memiliki kandungan nutrien yang tidak mendukung pertumbuhan terumbu karang. Koop et al. 2001 menyatakan tingginya tingkat nutrien memberikan
efek yang besar pada tingkat organisme meningkatnya mortalitas, mengurangi tingkat reproduksi karang.
4.2. Tingkat Pencapaian Pertumbuhan dan Laju Pertumbuhan Karang
4.2.1. Tingkat Pencapaian Pertumbuhan
Tingkat pencapaian pertumbuhan karang merupakan pertambahan ukuran karang baik panjang maupun lebar karang dari mulai pengambilan data pertama
sampai pengambilan data terakhir. Pertumbuhan lebar dan tinggi akan berbeda- beda tergantung pada jenis karang, bentuk koloni dan percabangannya, ukuran
awal fragmen awal, kondisi lingkungan perairan dan sifat pertumbuhan dari masing-masing spesies. Dalam penelitian ini pengambilan pertama dilakukan
pada bulan September 2010 dan terakhir Juli 2011 dengan jumlah pengambilan sebanyak empat kali.
Tabel 4. Tingkat pencapaian pertumbuhan karang jenis Acropora nobilis, dan Montipora altasepta
Jenis Karang
Ukuran mm
Waktu Pengukuran Tingkat
Pencapaian mm
September 2010
Januari 2011 Mei 2011
Juli 2011
A.nobilis Lebar
106,73±69,86 141,86±104,02
162,91±103,47 170,50±104,44
63,77±52,29 Tinggi
96,68±58,07 121,32±70,64
141,68±68,73 152,00±64,14
55,32 ± 30,61 M.altasepta
Lebar 153,67±54,31
163,33±58,72 183,89±75,57
190,67±76,13 37,00± 26,81
Tinggi 111,67±20,68
126,56±34,54 134,11±33,31
138,33±33,57 26,67 ± 19,39
Pertumbuhan yang dicapai fragmen Acropora nobilis dari September 2010 hingga Juli 2011 tingkat pencapaian pertumbuahan Acropora nobilis adalah
sebesar 63,77 ± 52,29 untuk lebar dan 55,32 ± 30,61 untuk tinggi. Hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan Acropora nobilis
cenderung melebar. Untuk pertumbuhan yang dicapai fragmen Montipora altasepta untuk pencapain pertumbuhan adalah sebesar 37,00 ± 26,81 untuk lebar
dan 26,67 ± 19,39 untuk tinggi. Hasil pengamatan tersebut menunjukan bahwa pertumbuhan Montipora altasepta cenderung melebar. Hal ini diduga karena
kebutuhan karang akan cahaya matahari untuk keperluan fotosintesis, sehingga untuk mendapatkan jumlah asupan cahaya matahari yang maksimal, maka karang
itu berusaha untuk memperluas jaringan karangnya.
Gambar 4. Tingkat pencapaian pertumbuan karang jenis Acropora nobilis, dan Montipora altasepta selama pengamatan September 2010-Juli
2011.
Selama pengamatan Acropora nobilis, memiliki pertumbuhan mutlak sebesar 55,32±30,61 mm untuk tinggi dan 63,77±52,29 mm untuk lebar Gambar
4. Acropora nobilis merupakan karang yang memiliki bentuk pertumbuhan bercabang. Pada karang jenis Acropora nobilis di Pulau Pari, Kepulauan Seribu,
Yarmanti 2002 melakukan penelitian terhadap Acropora nobilis di kedalaman 3 meter dan 10 meter selama 5 bulan. Pada kedalaman 3 meter tingkat pencapaian
panjang Acropora nobilis sebesar 3,57 cm dan 5,53 cm untuk pencapain lebar. Pada kedalaman 10 meter tingkat pencapaian panjang Acropora nobilis sebesar
1,92 cm dan 1,12 cm untuk pencapaian lebar. Hal tersebut mengindikasikan karang Acropora nobilis tumbuh lebih baik pada perairan dangkal. Hasil
penelitian ini juga memiliki pola pertumbuhan yang sama dengan hasil penelitian Yarmanti 2002 pada kedalaman 3 meter dimana pertumbuhan lebar lebih besar
63.77
37.00 55.32
26.67
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00
Acropora nobilis n=22 Montipora altasepta n=9
mm
Pertambahan Lebar Pertambahan Tinggi
daripada pertumbuhan tinggi Yarmanti mengangapnya sebagai panjang. Penelitian lain yang juga mengenai Acropora spp yang telah dilakukan Iswara
2010 di Pulau Kelapa selama enam bulan, dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil pertumbuhan mutlak sebesar 59 mm untuk panjang dan 42 mm
untuk tinggi. Montipora altaseptamemiliki pertumbuhan mutlak yaitu sebesar
26,57±19,39 mm untuk tinggi dan 37±26,61 mm untuk lebar Gambar 4. Montipora altasepta merupakan karang yang memiliki bentuk pertumbuhan
bercabang. Hasil penelitian di Pulau Karya ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian terhadap Montipora sp oleh Bramandito 2011
menyatakan bahwa selama 6 bulan penelitian pertumbuhan Montipora sp mencapai 8,5 cm untuk tinggi dan 7,15 cm untuk panjang. Hasil penelitian ini
berbeda dengan dengan hasil penelitian Bramandito 2011 dimana pertumbuhan tinggi lebih besar daripada pertumbuhan lebar Bramandito menganggapnya
sebagai panjang. Pola pertumbuhan yang berbeda ini diduga karena spesies Montipora yang berbeda, dan life form Montipora yang diteliti juga berbeda.
Pola pertumbuhan karang Acropora nobilis dan Montipora altasepta yang cenderung melebar diduga karena intensisitas cahaya yang cukup dan lokasi
transplantasi karang yang dangkal yang berkisar 3 meter sehingga untuk mendapatkan jumlah asupan cahaya matahari di dapat maksimal, maka karang
berusaha untuk memperluas jaringannya. Lokasi penelitian yang berada pada zona intertidal, yaitu zona perairan
yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hal ini menyebabkan pada lokasi penelitian pengaruh pasang surut dan adanya gelombang dan arus sangat
mempengaruhi pertumbuhan karang. Rachmawati 2010 menjelaskan bahwa pada daerah yang memiliki gelombang yang cukup kuat bagian ujung sebelah luar
terumbu akan membentuk karang massif atau bentuk bercabang dengan cabang yang sangat tebal dan ujung yang datar. Berdasarkan hal tersebut, maka pengaruh
yang diberikan oleh adanya pasang surut air laut serta adanya arus dan gelombang menyebabkan perumbuhan karang cenderung melebar.
Faktor kedalaman perairan juga mempengaruhi terhadap pola pertumbuhan karang. Menurut Nybakken 1992, pada daerah yang dangkal,
memiliki pasokan cahaya yang cukup dan terkena gelombang yang besar akan menyebabkan pertumbuhan karang mempunyai cabang yang lebih pendek dan
tumpul. Kedalaman lokasi penelitian untuk kegiatan transplantasi ini cenderung dangkal dengan kedalaman yang berkisar 3 meter, sehingga pada kedalaman ini
karang yang tumbuh cenderung memiliki percabangan yang pendek dan tumpul, dan pola pertumbuhan yang cenderung melebar.
4.2.2. Laju Pertumbuhan Karang