2.4. PATOGENESIS PPOK
Patogenesis PPOK sangat kompleks, yang disebabkan oleh inflamasi kronik akibat pajanan zat toksik, disregulasi oksidan dan anti oksidan, ketidakseimbangan protease dan
antiprotease. Merokok adalah faktor risiko utama PPOK walaupun partikel nuxious inhalasi lain dan berbagai gas juga memberikan kontribusi.3,4,5
Gambar 1. Patogenesis PPOK3,4
Pajanan gas beracun mengaktifkan makrofag alveolar dan sel epitel jalan napas dalam membentuk faktor kemotaktik, penglepasan faktor kemotaktik menginduksi mekanisme infiltrasi
sel-sel hematopoetik pada paru yang dapat menimbulkan kerusakan struktur paru. Infiltrasi sel ini dapat menjadi sumber faktor kemotaktik yang baru dan memperpanjang reaksi inflamasi paru
menjadi penyakit kronik dan progresif.15,16 Ketidakseimbangan proteinase dan antiproteinase serta ketidakseimbangan oksidan dan antioksidan berperan dalam patologi PPOK. Proteinase
Universitas Sumatera Utara
menginduksi inflamasi paru, destruksi parenkim dan perubahan struktur paru. Kim Kadel. menemukan peningkatan jumlah neutrofil yang nekrosis di jalan napas penderita PPOK dapat
menyebabkan penglepasan elastase dan reactive oxygen species ROS yang menyebabkan hipersekresi mukus.14,15,16
Respons epitel jalan napas terhadap pajanan gas atau asap rokok berupa peningkatan jumlah kemokin seperti IL-8, macrophage inflamatory protein-
1 α MIP1-α dan monocyte chemoattractant protein-1 MCP-1. Peningkatan jumlah Limfosit T yang didominasi oleh CD8+
tidak hanya ditemukan pada jaringan paru tetapi juga pada kelenjar limfe paratrakeal. Sel sitotoksik CD8+ menyebabkan destruksi parenkim paru dengan melepaskan perforin dan
granzymes. CD8+ pada pusat jalan napas merupakan sumber IL-4 dan IL-3 yang menyebabkan hipersekresi mukus pada penderita bronkitis kronik.13,15,16
2.5. PATOFISIOLOGI PPOK
Saat ini telah diketahui dengan jelas tentang mekanisme patofisiologis yang mendasari PPOK sampai terjadinya gejala yang khas. Misalnya penurunan VEP1 yang disebabkan
peradangan dan penyempitan dan pada saluran napas besar, dan saluran napas perifer, sementara transfer gas menurun terjadi akibat kerusakan parenkim paru pada emfisema.
Tingkat peradangan, fibrosis dan cairan eksudat di lumen saluran napas kecil berkorelasi dengan penurunan VEP1 dan rasio VEP1KVP .Penurunan VEP1 merupakan gejala
yang khas pada PPOK, obstruksi jalan napas perifer ini menyebabkan udara terperangkap dan mengakibatkan hiperinflasi. Hiperinflasi mengurangi kapasitas inpirasi seperti peningkatan
kapasitas residual fungsional, khususnya selama latihan, yang terlihat sebagai sesak napas dan
Universitas Sumatera Utara
keterbatasan kapasitas latihan. Hiperinflasi yang berkembang pada awal penyakit merupakan mekanisme utama timbulnya sesak napas pada aktivitas.16,17
Gambar 2. Mekanisme hambatan aliran udara pada PPOK2
2.5.1.Mekanisme Pertukaran gas
