Sistem Penginderaan Jauh Termal Karakteristik Satelit Aqua MODIS

kimiawi berbahaya yang merusak sel-sel mereka. Pemutihan dapat pula terjadi pada organisme-organisme bukan pembentuk terumbu karang seperti karang lunak soft coral, anemon dan beberapa jenis kima raksasa tertentu Tridacna sp., yang juga mempunyai alga simbiosis dalam jaringannya. Sama seperti karang, organisme-organisme ini dapat juga mati apabila kondisi-kondisi yang mengarah kepada pemutihan cukup parah Budemeier et al,.2004.

2.2 Sistem Penginderaan Jauh Termal

Jumlah panas yang dipancarkan oleh setiap benda dipengaruhi oleh panjang gelombang yang digunakan. Perubahan suhu benda dipengaruhi oleh sifat thermal bendanya, yaitu: konduktivitas thermal tingkat penerusan panas melalui suatu benda, kapasitas thermal kemampuan benda untuk menyimpan panas, kebauran thermal kemampuan benda untuk memindahkan panas matahari dari permukaan benda ke bagian dalamnya, dan ketahanan thermal ukuran tanggapan suatu benda terhadap perubahan suhu. Sistem thermal dalam penginderaan jauh, suhu pancaran yang berasal dari objek di permukaan bumi dan mencapai sensor thermal direkam oleh sensor tersebut. Hasil rekaman dapat berupa citra dan non-citra. Citra yang dimaksud di sini adalah citra inframerah thermal yang berupa gambaran dua dimensional atau gambaran piktorial. Hasil non citra berupa garis atau kurva spektral, satu angka, atau serangkaian angka yang mencerminkan suhu pancaran objek yang terekam oleh sensor thermal Sutanto, 1994. Pengukuran suhu permukaan di bumi dapat dilakukan dengan alat pendeteksi yang peka terhadap spektrum inframerah. Pada spektrum tersebut terjadi hambatan atmosfer oleh debu. H 2 O, CO 2 , O 2 , dan O 3 . Oleh karena itu, pengukuran suhu permukaan dilakukan pada panjang gelombang 3,5m m – 5,5m m dan 8m m – 14m m. Pada panjang gelombang tersebut hambatan atmosfer relatif kecil sehingga tenaga termal dapat melalui atmosfer Sabins,1978 dalam Nurheryanto, 2009. Sutanto 1994 menyatakan bahwa jendela atmosfer pada panjang gelombang 10 μ m – 12 μ m dapat digunakan untuk mendeteksi suhu di permukaan bumi yang berkisar 27 ºC atau 300 ºK, sedangkan panjang gelombang 3 μ m – 5 μ m digunakan untuk pendeteksian suhu permukaan bumi yang lebih panas misalnya : letusan gunung berapi, benda panas, hutan yang terbuka, dan sebagainya yang bersuhu 600 ºK –700 ºK Gambar 2. Gambar 2. Jendela atmosfer dalam spektrum gelombang elektromagnetik sumber : Turco, 2002 dalam Nurheryanto, 2009

