Pengamatan bulan Februari 2011 Hubungan SPL dengan Pemutihan Karang

menyebabkan kematian pada karang tidak hanya pada individu koloni, tetapi juga terumbu karang secara luas.

4.4.3 Pengamatan bulan Februari 2011

Pada pengamatan bulan Februari 2011 hubungan di antara variable SPL dengan nilai indeks pemutihan untuk sumbu pertama memiliki akar ciri 2,05 yang mampu menerangkan keragamn data sebesar 25,69 . Akar kedua memiliki nilai 1,76 dan mampu menerangkan keragaman data sebesar 22,06 . Sumbu ketiga memiliki akar ciri 1,53 dan mampu menerangkan data sejumlah 19,16 . Jumlah total persentase keragaman data yang didapatkan dari nilai ketiga akar ciri tersebut adalah sebesar 66,92 Lampiran 7. Sumbu pertama variable SPL memiliki korelasi yang positif dengan karang 50-80 putih dan karang 80-100 putih dan memiliki korelasi yang negatif dengan karang 0-20 putih, karang pucat, karang sehat, karang mati dan karang 20-50 putih Gambar 23. Pada sumbu kedua variable SPL memiliki korelasi yang positif terhadap karang sehat, karang pucat, karang mati Gambar 23 dan memiliki korelasi yang negatif dengan karang 0-20 putih, karang 20-50 putih, karang 50-80 putih dan karang 80-100 putih Gambar 23. Hasil pengelompokkan stasiun pada sumbu satu dan dua ditemukan stasiun yang memilki karakteristik karang dalam kondisi sehat, diantaranya pada stasiun Rubiah Channel, Rhenteuk, Rubiah Sea Garden, Sumur Tiga, Benteng, dan Jaboi , sedangkan stasiun yang dicirikan dengan banyaknya karang yang mengalami kematian adalah Beurawang, Gapang dan Sumur Tiga Gambar 24. Gambar 23. Analisis komponen utama antara SPL dengan indeks pemutihan pada sumbu satu F1 dan sumbu dua F2 pada pengamatan bulan Februari 2011 Gambar 24. Hasil engelompokkan stasiun penelitian menggunakan analisis komponen utama berdasarkan sumbu satu dan sumbu dua pada bulan Februari F2 22,07 F1 25,69 F1 25,69 F2 22,07 Pada Gambar 24 juga ditampilkan sebaran stasiun lainnya seperti Batee Meuronron, Ujung Kareung, Ujung Seurawan, dan Lhok Weng yang didominasi oleh karang dengan kategori 50-80 putih dan karang 80-100 putih. Pada sumbu ketiga didapatkan hubungan yang terbentuk di antara variabel SPL dengan beberapa kategori karang memiliki korelasi yang positif antara variabel SPL terhadap beberapa kategori karang. Korelasi yang positif tersebut terjadi pada karang sehat, karang mati, karang 0-20 putih, karang 20-50 putih, dan karang 50-80 putih serta karang mati , sedangkan untuk kategori karang pucat dan karang 80-100 putih memiliki hubungan yang negatif Gambar 25. . Gambar 25. Analisis komponen utama antara SPL dengan indeks pemutihan pada sumbu satu F1 dan sumbu tiga F3 pada pengamatan bulan Februari 2011 F3 19,16 F1 25,69 Sebaran pengelompokkan stasiun pengamatan pada sumbu satu dan tiga umumnya memiliki karakteristik yang sama, seperti stasiun Sumur Tiga yang dicirikan dengan banyaknya ditemukan karang dalam kondisi mengalami kematian dan stasiun Anoi Hitam yangdicirikan banyaknya karang ditemukan dalam kondisi sehat Gambar 26. Secara umum hasil pengamatan pada bulan Februari 2011 pada sumbu satu, dua dan tiga didapatkan pengelompokkan stasiun dengan karakteristik karang dalam kondisi sehat serta kondisi mengalami kematian . Gambar 26. Hasil pengelompokkan stasiun penelitian menggunakan analisis komponen utama berdasarkan sumbu satu dan sumbu tiga pada bulan Februari Pada bulan ini dapat disimpulkan hubungan yang terjadi antara SPL dengan beberapa kategori karang berdasarkan analisis komponen utama didapatkan hasil dimana variabel SPL memiliki hubungan positif terhadap karang yang mengalami kematian dan karang yang berada pada kondisi sehat. F1 25,69 F3 19,16 Karang yang berada pada kondisi mengalami kematian diduga disebabkan oleh adanya karang yang memutih pada pengamatan bulan Mei dan Juli 2010 banyak yang mengalami kematian, sedangkan karang yang banyak ditemukan pada kondisi sehat dipengaruhi oleh turunnya SPL yang dapat menyebabkan karang yang mengalami kematian dapat pulih kembali. 52

5. KESIMPULAN DAN SARAN