Pada PPOK yang lanjut kombinasi dari obstruksi saluran napas perifer, destruksi parenkim dan kelainan pembuluh darah pulmonal mengurangi kapasitas paru untuk pertukaran
gas, menyebabkan hipoksemia pada tahap lanjut penyakit juga menyebabkan hiperkapni. Korelasi antara tes fungsi paru rutin dan gas darah arteri memburuk. Ketidaksamaan rasio
ventilasiperfusi merupakan mekanisme utama yang menyebabkan hipoksemia pada PPOK, dengan tanpa melihat tingkatan penyakit. Hiperkapnia kronik biasanya menunjukkan disfungsi
otot inspirasi dan hipoventilasi alveolar.13,14,16
2.5.2. Hipertensi Pulmonal Inflamasi
Penyakit saluran napas kecil
- Inflamasi saluran napas
Kerusakan parenkim
- Hilangnya ikatan alveolus
Penurunan elastisitas
Hambatan aliran udara
Universitas Sumatera Utara
Hipertensi pulmonal ringan sampai menengah dapat terjadi pada PPOK karena vasokrintiksi yang diakibatkan hipoksia dari arteri pulmonal yang kecil, yang mengakibatkan
perubahan struktural termasuk hiperplasia intima dan selanjutnya hipertropi otot polos dan hiperplasia. Adanya respon inflamasi dalam pembuluh darah sering terlihat di saluran napas dan
merupakan bukti dari disfungsi sel endotel. Hilangnya kapiler pulmonal pada emfisema dapat menyebabkan peningkatan tekanan sirkulasi pulmonal. Progresitas hipertensi pulmonal dapat
menyebabkan hipertropi ventrikel kanan dan biasanya menjadi gagal jantung kanan14,.15,16
2.6. DIAGNOSIS
Penderita dengan keluhan sesak napas, batuk kronis atau berdahak serta riwayat paparan faktor risiko perlu dicurigai menderita PPOK.
Gejala utamanya adalah sesak napas, batuk, wheezing dan peningkatan produksi sputum. Gejala bisa tidak tampak sampai kira-kira 10 tahun
sejak awal merokok.2,6 Pada penderita dini, pemeriksaan fisik umumnya tidak dijumpai kelainan, sedangkan pada inspeksi biasanya terdapat kelainan, berupa 3,4,5
1. Pursed-lips breathing mulut setengah terkatupmencucut. 2. Barrel chest diameter anteroposterior dan transversal sebanding.
3. Penggunaan otot bantu napas. 4. Hipertrofi otot bantu napas.
5. Pelebaran sela iga. 6. Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di leher dan edema
tungkai. Pada palpasi biasanya ditemukan fremitus melemah, sedangkan pada perkusi hipersonor
dan letak diafragma rendah, auskultasi suara pernapasan vesikuler melemah, normal atau ekspirasi memanjang yang dapat disertai dengan ronkhi atau mengi pada waktu bernapas biasa
Universitas Sumatera Utara
atau pada ekspirasi paksa. Diagnosis PPOK juga pada gambaran radiologis foto toraks penderita PPOK ditemukan salah satu gambaran berupa :diafragma mendatar, corakan bronkovaskular
meningkat, hiperinflasi, sela iga melebar atau jantung pendulum. Diagnosis harus dikonfirmasi dengan spirometri. Nilai VEP1KVP setelah pemberian bronkodilator 0.70 menunjukkan
adanya keterbatasan aliran udara persisten.2,4,5 Tabel 1. Klasifikasi Derajat Keparahan PPOK dari Beberapa Panduan5
