Pengamatan bulan Mei 2010 Hubungan SPL dengan Pemutihan Karang

pemutihan Rowan et al., 1997 dalam Douglas, 2003. Dari fenomena tersebut tampaknya ribotipe C memiliki toleransi yang lebih rendah terhadap pemutihan,akan tetapi basis biokimia dalam variasi genetis Symbiodinium saat ini masih belum diketahui Douglas, 2003.

4.4 Hubungan SPL dengan Pemutihan Karang

Hubungan antara SPL dengan indeks pemutihan dikelompokkan berdasarkan analisis perhitungan komponen utama, untuk melihat seberapa besar keterkaitan antara satu parameter dengan parameter yang lain. Parameter yang dianalisis adalah SPL dengan indeks pemutihan karang. Indeks pemutihan karang terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu karang sehat, karang pucat, karang 0-20 putih, karang 20-50 putih , karang 50-80 putih, 80-100 putih dan karang mati. Pada lokasi penelitian terbagi menjadi 13 stasiun penelitian dimana stasiun penelitian tersebut terbagi menjadi tiga Zonasi, yaitu wilayah Panglima laot, Open Acess dan Tourist Area.

4.4.1 Pengamatan bulan Mei 2010

Pada pengamatan bulan Mei 2010 diperoleh delapan akar ciri. Akar ciri pertama memiliki nilai 2,51 dan mampu menerangkan keragaman data sebesar 31,38 . Akar ciri kedua memiliki nilai 1,65 dan mampu menerangkan keragaman data sebesar 20,68 . Akar ciri ketiga memiliki nilai 1,48 dan mampu menerangkan keragaman data sebesar 18,5 . Dari ketiga akar ciri tersebut didapatkan nilai persen keragaman total sebesar 70,56 Lampiran 5. sehingga interpretasi analisis komponen utama ini dapat mewakili 70 informasi dari data yang dianalisis. Hasil analisis komponen utama menjelaskan pada sumbu pertama pengaruh SPL berkorelasi positif terhadap karang yang mengalami pemutihan pada kategori pucat, karang 0-20 putih, dan karang 20-50 putih. Pada sumbu kedua didapatkan hubungan variabel SPL yang juga berkorelasi positif terhadap karang pucat, karang 0-20 putih dan karang 20-50 putih Gambar 15. Gambar 15. Analisis komponen utama antara SPL dengan indeks pemutihan pada sumbu satu F1 dan sumbu dua F2 pada pengamatan bulan Mei 2010 Pada Gambar 16 merupakan hasil pengelompokkan analisis komponen utama pada sumbu satu dan sumbu dua terhadap keseluruhan stasiun penelitian didapatkan bahwa karang yang mengalami kematian banyak ditemukan pada stasiun Batee Meuronron, Rubiah Sea Garden dan Ujung Kareung , sedangkan karang yang berada dalam kondisi sehat banyak ditemukan pada stasiun penelitian F2 20,68 F1 31,38 Jaboi dan Renteuk. Selain itu stasiun Sumur Tiga juga banyak ditemukan karang pada kondisi sehat dan mengalami kematian. Gambar 16. Hasil pengelompokkan stasiun penelitian menggunakan analisis komponen utama berdasarkan sumbu satu dan sumbu dua pada bulan Mei Pada sumbu ketiga didapatkan hubungan yang berkorelasi positif di antara variabel SPL dengan hampir semua beberapa kategori karang seperti karang pucat, karang sehat, karang 20-50 putih, karang 50-80 putih, karang 80-100 putih,dan karang mati, kecuali untuk kategori karang 0-20 putih dimana didapatkan korelasi yang negatif di antara variabel SPL dengan kategori karang 0- 20 putih tersebut Gambar 17. Hasil pengelompokkan pada sumbu satu dan sumbu tiga karang yang banyak ditemukan pada kondisi mengalami pucat berada pada stasiun Renteuk dan Jaboi, sedangkan karang yang ditemukan dalam kondisi mati berada pada stasiun Rubiah Sea Garden Gambar 18. F1 31,38 F2 20,68 Gambar 17. Analisis komponen utama antara SPL dengan indeks pemutihan pada sumbu satu F1 dan sumbu tigaF3 pada pengamatan bulan Mei 2010 Gambar 18. Hasil pengelompokkan stasiun penelitian menggunakan analisis komponen utama berdasarkan sumbu satu dan sumbu tiga pada bulan Mei F3 18,51 F1 31,38 F3 18,51 F1 31,38 Hubungan yang terbentuk pada sumbu satu dan sumbu kedua diperoleh hubungan negatif antara variabel SPL terhadap kategori karang yang mengalami kematian, sedangkan untuk sumbu ketiga didapatkan variabel SPL cenderung berpengaruh terhadap beberapa jenis kategori karang yang mengalami pemutihan, kecuali untuk kategori karang 0-20 putih. Hal ini menjelaskan bahwa pada bulan ini kenaikan SPL tidak berdampak langsung terhadap kematian karang, mekanisme terjadinya pemutihan karang adalah hilangnya jaringan pigmen zooxhanthellae dalam sel, yang menyebabkan karang mengalami perubahan warna menjadi pucat atau putih sebagian apabila kondisi ekstrim tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka karang akan cepat mengalami kematian Reid et al., 2009.

4.4.2 Pengamatan bulan Juli 2010