Penilaian Spirometri COPD Assesment Test CAT

atau pada ekspirasi paksa. Diagnosis PPOK juga pada gambaran radiologis foto toraks penderita PPOK ditemukan salah satu gambaran berupa :diafragma mendatar, corakan bronkovaskular meningkat, hiperinflasi, sela iga melebar atau jantung pendulum. Diagnosis harus dikonfirmasi dengan spirometri. Nilai VEP1KVP setelah pemberian bronkodilator 0.70 menunjukkan adanya keterbatasan aliran udara persisten.2,4,5 Tabel 1. Klasifikasi Derajat Keparahan PPOK dari Beberapa Panduan5 ATS 1995 ERS 1995 BTS 1997 GOLD 2001 GOLD 2008 Derajat I 50 ≤ VEP1 Ringan 70 ≤ VEP1 Ringan 60 ≤VEP180 Derajat 0 beresiko Derajat I Ringan 80 ≥VEP1 Derajat I Ringan 80 ≥VEP1 Derajat II 35 ≤ VEP150 Sedang 50 ≤ VEP170 Sedang 40 ≤ VEP160 Derajat IIa Sedang 50 ≤VEP180 Derajat IIb 30 ≤VEP150 Derajat II Sedang 50 ≤VEP180 Derajat III Berat 30 ≤VEP150 Derajat III VEP1 35 Berat VEP150 Berat VEP140 Derajat III Berat VEP1 50 gagal napas atau gagal jantung kanan atau VEP130 Derajat IV Sangat berat VEP1 50 gagal napas atau gagal jantung kanan atau VEP130

2.6.1. Penilaian Spirometri

Spirometri merupakan baku emas untuk mendiagnosa PPOK. Spirometri merupakan alat yang sangat penting dalam mendiagnosa dan mengetahui tingkat keparahan dari penderita PPOK. Pada pengukuran spirometri penderita PPOK, didapat penurunan volume ekspirasi paksa 1 detik VEP1 dan penurunan kapasitas vital paksa KVP. Nilai VEP1KVP selalu kurang dari Universitas Sumatera Utara 70 nilai normal. VEP1 merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit. Pemeriksaan VEP1 dan rasio VEP1 dan KVP merupakan pemeriksaan yang standar, sederhana, dapat diulang dan akurat untuk menilai obstruksi saluran napas.3,4,5 Nilai dasar dari diagnosis PPOK dengan spirometri adalah perbandingan volume ekspirasi paksa detik pertama VEP1 dengan kapasitas vital paksa KVP dibawah 0.70 VEP1 KVP 0.70 dan beratnya PPOK dari nilai VEP1 80, 50, atau 30 dari nilai prediksi. Tabel 2. Klasifikasi derajat hambatan aliran udara pada PPOK berdasarkan VEP1 paska bronkodilator1 Pada pasien dengan VEP1 KVP 0.70 GOLD 1: GOLD 2: GOLD 3: GOLD 4: Ringan Sedang Berat Sangat Berat VEP1 ≥ 80 prediksi 50 ≤ VEP1 80 prediksi 30 ≤ VEP1 50 prediksi VEP1 30 prediksi Menurut penelitian Hurst dkk. pada tahun 2010 didapatkan eksaserbasi akan lebih sering terjadi dengan semakin meningkatnya tingkat keparahan PPOK, dengan angka eksaserbasi pada tahun pertama pengamatan adalah 22 pada pasien PPOK derajat- 2, pada derajat -3, sebanyak 33 , dan pada derajat 4 sebanyak 47.12 Universitas Sumatera Utara

