Verifikasi Hidrodinamika .1 Verifikasi Pasut

4.2.2 Verifikasi Arus

Hasil verifikasi arus memperlihatkan bahwa kecepatan arus hasil model memperlihatkan tingkat korelasi yang tinggi antara arus hasil pengukuran dengan arus hasil model yang di ambil pada titik ⁰3 , 3 BT, ⁰ , LS . Gambar 24 Pola sebaran arus hasil pengukuran ○ dan arus hasil model ○ berdasarkan komponen U dan V. Komponen zonal timur-barat memperlihatkan tingkat standar galat sebesar 0.016 sedangkan untuk komponen meredional utara-selatan standar galat 0.036. hasil ini memperlihatkan bahwa arus permukaan pada domain model hasil pemodelan memiliki kesesuaian dengan kondisi sebenarnya di lapangan sehingga pemodelan tumpahan minyak pada daerah domain model dapat memperlihatkan kondisi yang bersesuain Gambar 24. Menurut Hadi dan Hamzah 2000 pengaruh angin dan arus laut memainkan peranan yang penting dalam pergerakan tumpahan minyak di laut. -0.1 -0.05 0.05 0.1 0.15 -0.1 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 Komponen U ms K o m p o n e n V m s

4.3 Pola Sebaran Tumpahan Minyak

Sebaran tumpahan minyak yang dimodelkan dalam tulisan ini adalah terdiri atas: minyak mentah, bensin, aftur dan diesel sedangkan yang disajikan dalam bagian ini adalah minyak mentah yang mewakili pola sebaran tumpahan minyak jenis yang lainnya. Pola sebaran tumpahan minyak jenis bensin, aftur, dan diesel pada dasarnya mengikuti pola yang sama dengan miyak mentah karena sebaran polutan pada permukaan mengikuti pola hidrodinamika. Perbedaan terletak pada intensitas proses pelapukan dan kelembaman sebaran oleh densitas jenis minyak yang berbeda. Pola sebaran tumpahan minyak bensin, aftur dan diesel secara keseluruhan akan dibahas pada bagian berikutnya dan tampilan visual pola sebaran tumpahan minyak akan disajikan dalam bentuk format .avi dalam bentuk VCD yang dilampirkan sebagai bagian dari tulisan ini. 4.3.1 Musim Barat 4.3.1.1 Keadaan awal Kondisi awal dari pola sebaran tumpahan minyak diskenariokan oleh tumpahan minyak pada 3 titik Gambar 25. Titik A Tabrakan kapal Tanker 106°34.87, 5°50.49, Titik B Kapal tanker yang kandas 106°34.68, 5°46.72 dan titik C oleh saluran pipa yang bocor 106°22.34, 5°32.42. Jenis tumpahan minyak yang tumpah adalah minyak mentah dengan volume dan debit tumpahan masing-masing pada titik A 15,451.24 m 3 dan 0.15 m 3 s, B 13,343.41 m 3 dan 0.10 m 3 s dan C 2,385 m 3 dan 0.05 m 3 s. Kondisi hidrodinamika pada awal saat terjadi tumpahan minyak berada pada posisi pasang surut dalam kondisi pasang dengan level muka air 0.25 m di atas mean sea level seperti pada Gambar 25, arus permukaan pada bagian barat gugusan kepulauan Seribu bergerak ketimur dan bergerak keutara setelah mencapai Pulau Karang Pandang. Pada pesisir utara Pulau Jawa yang masuk domain model adalah kondisi arus permukaan 0.05 ms. Gambar 25 Pola sebarang tumpahan minyak mentah pada kondisi awal kejadian dimusim barat

4.3.1.2 Kondisi MSL pasang menuju surut

Perairan Kepulauan Seribu diskenariokan terjadi tumpahan minyak pada tiga lokasi pada pola sebaran tumpahan minyak jenis minyak mentah seperti ditampilkan Gambar 26. Tumpahan minyak bersumber dari titik A bergerak ke timur laut kemudian berbelok ke utara mengikuti pola pergerakan arus permukaan