2.3 Karakteristik Satelit Aqua MODIS

MODIS adalah instrument kunci pada satelit Terra EOS AM dan Aqua EOS PM yang merupakan bagian dari program antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration NASA. MODIS pertama kali diluncurkan bersama satelit Terra pada tanggal 18 Desember 1999 dengan spesifikasi lebih fokus untuk daerah daratan. Pada tanggal 4 Mei 2002 diluncurkan satelit Aqua yang membawa instrument MODIS dengan spesifikasi daerah laut. Satelit Aqua MODIS memiliki misi untuk mengumpulkan informasi tentang siklus air di bumi, termasuk penguapan dari samudera, uap air di atmosfer, awan, presipitasi, kelembaban tanah, es yang ada di darat, serta salju yang menutupi daratan. Variabel yang diukur oleh satelit Aqua antara lain tumbuhan yang menutupi daratan, fitoplankton dan bahan organik terlarut di lautan, serta suhu udara, daratan dan air Graham, 2005 dalam Kharif, 2011. Satelit Aqua MODIS dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Satelit Aqua MODIS sumber: NASA, 2011 Satelit Aqua MODIS mempunyai orbit polar sun-synchronus, yang artinya satelit akan melewati tempat-tempat yang terletak pada lintang yang sama dan dalam waktu lokal yang sama pula. Satelit melintasi equator pada siang hari mendekati pukul 13.00 waktu lokal. Satelit mengelilingi bumi setiap satu sampai dua hari dengan arah lintasan dari kutub selatan menuju kutub utara ascending node pada ketinggian 705 km Maccherone, 2005. Spesifikasi dari satelit Aqua MODIS dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Spesifikasi Satelit Aqua MODIS Orbit 705 km, 1:30 p.m, ascending node Aqua, sun-synchronous, near-polar, sirkular Rataan Scan 20,3 rpm Luas sapuan 2330 km cross track dengan lintang 10 derajat lintasan pada nadir Dimensi teleskop 17,78 cm Ukuran 1,0 x 1,6 x 1,0 m Berat 228,7 kg Daya 162,5 Watt single orbit average Data 10,6 Mbps peak per hari; 6,1 Mbps per orbit Kuantitas 12 bit = 4096 Resolusi spasial 250 m band 1-2, 500 m band 3-7, 1000 m band 8-36 Umur 6 tahun Sumber : NASA, 2011 Sensor MODIS memiliki 36 kanal, kanal-kanal tersebut bekerja pada kisaran panjang gelombang sinar tampak dan inframerah. Kanal-kanal ini membuat sensor MODIS mampu mengukur parameter dari permukaan laut hingga atmosfer. Setiap kanal pada sensor MODIS memiliki resolusi yang berbeda. Kanal 1-2 memiliki resolusi spasial 250 m, kanal 3-7 memiliki resolusi spasial 500 m dan kanal 8-36 memiliki resolusi spasial 1000 m NASA, 2011. Kisaran dan kegunaan panjang gelombang kanal-kanal sensor MODIS dapat dilihat pada Tabel 3. Penentuan SPL menggunakan spektral infra merah jauh yang berkisar antara 10,780 μm hingga 12,270 μm dengan kanal 31 dan 32. Pemilihan kanal tersebut dilakukan dengan alasan emisivitas radiasi bumi sebagai black body radiation akan maksimum pada suhu 300 ºK suatu pendekatan rata-rata suhu permukaan bumi. Tabel 3. Kegunaan utama dan panjang gelombang kanal-kanal sensor MODIS Kegunaan utama Kanal Panjang gelombang nm Radiasi Spektral Wm² -µm-sr Required SNR Batasan daratanawanaerosol 1 620 – 670 21.8 128 2 841 – 876 24.7 201 Kajian tentang sifat daratan awan aerosol 3 459 – 479 35.3 243 4 545 – 565 29 228 5 1230 – 1250 5.4 74 6 1628 – 1652 7.3 275 7 2105 – 2155 1 110 Menganalisa warna laut fitoplankton biogeokimia 8 405 – 420 44.9 880 9 438 – 448 41.9 838 10 483 – 493 32.1 802 11 526 – 536 27.9 754 12 546 – 556 21 750 13 662 – 672 9.5 910 14 673 – 683 8.7 1087 15 743 – 753 10.2 586 16 862 – 877 6.2 516 Menganalisa kandungan uap air dari atmosfer 17 890 – 920 10 167 18 931 – 941 3.6 57 19 915 – 965 15 250 Manganalisa tentang suhu permukaan