2.6.2. COPD Assesment Test CAT

Kualitas hidup adalah kebahagian dan kepuasaan yang dialami setiap individu dengan pertimbangan aspek kehidupan yang penting, dimana kebahagian dan kepuasan mengarah kepada bagaimana individu merasakan mutu dari status fungsional fisik sehari hari dan perspektif psikologis.25 Menurut WHO mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu akan posisinya dalam konteks kehidupan sistem nilai dan budaya dalam hal kehidupannya yang berhubungan dengan tujuan, harapan, standard dan kepentingan, dimana mencakup secara luas dan kompleks seperti kesehatan fisik, status psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial, keyakinan pribadi dan hubungan dengan lingkungannya.26 Kualitas hidup bidang kesehatan telah menjadi target penting pada pasien-pasien PPOK. Beberapa instrument yang dapat digunakan dalam menilai kualitas hidup pada penderita PPOK cukup banyak, diantaranya adalah : St George’s Respiratory Questionaire SGRQ, Clinical COPD Questionnaire CCQ, Chronic Respiratory Disease Questionnaire CRQ, SF-36 Health Survey, dan CAT COPD assessment Test. Menurut GOLD 2011 kualitas hidup penderita PPOK dinilai dengan CAT. Menurut Jones dkk. tahun 2009 CAT merupakan lembar penilaian yang mudah dan ringkas, dapat dipergunakan dalam praktik kedokteran sehari-hari, merupakan lembar penilaian yang dapat digunakan untuk menilai seluruh aspek pada penderita PPOK.30 Validasi terhadap CAT telah dilakukan di Amerika Serikat dan di beberapa negara di Eropa, diharapkan juga efektif di Asia. 25,26,28 Kuesioner CAT terdiri dari 8 butir pertanyaan . Skor 0-40, sesuai dengan St George Respiratory Questionaire SGRQ. Setiap pertanyaan memiliki nilai dari 0 sampai 5, 0 artinya kondisinya sangat baik dan 5 berarti kondisinya sangat tidak baik. Namun lembar penilaian Universitas Sumatera Utara tidak memberikan nilai ukur terhadap skor 0-5 untuk setiap pertanyaan yang sudah ada, oleh karena itu untuk memudahkan proses pengisian lembar CAT, maka peneliti memberi penjelasan terhadap makna skor 0-5 dari setiap lembar penilaian CAT. 27,28,29 Delapan pertanyaan tersebut adalah 25,26,27 1. Kondisi batuk penderita 2. Kondisi dahak penderita 3. Apakah ada rasa berat di dada 4. Bagaimana kondisi sesak napas saat mendakinaik tangga 5. Apakah ada keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari 6. Apakah ada kekhawatiran untuk keluar dari rumah akibat penyakit yang dideritanya 7. Apakah penderita dapat tidur dengan nyenyak atau tidak 8. Apakah pasien merasa bertenaga atau tidak Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Lembar Praktis Penggunaan COPD Assessment Test CAT28 Skor CAT Level Gambaran Klinis Terhadap Skor CAT Penatalaksanaan Yang Mungkin Dilakukan 30 Sanga t Tingg i Pada kondisi ini pasien sangat sulit untuk melakukan aktifitasnya, setiap hari ia akan tergangggu akan penyakit PPOK nya. Pasien juga akan sulit walau hanya melakukan aktifitas seperti mandi, atau sekedar keluar dari rumah. Bahkan terkadang pasien akan sulit untuk meninggalkan tempat tidur atau kursinya. Pada kondisi ini, pasien sering merasa telah menjadi manusia yang tidak berguna Pasien harus mendapat perhatian yang serius. - Harus mendapat pengobatan dari spesialis - Pertimbangkan pemberian obat tambahan - Rujuk ke rehabilitasi paru - Pertimbangkan pendekatan pengobatan terbaik untuk mencegah terjadinya eksaserbasi 20 Tingg i PPOK mengganggu hampir seluruh aktifitasnya. Pasien Universitas Sumatera Utara akan merasa sesak walau hanya mandi, memakai baju atau berjalan di sekitar rumahnya. Pasien juga terkadang merasa sesak saat berbicara. Pasien sering merasa lelah dan merasa nyeri di dada yang dapat mengganggu tidur mereka. Pada keadaan ini pasien merasa semua aktifitas memerlukan tenaga yang besar. Terkadang pasien juga merasa stress dan panik terhadap keadaan penyakitnya 10- 20 Sedan g PPK merupakan masalah utama pasien ini. Mereka kadang memiliki beberapa hari yang baik dalam satu minggu, tetapi tetap mengeluhkan selalu adanya batuk disertai dahak setiap hari, dan mengalami satu atau lebih eksaserbasi setiap - Periksa pengobatan yang telah diberikan selama ini. Sudah optimal atau belum. - Rujuk ke pusat rehabilitasi paru - Pertimbangkan pendekatan pengobatan terbaik untuk mencegah terjadinya eksaserbasi Universitas Sumatera Utara tahunnya. Pasien sering terbangun dari tidur karena keluhan sesak nafas. Pasien hanya dapat melakukan aktifitas harian dengan perlahan-lahan - Periksa faktor pemberat. Apakah pasien masih merokok? 10 Renda h Pasien tidak terlalu mengeluhkan gejala PPOK, tetapi terkadang mengganggu aktifitas.Pasien mengeluhkan adanya batuk dalam beberapa hari setiap minggunya, dan mengalami sesak napas ketika berolahraga atau bekerja keras. Pasien juga mudahmengalami kelelahan. - Berhenti merokok - Vaksinasi influenza setiap tahun - Cegah terpapar dengan faktor resiko - Berikan pengobatan sesuai dengan hasil pemeriksaan Berdasarkan hasil penelitian Shafig dkk. menyatakan bahwa nilai CAT bisa digunakan untuk memantau perkembangan eksaserbasi dan membantu memulangkan pasien PPOK yang dirawat di rumah sakit.11

