 2011-Mei 2011 n=24
Mei 2011-Juli 2011 n=22
m m
b u
la n
Tinggi Lebar
Berdasarkan hasil pengamatan pada bulan September 2010 –Januari 2011,
pertumbuhan Acropora nobilis memiliki laju pertumbuhan lebar sebesar 8,68 mmbulan dan 5,83 mmbulan untuk tinggi. Pada pengamatan di bulan Januari
2011 –Mei 2011 terjadi penurunan laju pertumbuhan baik lebar maupun tinggi.
Untuk laju pertumbuhan karang yaitu sebesar 5,28 mmbulan untuk pertumbuhan lebar dan 5,01 mmbulan untuk pertumbuhan tinggi. Laju pertumbuhan Acropora
nobilis kembali menurun pada bulan Mei 2011-Juli2011 yaitu 3,80 mmbulan untuk pertumbuhan lebar dan 5,16 mmbulan untuk pertumbuhan tinggi. Dari
hasil pengamatan selama 10 bulan di dapat rata-rata pertumbuhan yang terjadi adalah 6,38 mmbulan untuk pertumbuhan lebar dan 5,53 mm bulan untuk
pertumbuhan tinggi. Penelitian lain mengenai Acropora telah dilakukan oleh Iswara 2010,
dari penelitian tersebut diperoleh rata-rata pertumbuhan yang terjadi adalah sebesar 19mm2 bulan untuk panjang dan 14 mm2 bulan. Adanya perbedaan
pertumbuhan antara kedua Acropora yang ditransplantasikan diduga oleh perbedaan kondisi lingkungan perairan.
Gambar 6. Laju pertumbuhan Montipora altasepta
4.09 1.89
2.11 6.50
4.39
3.39
-5.00 0.00
5.00
10.00 15.00
20.00
Sep 2010-Jan 2011 n=11
Jan 2011-Mei 2011 n=9
Mei 2011-Juli 2011 n=9
m m
b u
la n
Tinggi Lebar
Montipora altasepta memiliki laju pertumbuhan di bulan September 2010
–Januari 2011 adalah 6,50 mmbulan untuk pertumbuhan lebar dan 4,09 mmbulan untuk pertumbuhan tinggi. Pada pengamatan di bulan Januari 2011-
Mei 2011 pertumbuhan Montipora altasepta menurun baik lebar maupun tinggi, untuk laju pertumbuhan didapat 4,39 mmbulan untuk pertumbuhan lebar dan 1,89
mmbulan untuk pertumbuhan tinggi. Pada bulan Mei 2011 –Juli 2011
pertumbuhan Montipora altasepta kembali menurun, laju pertumbuhan adalah 3,39 mmbulan untuk pertumbuhan lebar dan 2,11 mmbulan untuk pertumbuhan
tinggi. Dari hasil selama penelitian 10 bulan diperoleh pertumbuhan rata-rata Monipora altasepta adalah 3,70 mmbulan untuk pertumbuhan lebar dan 2,66
mmbulan untuk pertumbuhan tinggi. Yudasakti 2009 dalam skripsinya menyatakan laju pertumbuhan
Montipora sp di Pulau Kelapa sebesar 1,29 cm2 bulan untuk panjang fragmen dan 0,7 cm 2 bulan untuk laju pertumbuhan tinggi frgamen.
Laju pertumbuhan lebar karang Acropora nobilis dan Montipora altasepta relatif menurun setiap pengamatan, sedangkan untuk pertambahan tinggi
menurun pada pengamatan kedua kemudian meningkat lagi pada pengamatan ketiga. Hal ini diduga disebabkan oleh kondisi lokasi transplantasi yang kurang
mendukung untuk pertumbuhan optimal dari fragmen karang tersebut. Salah satu faktor lingkungan yang memungkinkan dapat mengganggu dan menghambat dari
kehidupan karang adalah sedimentasi. Sedimentasi yang tinggi pada tubuh polip dapat mengganggu proses fotosintesisyang terjadi pada polip karang dan akan
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan karang. Pengaruh sedimen terhadap pertumbuhan binatang karang dapat secara
langsung maupun tidak langsung. Sedimen dapat langsung mematikan karang, yaitu apabila sedimen tersebut ukurannya cukup besar atau banyak sehingga
menutupi polip mulut karang Hubbard Pocock 1972; Bak Elgershuizen 1976; Bak 1978; in Supriharyono 2007. Pengaruh tidak langsung adalah melalui
turunnya penetrasi cahaya matahari yang penting untuk fotosintesis alga symbion karang, yaitu zooxanthellae, dan banyaknya energi yang dikeluarkan oleh
binatang karang untuk menghalau sedimen tersebut, yang berakibat turunnya laju
pertumbuhan karang Pastorok Bilyard 1985; Supriharyono 1986; in Supriharyono 2007.