ATS 1995 ERS 1995
BTS 1997 GOLD 2001
GOLD 2008 Derajat I
50 ≤ VEP1
Ringan 70
≤ VEP1 Ringan
60 ≤VEP180
Derajat 0 beresiko
Derajat I Ringan
80 ≥VEP1
Derajat I Ringan
80 ≥VEP1
Derajat II 35
≤ VEP150
Sedang 50
≤ VEP170
Sedang 40
≤ VEP160
Derajat IIa Sedang
50 ≤VEP180
Derajat IIb 30
≤VEP150 Derajat II
Sedang 50
≤VEP180 Derajat III
Berat 30
≤VEP150 Derajat III
VEP1 35
Berat VEP150
Berat VEP140
Derajat III Berat
VEP1 50 gagal napas atau
gagal jantung kanan atau
VEP130 Derajat IV
Sangat berat VEP1 50
gagal napas atau gagal jantung
kanan atau VEP130
2.6.1. Penilaian Spirometri
Spirometri merupakan baku emas untuk mendiagnosa PPOK. Spirometri merupakan alat yang sangat penting dalam mendiagnosa dan mengetahui tingkat keparahan dari penderita
PPOK. Pada pengukuran spirometri penderita PPOK, didapat penurunan volume ekspirasi paksa 1 detik VEP1 dan penurunan kapasitas vital paksa KVP. Nilai VEP1KVP selalu kurang dari
Universitas Sumatera Utara
70 nilai normal. VEP1 merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit. Pemeriksaan VEP1 dan rasio VEP1 dan
KVP merupakan pemeriksaan yang standar, sederhana, dapat diulang dan akurat untuk menilai obstruksi saluran napas.3,4,5 Nilai dasar dari diagnosis PPOK dengan spirometri adalah
perbandingan volume ekspirasi paksa detik pertama VEP1 dengan kapasitas vital paksa KVP dibawah 0.70 VEP1 KVP 0.70 dan beratnya PPOK dari nilai VEP1 80, 50, atau 30
dari nilai prediksi. Tabel 2. Klasifikasi derajat hambatan aliran udara pada PPOK berdasarkan VEP1 paska
bronkodilator1
Pada pasien dengan VEP1 KVP 0.70 GOLD 1:
GOLD 2: GOLD 3:
GOLD 4:
Ringan Sedang
Berat Sangat Berat
VEP1 ≥ 80 prediksi
50 ≤ VEP1 80 prediksi
30 ≤ VEP1 50 prediksi
VEP1 30 prediksi
Menurut penelitian Hurst dkk. pada tahun 2010 didapatkan eksaserbasi akan lebih sering terjadi dengan semakin meningkatnya tingkat keparahan PPOK, dengan angka eksaserbasi
pada tahun pertama pengamatan adalah 22 pada pasien PPOK derajat- 2, pada derajat -3, sebanyak 33 , dan pada derajat 4 sebanyak 47.12
Universitas Sumatera Utara
2.6.2. COPD Assesment Test CAT
Kualitas hidup adalah kebahagian dan kepuasaan yang dialami setiap individu dengan pertimbangan aspek kehidupan yang penting, dimana kebahagian dan kepuasan mengarah
kepada bagaimana individu merasakan mutu dari status fungsional fisik sehari hari dan perspektif psikologis.25
Menurut WHO mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu akan posisinya dalam konteks kehidupan sistem nilai dan budaya dalam hal kehidupannya yang berhubungan
dengan tujuan, harapan, standard dan kepentingan, dimana mencakup secara luas dan kompleks seperti kesehatan fisik, status psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial, keyakinan
pribadi dan hubungan dengan lingkungannya.26 Kualitas hidup bidang kesehatan telah menjadi target penting pada pasien-pasien PPOK.