2.6.3 . Modified Medical Research Council mMRC

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Kuman Dengan Derajat Obstruksi (VEP1) Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut di RSUP H. Adam Malik dan RS. Pirngadi Medan

0 0 18

Hubungan Pola Kuman Dengan Derajat Obstruksi (VEP1) Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut di RSUP H. Adam Malik dan RS. Pirngadi Medan

0 0 1

Hubungan Pola Kuman Dengan Derajat Obstruksi (VEP1) Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut di RSUP H. Adam Malik dan RS. Pirngadi Medan

0 0 4

Hubungan Pola Kuman Dengan Derajat Obstruksi (VEP1) Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut di RSUP H. Adam Malik dan RS. Pirngadi Medan

0 0 17

Hubungan Pola Kuman Dengan Derajat Obstruksi (VEP1) Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut di RSUP H. Adam Malik dan RS. Pirngadi Medan Chapter III V

0 0 22

Hubungan Pola Kuman Dengan Derajat Obstruksi (VEP1) Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut di RSUP H. Adam Malik dan RS. Pirngadi Medan

0 0 5

Hubungan Pola Kuman Dengan Derajat Obstruksi (VEP1) Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut di RSUP H. Adam Malik dan RS. Pirngadi Medan

0 0 5

Hubungan Nilai COPD Assesment Test (CAT) dan Modified Medical Research Council Dyspnea scale (MMRC) Dengan Derajat Obstruksi (VEP1) dan Frekuensi Eksaserbasi Pada Penderita PPOK Stabil di Poli Paru RSUP H. Adam Malik dan RSU Pirngadi Medan

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. EPIDEMIOLOGI - Hubungan Nilai COPD Assesment Test (CAT) dan Modified Medical Research Council Dyspnea scale (MMRC) Dengan Derajat Obstruksi (VEP1) dan Frekuensi Eksaserbasi Pada Penderita PPOK Stabil di Poli Paru RSUP H. Adam

0 0 20

Hubungan Nilai COPD Assesment Test (CAT) dan Modified Medical Research Council Dyspnea scale (MMRC) Dengan Derajat Obstruksi (VEP1) dan Frekuensi Eksaserbasi Pada Penderita PPOK Stabil di Poli Paru RSUP H. Adam Malik dan RSU Pirngadi Medan

0 0 20