bentuk umum dari kalsium karbonat, tidak ditemukan Goreau et al. 1979. Pertumbuhan karang dipengaruhi oleh beberapa fakor eksternal dan internal.
Faktor eksternal meliputi fisika dan kimia lingkungan serta jumlah dan nutrisi makanan, sedangkan faktor internal meliputi umur, ketahanan terhadap penyakit
dan kemampuan memanfaatkan makanan Boli 1994.
2.2. Faktor Pembatas Pertumbuhan Terumbu Karang
2.2.3. Cahaya dan Kedalaman
Cahaya adalah salah satu faktor yang paling penting yang membatasi terumbu karang sehubungan dengan laju fotosintesis oleh zooxanthellae yang
bersimbiotik dalam jaringan karang Nybakken 1992. Terumbu karang tidak dapat berkembang di perairan yang lebih dalam
dari 50-70 meter. Kebanyakan terumbuh tumbuh pada kedalaman 25 meter atau kurang, karena zooxanthellae sebagai alga simbiotik memerlukan cahaya. Tanpa
cahaya yang cukup, laju fotosintesis akan berkurang sehingga bersama dengan itu kemampuan karang dalam menghasilkan kalsium karbonat akan berkurang pula.
Titik kompensasi untuk karang nampaknya merupakan kedalaman dimana intensitas cahaya kurang sampai 15-20 dari intensitas permukaan Nybakken
1992. Sehubungan dengan proses fotosintesis oleh zooxanthellae, karang
hermatipik mampu membentuk kerangka kapur 2 hingga 3 kali lebih cepat di tempat terang dibandingkan di tempat yang gelap Veron 1986.
Berkaitan dengan pengaruh cahaya terhadap karang, maka faktor kedalaman juga membatasi kehidupan binatang karang. Perairan yang jernih
memungkinkan penetrasi cahaya bisa sampai pada lapisan yang sangat dalam, sehingga binatang karang juga dapat hidup pada perairan yang cukup dalam.
Namun secara umum karang tumbuh baik pada kedalaman kurang dari 20 meter Kinsman 1964 in Supriharyono 2007. Distribusi vertikal terumbu karang hanya
mencapai kedalaman efektif sekitar 10 meter dari permukaan laut. Hal ini disebabkan karena kebutuhan sinar matahari masih dapat terpenuhi pada
kedalaman tersebut Dahuri et al. 1996.
2.2.2. Suhu
Terumbu karang berkembang optimal di perairan dengan rata-rata satu tahunan 23-25
C Nybakken 1992. Penaikan dan penurunan suhu secara drastis dapat menghambat pertumbuhan hewan karang bahkan dapat menyebabkan
kematian. Binatang karang pada daerah tropis selalu dihadapkan pada suhu yang
relatif konstan dan semua proses metabolisme berlangsung pada suhu relatif tetap, sehingga perubahan suhu yang hanya 1-3
C akan mengganggu proses metabolisme binatang karang. Binatang karang yang mempunyai tingkat
metabolisme dan kecepatan tumbuh yang tinggi akan lebih sensitif terhadap kenaikan suhu dibandingkan dengan binatang karang yang metabolisme lambat
dan tingkat perubahannya rendah Suharsono 1996. Suharsono 1996 melaporkan bahwa indikasi peningkatan suhu 2-3
C selama 6 bulan terakhir dengan nilai terbesar 33
C menyebabkan 80-90 binatang karang pada rataan terumbu karang mati dengan kematian utama pada
jenis bercabang yaitu Acropora spp dan Pocillopra spp.
2.2.3. Salinitas