Beberapa instrument yang dapat digunakan dalam menilai kualitas hidup pada penderita PPOK cukup banyak, diantaranya adalah : St George’s Respiratory Questionaire SGRQ,
Clinical COPD Questionnaire CCQ, Chronic Respiratory Disease Questionnaire CRQ, SF-36 Health Survey, dan CAT COPD assessment Test. Menurut GOLD 2011 kualitas hidup
penderita PPOK dinilai dengan CAT. Menurut Jones dkk. tahun 2009 CAT merupakan lembar penilaian yang mudah dan ringkas, dapat dipergunakan dalam praktik kedokteran sehari-hari,
merupakan lembar penilaian yang dapat digunakan untuk menilai seluruh aspek pada penderita PPOK.30 Validasi terhadap CAT telah dilakukan di Amerika Serikat dan di beberapa negara di
Eropa, diharapkan juga efektif di Asia. 25,26,28 Kuesioner CAT terdiri dari 8 butir pertanyaan . Skor 0-40, sesuai dengan St George
Respiratory Questionaire SGRQ. Setiap pertanyaan memiliki nilai dari 0 sampai 5, 0 artinya
kondisinya sangat baik dan 5 berarti kondisinya sangat tidak baik. Namun lembar penilaian
Universitas Sumatera Utara
tidak memberikan nilai ukur terhadap skor 0-5 untuk setiap pertanyaan yang sudah ada, oleh karena itu untuk memudahkan proses pengisian lembar CAT, maka peneliti memberi penjelasan
terhadap makna skor 0-5 dari setiap lembar penilaian CAT. 27,28,29 Delapan pertanyaan tersebut adalah 25,26,27
1. Kondisi batuk penderita
2. Kondisi dahak penderita
3. Apakah ada rasa berat di dada
4. Bagaimana kondisi sesak napas saat mendakinaik tangga
5. Apakah ada keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari
6. Apakah ada kekhawatiran untuk keluar dari rumah akibat penyakit yang dideritanya
7. Apakah penderita dapat tidur dengan nyenyak atau tidak
8. Apakah pasien merasa bertenaga atau tidak
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Lembar Praktis Penggunaan COPD Assessment Test CAT28
Skor
CAT Level
Gambaran Klinis
Terhadap Skor CAT
Penatalaksanaan Yang
Mungkin Dilakukan
30 Sanga
t Tingg
i Pada kondisi ini pasien
sangat sulit untuk melakukan aktifitasnya,
setiap hari ia akan tergangggu akan
penyakit PPOK nya. Pasien juga akan sulit
walau hanya melakukan aktifitas seperti mandi,
atau sekedar keluar dari rumah. Bahkan
terkadang pasien akan sulit untuk
meninggalkan tempat tidur atau kursinya.
Pada kondisi ini, pasien sering merasa telah
menjadi manusia yang tidak berguna
Pasien harus mendapat
perhatian yang serius.
- Harus mendapat pengobatan dari
spesialis
- Pertimbangkan pemberian obat
tambahan
- Rujuk ke
rehabilitasi paru
- Pertimbangkan
pendekatan pengobatan terbaik
untuk mencegah
terjadinya eksaserbasi
20 Tingg
i PPOK mengganggu
hampir seluruh aktifitasnya. Pasien
Universitas Sumatera Utara
akan merasa sesak walau hanya mandi,
memakai baju atau berjalan di sekitar
rumahnya. Pasien juga terkadang merasa sesak
saat berbicara. Pasien sering merasa lelah dan
merasa nyeri di dada yang dapat mengganggu
tidur mereka. Pada keadaan ini pasien
merasa semua aktifitas memerlukan tenaga
yang besar. Terkadang pasien juga merasa
stress dan panik terhadap keadaan
penyakitnya 10-
20
Sedan g
PPK merupakan masalah utama pasien
ini. Mereka kadang memiliki beberapa hari
yang baik dalam satu minggu, tetapi tetap
mengeluhkan selalu adanya batuk disertai
dahak setiap hari, dan mengalami satu atau
lebih eksaserbasi setiap - Periksa pengobatan
yang telah diberikan selama ini. Sudah
optimal atau belum. - Rujuk ke pusat
rehabilitasi paru - Pertimbangkan
pendekatan pengobatan terbaik
untuk mencegah terjadinya eksaserbasi
Universitas Sumatera Utara
tahunnya. Pasien sering terbangun dari tidur
karena keluhan sesak nafas. Pasien hanya
dapat melakukan aktifitas harian dengan
perlahan-lahan - Periksa faktor
pemberat. Apakah pasien masih
merokok?
10 Renda
h Pasien tidak terlalu
mengeluhkan gejala PPOK, tetapi
terkadang mengganggu
aktifitas.Pasien mengeluhkan adanya
batuk dalam beberapa hari setiap minggunya,
dan mengalami sesak napas ketika
berolahraga
atau bekerja keras. Pasien
juga mudahmengalami kelelahan.