Pengaruh lain yang menyebabkan pertumbuhan dari Acropora nobilis dan Montipora altasepta menurun pada pengamatan kedua, hal ini di duga
disebabkan oleh nitrat, ortofosfat yang melebihi baku mutu KepMen LH No. 512004 Gambar 5. Nitrat NO
3
merupakan bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga dan
dapat dimanfaatkan secara langsung Effendi 2003. Pada pengamatan kedua dilihat secara visual pada lokasi penelitian terdapat makroalga jenis Padina dan
Halimeda. Fosfor merupakan unsur yang esensial bagi tumbuhan tingkat tinggi dan alga, sehingga unsur ini menjadi faktor pembatas bagi tumbuhan dan alga
akuatik serta sangat mempengaruhi tingkat produktivitas perairan. Ortofosfat merupakan salah satu bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik. Keberadaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan nitrogen di perairan dapat menstimulir ledakan pertumbuhan alga di
perairan Effendi 2003. Beberapa penelitian lain mengenai karang genus Acropora dan
Montipora Tabel 5.
Tabel 5. Beberapa penelitian transplantasi terumbu karang di Indonesia.
Lokasi Spesies
Lama Penelitian
Laju Pertumbuhan
mmbulan
SR Pengamatan
Substrat dan
perlakuan
Pulau Pari Sadarun
1999 A. tenuis
5 bulan 32,6-33,3
90 Pertambahan
tunas dan
perambatan pada
substrat keramik
Substrat keramik,
patok bambu.
Fragmen dibersihkan.
A. formosa 45,8-46,3
83,33 A. hyachintus
43,8-44,4 100
A. divaricata 31,9-32,2
100 A. nasuta
47,9-48,1 100
A. yongei 48,8-49,1
100 A. aspera
33,0-33,3 100
A. digitifera 21,1-24,3
100 A. valida
49,0-41,2 100
Zona Windward,
Leeward, dan
goba Pulau Pari
Johan 2000 A. formosa
6 bulan 3,7
89 Jumlah
cabang dan perambatan
pada substrat
keramik Substrat
keramik. Fragmen
dibersihkan. A. donei
1,6 97
A. acuminata 4,2
90
Lokasi Spesies
Lama Penelitian
Laju Pertumbuhan
mmbulan
SR Pengamatan
Substrat dan
Perlakuan
Selatan Pulau Pari
Herdiana 2001
A. micropthalma 5 bulan
P = 90 ; L = 139
83,3 66,67 Posisi
penanaman vertikal dan
horizontal Substrat
semen, jaring, dan
besi. Fragmen
dibersihkan. P = 103 ;
L = 82,2
A. intermedia P = 104 ;
L = 154 P = 127 ;
L = 213 83,3
79,17
Selatan Pulau Pari
Aziz 2001 A. intermedia
6 bulan T = 2,5 ;
P = 2,5 66,67
Rasio pertumbuhan
lebar dan tinggi
koloni karang
Substrat semen,
jaring, dan besi.
Fragmen dibersihkan.
T = 2,8 ; L = 4,7
100 Pulau Kelapa
Muhidin 2012
A.nobilis 10 bulan
T=5,2 ; L=10,6
71 Pertumbuhan
dan tingkat
kelangsungan hidup
Substrat semen.
Pulau Karya Bramandito
2011 Montipora sp
6 bulan P=1,8
T=3,0 62
Pertumbuhan dan
tingkat kelangsungan
hidup Substrat
semen
Laju pertumbuhan yang dicapai beberapa genus karang Acropora memiliki nilai yang berbeda. Perbedaan tempat, waktu dan teknik transplantasi yang
digunakan maupun ukuran fragmen yang digunakan memberikan dampak yang berbeda terhadap keberhasilan transplantasi dan laju pertumbuhan karang tersebut.
4.3. Tingkat Kelangsungan Hidup