daratan awan 20 3660 – 3840 0.45300K 0.05 21 3929 – 3989 2.38335K 2 22 3929 – 3989 0.67300K 0.07 23 4020 – 4080 0.79300K 0.07 Menganalisa tentang suhu atmosfer 24 4433 – 4498 0.17250K 0.25 25 4482 – 4549 0.59275K 0.25 Menganalisa kandungan uap air awan cirrus 26 1360 – 1390 6 150SNR 27 6535 – 6895 1.16240K 0.25 28 7175 – 7475 2.18250K 0.25 Menganalisa sifat awan 29 8400 – 8700 9.58300K 0.05 Menganalisa sifat ozon 30 9580 – 9880 3.69250K 0.25 Menganalisa suhu awan dan daratan 31 10780 – 11280 9.55300K 0.05 32 11770 – 12270 8.94300K 0.05 Menganalisa ketingggian puncak awan 33 13185 – 13485 4.52260K 0.25 34 13485 – 13785 3.76250K 0.25 35 13785 – 14085 3.11240K 0.25 36 14085 – 14385 2.08220K 0.35 Sumber : NASA, 2011 Algoritma yang digunakan untuk mendapatkan nilai SPL adalah sebagai berikut Minnet et al,.1999 dalam Karif, 2011 : SPL = c1 + c2T 31 + c3T 31-32 + c4 – 1 T 31-32 ............................. 1 dimana :T 31 = Suhu kecerahan kanal 31 T 32 = Suhu kecerahan kanal 32 = Sudut Radian, dimana Scale Sensor Zenithπ180 Konstanta c1, c2, c3 dan c4 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Koefisien kanal 31 dan 32 untuk Aqua MODIS Koefisien T 30 – T 31 ≤ 0,7 T 30 – T 31 0,7 c1 1,11071 1,196099 c2 0,9586865 0,9888366 c3 0,1741229 0,1300626 c4 1,876752 1,627125 Data MODIS merupakan data yang disediakan dalam bentuk Hierarchical Data Format- Earth Observing System HDF-EOS file. Produk data MODIS ini terdiri dari beberapa level. Adapun beberapa jenis level data yang dihasilkan oleh MODIS sebagai berikut Wolfe et al,. 1998; Savtchenko et al,.2004 : 1. Level 1 merupakan data mentah ditambah dengan informasi tentang kalibrasi, sensor, dan geolokasi. Data MODIS level 1 ini terdiri dari dua macam, yaitu : a. Level 1a, mengandung informasi lebih yang dibutuhkan pada set data, level 1a digunakan sebagai input untuk geolocation, calibration, dan processing NASA , 2012a; b. Level 1b, data yang telah mempunyai terapannya merupakan hasil dari aplikasi sensor kalibrasi sensor pada level 1a. Data level 1 dapat diperoleh melalui situs http:ladsweb.nascom.nasa.gov NASA, 2012a; 2. Level 2 dihasilkan melalui proses penggabungan data level 1a dan 1b, data level 2 menetapkan nilai geofisik pada tiap piksel, yang berasal dari perhitungan raw radiance level 1a dengan menerapkan kalibrasi sensor, koreksi atmosfer, dan algoritma bio-optik; 3. Level 3, merupakan data level 2 yang dikumpulkan dan dipaketkan dalam periode 1 hari, 8 hari, 1 bulan, dan 1 tahun serta memiliki resolusi spasial mulai dari 4,63 km hingga 36 km. Data tersebut sudah dikoreksi atmosferik, yang dilakukan untuk menghilangkan hamburan cahaya yang sangat tinggi yang disebabkan oleh komponen atmosfer. Komponen yang dikoreksi yaitu hamburan Rayleigh dan hamburan aerosol. Data MODIS level 3 untuk produk warna perairan ocean color dan suhu perairan laut dapat diperoleh pada situs http:oceancolor.gsfc.nasa.gov NASA, 2012b. 17

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di wilayah Kepulauan Weh Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yang terletak pada koordinat 95° 13 02 BT - 95° 22 36 BT dan antara 05° 46 28 LU- 05° 54 28 LU Gambar 4 . Posisi koordinat setiap stasiun pengamatan ditampilkan pada Lampiran 1. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei 2010 hingga Mei 2012. Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, tahap pertama yaitu pengambilan data terumbu karang yang dilakukan pada bulan Mei dan Juli 2010 serta bulan Februari 2011 oleh lembaga swadaya masyarakat Wildlife Conservation Society WCS. Gambar 4. Peta lokasi penelitian