- Berhenti merokok - Vaksinasi
influenza setiap tahun
- Cegah terpapar dengan faktor
resiko - Berikan
pengobatan sesuai dengan hasil
pemeriksaan
Berdasarkan hasil penelitian Shafig dkk. menyatakan bahwa nilai CAT bisa digunakan untuk memantau perkembangan eksaserbasi dan membantu memulangkan pasien PPOK yang
dirawat di rumah sakit.11
2.6.3 . Modified Medical Research Council mMRC
Mekanisme sesak napas pada PPOK oleh karena kebutuhan ventilasi yang meningkat akibat peningkatan ruang rugi fisiologi, hipoksia, hiperkapnia, onset awal asidosis laktat,
penekanan pergerakan saluran napas, hiperinflasi, kelemahan otot napas dan kelemahan otot ekstremitas oleh karena efek sistemik.8,20
Universitas Sumatera Utara
Terdapat banyak skala untuk menilai sesak seperti skala sesak napas menurut ATS, Transient Dyspneu Index, Baseline Dyspneu index, dan skala besar Borg. 21,22,23
Menurut Bestall JC dkk. pada tahun 1999 modifikasi skala sesak napas mMRC merupakan skala yang
mudah dan validasinya telah dibuktikan di Inggris. Skala ini terdiri atas lima poin.11 Skala ini berdasarkan satu pandangan tentang tindakan yang bisa menimbulkan sesak napas, seperti
berjalan. mMRC dikembangkan oleh Mahler DA pada tahun 2006 sebagai pengukuran untuk sesak napas. Skala mMRC telah terbukti mampu mengklassifikasikan keparahan sesak
napas.18,19 Berdasarkan GOLD 2014 parameter yang dipakai untuk sesak napas yang berasal dari
Modified Medical Research Council for Dyspneu mMRC dengan alasan skor mMRC dapat memperkirakan kemungkinan ketahanan hidup diantara penderita-penderita PPOK. Sesak napas
diukur berdasarkan skor dari skala Modified Medical Research Council Dyspneu scale mMRC Scale, dilakukan dengan wawancara dan mengisi kuisioner, yaitu : 28
Tabel.4 Modified Medical Research Council Dyspneu score.28
Derajat Deskripsi
Tidak bermasalah dengan sesak, kecuali dengan latihan berat 1
Sesak napas apabila terburu-buru atau menaiki bukit yang agak tinggi 2
Berjalan pelan atau berhenti sejenak untuk bernapas. 3
Berhenti untuk bernapas setelah berjalan selama 100 meter 4
Sesak bila meninggalkan rumah atau sesak saat berpakaian atau melepaskan pakaian
Universitas Sumatera Utara
2.6.4. Penilaian Risiko Eksaserbasi
PPOK sering disertai eksaserbasi, suatu peristiwa yang dialami diperjalanan alamiah penyakit. PPOK eksaserbasi didefinisi sebagai peristiwa akut yang ditandai perburukan keluhan
respirasi di luar variasi dari hari ke hari yang dan memerlukan perubahan terapi. Dampak eksaserbasi mempunyai efek negatif pada kualitas hidup, selain itu eksaserbasi mempercepat
penurunan faal paru, dikaitkan dengan mortalitas terutama yang memerlukan rawat inap Eksaserbasi yang terjadi sangat menurunkan kualitas hidup dan derajat kesehatan pasien
PPOK, oleh karena itu penatalaksanaan dan evaluasi yang tepat sangatlah penting untuk mencegah terjadinya eksaserbasi.1,28,33 Eksaserbasi pada PPOK berarti timbulnya perburukan
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Eksaserbasi dapat disebabkan infeksi atau faktor lainnya seperti polusi udara, kelelahan, atau timbulnya komplikasi.2,5
.1,32
Gejala eksaserbasi adalah sebagai berikut:2,5
1. Sesak napas bertambah 2. Produksi sputum meningkat
3. Perubahan warna sputum sputum menjadi purulen Eksaserbasi akut dibagi menjadi tiga:
1. Tipe I eksaserbasi berat , memiliki 3 gejala di atas
2. Tipe II eksaserbasi sedang , memiliki 2 gejala di atas
3. Tipe III eksaserbasi ringan , memiliki 1 gejala di atas ditambah infeksi saluran napas atas lebih dari 5 hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk, peningkatan mengi
Universitas Sumatera Utara
atau peningkatan frekuensi pernapasan 20 nilai dasar, atau frekuensi nadi 20 nilai dasar.2,3,5
Menurut penelitian Seemungal dkk. pada tahun 1998 efek dari eksaserbasi yang sering akan menurunkan kualitas hidup yang dinilai melalui
St George’s Respiratory Questionaire SGRQ yang relevan dengan nilai CAT.
