tahunnya. Pasien sering terbangun dari tidur
karena keluhan sesak nafas. Pasien hanya
dapat melakukan aktifitas harian dengan
perlahan-lahan - Periksa faktor
pemberat. Apakah pasien masih
merokok?
10 Renda
h Pasien tidak terlalu
mengeluhkan gejala PPOK, tetapi
terkadang mengganggu
aktifitas.Pasien mengeluhkan adanya
batuk dalam beberapa hari setiap minggunya,
dan mengalami sesak napas ketika
berolahraga
atau bekerja keras. Pasien
juga mudahmengalami kelelahan.
- Berhenti merokok - Vaksinasi
influenza setiap tahun
- Cegah terpapar dengan faktor
resiko - Berikan
pengobatan sesuai dengan hasil
pemeriksaan
Berdasarkan hasil penelitian Shafig dkk. menyatakan bahwa nilai CAT bisa digunakan untuk memantau perkembangan eksaserbasi dan membantu memulangkan pasien PPOK yang
dirawat di rumah sakit.11
2.6.3 . Modified Medical Research Council mMRC
Mekanisme sesak napas pada PPOK oleh karena kebutuhan ventilasi yang meningkat akibat peningkatan ruang rugi fisiologi, hipoksia, hiperkapnia, onset awal asidosis laktat,
penekanan pergerakan saluran napas, hiperinflasi, kelemahan otot napas dan kelemahan otot ekstremitas oleh karena efek sistemik.8,20
Universitas Sumatera Utara
Terdapat banyak skala untuk menilai sesak seperti skala sesak napas menurut ATS, Transient Dyspneu Index, Baseline Dyspneu index, dan skala besar Borg. 21,22,23
Menurut Bestall JC dkk. pada tahun 1999 modifikasi skala sesak napas mMRC merupakan skala yang
mudah dan validasinya telah dibuktikan di Inggris. Skala ini terdiri atas lima poin.11 Skala ini berdasarkan satu pandangan tentang tindakan yang bisa menimbulkan sesak napas, seperti
berjalan. mMRC dikembangkan oleh Mahler DA pada tahun 2006 sebagai pengukuran untuk sesak napas. Skala mMRC telah terbukti mampu mengklassifikasikan keparahan sesak
napas.18,19 Berdasarkan GOLD 2014 parameter yang dipakai untuk sesak napas yang berasal dari
Modified Medical Research Council for Dyspneu mMRC dengan alasan skor mMRC dapat memperkirakan kemungkinan ketahanan hidup diantara penderita-penderita PPOK. Sesak napas
diukur berdasarkan skor dari skala Modified Medical Research Council Dyspneu scale mMRC Scale, dilakukan dengan wawancara dan mengisi kuisioner, yaitu : 28
Tabel.4 Modified Medical Research Council Dyspneu score.28
Derajat Deskripsi
Tidak bermasalah dengan sesak, kecuali dengan latihan berat 1
Sesak napas apabila terburu-buru atau menaiki bukit yang agak tinggi 2
Berjalan pelan atau berhenti sejenak untuk bernapas. 3
Berhenti untuk bernapas setelah berjalan selama 100 meter 4
Sesak bila meninggalkan rumah atau sesak saat berpakaian atau melepaskan pakaian
Universitas Sumatera Utara
2.6.4. Penilaian Risiko Eksaserbasi
PPOK sering disertai eksaserbasi, suatu peristiwa yang dialami diperjalanan alamiah penyakit. PPOK eksaserbasi didefinisi sebagai peristiwa akut yang ditandai perburukan keluhan
respirasi di luar variasi dari hari ke hari yang dan memerlukan perubahan terapi. Dampak eksaserbasi mempunyai efek negatif pada kualitas hidup, selain itu eksaserbasi mempercepat
penurunan faal paru, dikaitkan dengan mortalitas terutama yang memerlukan rawat inap Eksaserbasi yang terjadi sangat menurunkan kualitas hidup dan derajat kesehatan pasien
PPOK, oleh karena itu penatalaksanaan dan evaluasi yang tepat sangatlah penting untuk mencegah terjadinya eksaserbasi.1,28,33 Eksaserbasi pada PPOK berarti timbulnya perburukan
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Eksaserbasi dapat disebabkan infeksi atau faktor lainnya seperti polusi udara, kelelahan, atau timbulnya komplikasi.2,5
.1,32
Gejala eksaserbasi adalah sebagai berikut:2,5
1. Sesak napas bertambah 2. Produksi sputum meningkat
3. Perubahan warna sputum sputum menjadi purulen Eksaserbasi akut dibagi menjadi tiga:
1. Tipe I eksaserbasi berat , memiliki 3 gejala di atas
2. Tipe II eksaserbasi sedang , memiliki 2 gejala di atas
3. Tipe III eksaserbasi ringan , memiliki 1 gejala di atas ditambah infeksi saluran napas atas lebih dari 5 hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk, peningkatan mengi
Universitas Sumatera Utara
atau peningkatan frekuensi pernapasan 20 nilai dasar, atau frekuensi nadi 20 nilai dasar.2,3,5
Menurut penelitian Seemungal dkk. pada tahun 1998 efek dari eksaserbasi yang sering akan menurunkan kualitas hidup yang dinilai melalui
St George’s Respiratory Questionaire SGRQ yang relevan dengan nilai CAT.
Menurut penelitian Donaldson dkk. pada tahun 2002 dijumpai hubungan antara frekuensi eksaserbasi dengan penurunan fungsi faal paru, dimana
pasien-pasien PPOK yang sering masuk rawatan rumah sakit akan terjadi penuran faal paru yang signifikan.
33,34 Menurut GOLD 2014 penilaian gabungan didasarkan pada jumlah eksaserbasi selama 12
bulan sebelumnya: 0 atau 1,tidak rawat inap masuk risiko rendah, 2 atau lebih rawat inap masuk kategori risiko tinggi. Eksaserbasi terbukti berpengaruh buruk pada kualitas hidup pasien.1
2.6.5. Penilaian Kombinasi PPOK