Menurut penelitian Donaldson dkk. pada tahun 2002 dijumpai hubungan antara frekuensi eksaserbasi dengan penurunan fungsi faal paru, dimana
pasien-pasien PPOK yang sering masuk rawatan rumah sakit akan terjadi penuran faal paru yang signifikan.
33,34 Menurut GOLD 2014 penilaian gabungan didasarkan pada jumlah eksaserbasi selama 12
bulan sebelumnya: 0 atau 1,tidak rawat inap masuk risiko rendah, 2 atau lebih rawat inap masuk kategori risiko tinggi. Eksaserbasi terbukti berpengaruh buruk pada kualitas hidup pasien.1
2.6.5. Penilaian Kombinasi PPOK
Menurut GOLD 2014 penilaian didasarkan derajat keluhan, derajat abnormal spirometri, risiko eksaserbasi, dan identifikasi komorbid. Penilaian PPOK berdasarkan GOLD
2014 seperti terlihat pada gambar 3.1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Hubungan antara penilaian gejala, klasifikasi spirometri dan risiko eksaserbasi.1
Dampak PPOK pada pasien secara individu diperoleh dengan menggabungkan penilaian gejala, klasifikasi spirometri dan risiko eksaserbasi. Pertama tentukan skor gejala dengan mMRC
atau CAT, apabila masuk kotak kiri berarti gejala sedikit, apabila masuk kotak kanan berarti gejala banyak. Kemudian tentukan skor risiko eksaserbasi, apabila masuk kotak bawah berarti
risiko rendah, kotak atas berarti risiko tinggi.1 Kesimpulan penilaian sebagai berikut: Tabel 5. Penilaian kombinasi PPOK1
`Kategori Pasien
Karakteristik Klasifikasi
Spirometri Eksaserbasi
per tahun mMRC
CAT
A Risiko rendah,
gejala sedikit GOLD 1-2
≤ 1 0-1
10
B Risiko rendah,
gejala banyak GOLD 1-2
≤ 1 ≥
2 ≥
10
C Risiko tinggi,
gejala sedikit GOLD 3-4
≥ 2
0-1 10
D Risiko tinggi,
gejala banyak GOLD 3-4
≥ 2
≥ 2
≥ 10
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dari penilaian PPOK adalah untuk menentukan terapi, keparahan penyakit, dampaknya terhadap status kesehatan pasien
dan risiko kejadian eksaserbasi.1,5
1.7. KERANGKA KONSEP
Asap Rokok
Inflamasi kronis
Risiko Eksaserbasi
PPOK
Hambatan aliran udara
PPOK Stabil
Sesak Napas
Penurunan kualitas Hidup
Penurunan Faal Paru VEP
1
mMRC CAT
Uji Spirometri Derajat obstruksi :
- GOLD 1 ringan
- GOLD 2 sedang
Kelompok PPOK Kelompok A
Kelompok B Kelompok C
Kelompok D PPOK
Eksaserbasi
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Variabel dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain