Hasil Model Hidrodinamika HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 14 Pola hidrodinamika pada kondisi surut Pola arus permukaan pada kondisi surut Gambar 14 memperlihatkan bahwa pola arus bergerak dominan oleh pengaruh pola perambatan pasang surut yang begerak ke arah timur laut meskipun pada saat itu angin bertiup ke arah barat. Dari pola arus pada musim barat menunjukkan bahwa pola pergerakan arus permukaan dipengaruhi dominan oleh perambatan pasang surut. Gambar 15 Pola hidrodinamik pada kondisi MSL surut menuju pasang Pada saat dalam kondisi MSL surut menuju pasang Gambar 15, pasang surut merambat dari timur ke barat dari bidang batas terbuka sehingga arus merambat mengikuti perambatan pasut dengan kecepatan maksimun 0.5 ms. genangan air laut mulai naik ditandai dengan semakin menyempitnya daerah yang berwarna kuning pada daerah sekitar pantai jika dibandingkan dengan kondisi pada saat surut terendah. Gambar 16 Pola hidrodinamik pada kondisi pasang Pada saat kondisi pasang Gambar 16 pola arus permukaan bergerak dari timur ke barat yang bersesuaian dengan pola gerakan angin pada saat tersebut, pasang surut merambat bergerak ke arah barat dengan pola arus yang dekat dengan pantai utara daratan Pulau Jawa bergerak ke arah barat mengikuti pergerakan pasang surut. Pada kondisi ini daerah intertidal terendam oleh air pasang yang ditandai dengan daerah berwarna kuning yang tidak ditemukan pada pesisir pantai. Gambar 17 Pola hidrodinamik pada kondisi MSL pasang menuju surut Pola arus pada kondisi MSL pasang menuju surut Gambar 17 bervariasi oleh pengaruh pasut dan angin serta keberadaan pulau-pulau kecil dimana ditemukan pola arus yang lebih tinggi pada celah antara pulau, pasang surut merambat dari timur ke barat. Indikasi bawha air mulai mengalami surut juga terlihat pada daerah yang berwarna kuning didekat pantai yang menandakan daerah intertidal mengalami kekeringan. Secara umum pada musim barat pola arus bergerak ke barat di laut lepas sedangakan pada daerah dekat dengan garis pantai kecepatan arus cenderung melemah.

4.1.2 Musim Timur

Hasil model hidrodinamika perairan Kepulauan Seribu pada Bulan Juli 2008 yang mewakili musim timur pada kodisi perairan dalam kondisi Surut menuju pasang disajikan pada Gambar 18. Gambar 18 Pola hidrodinamika pada saat kondisi msl surut menuju pasang Pola arus permukaan bergerak ke arah barat daya pada bidang batas terbuka di Kepulauan Seribu, pada daerah dekat dengan pulau-pulau di gugusan Kepulauan Seribu arus relatif lebih tenang dengan kondisi pasut bergerak ke arah barat daya. Pola arus bergerak mengikuti pola perambatan pasut sehingga terlihat bahwa pengaruh musiman pada kondisi surut tidak signifikan mempengaruhi pola gerakan arus yang berpengruh pada pola sebaran tumpahan minyak yang terjadi. Gambar 19 Pola hidrodinamik pada kondisi pasang Pola arus Kepulauan Seribu pada saat pasang memperlihatkan arus bergerak ke arah barat mengikuti pola perambatan pasut sehingga menunjukkan bahwa dominan membangkitkan arus adalah pasang surut dimana pada kondisi itu angin bertiup ke arah timur Gambar 19. Tinggi muka air perairan Kepulauan Seribu berda pada kisaran 0.4-0.6 cm di atas permukaan laut rata-rata pada kondisi pasang sehingga terlihat pada Gambar 19 bahwa air laut menggenangi seluruh daerah intertidal. Pola angin pada Bulan Juli yang mewakili musim timur memperlihatkan bahwa angin dominan bertiup ke barat dengan kecepatan dominan antara 2.8-3.7 ms sekitar 12 disusul dengan angin dengan kecepatan diatas 4.6 ms dengan persentase sekitar 8 dan kondisi laut tenang 10. Gambar 20 Pola hidrodinamika pada kondisi pasang menuju surut Gambar 20 menyajikan pola hidrodinamika Kepulauan Seribu pada musim timur dalam kondisi mean sea level MSL pasang menuju surut. Pola arus permukaan yang terbentuk memperlihatkan bahwa arus begerak meninggalkan bidang batas yang bergerak dari utara pada domain model terbuka sebelah barat kemudian berbelok ke arah barat daya mengikuti pola penjalaran pasut dimana pada sisi barat daya dari model mempunyai tinggi level air yang lebih rendah dari bagian lain pada perairan Kepulauan Seribu. Bagian intertidal yang masih tergenang juga masih terlihat dari daerah yang ditandai warna kuning pada daerah sisi pulau yang mana daerahnya lebih kecil jika dibandingkan dengan kondisi pada saat surut karena masih tergenang sebagin dari perambatan pasut yang beralih dari pasang ke surut. Gambar 21 Pola hidrodinamik pada kodisi surut Arus permukaan pada saat surut terendah Gambar 21 memperlihatkan bahwa arus bergerak ke arah timur dengan kondisi pasang surut yang stabil dengan tinggi permukaan laut homogen dari pantai utara Jakarta hingga laut lepas. Kondisi kecepatan arus yang kecil pada daerah sekitar pantai Utara Jakarta dan daerah yang terhalang oleh Gugusan Kepulauan Seribu. Pada sisi selatan domain model bagian barat terlihat bahwa permukaan air laut sedikit lebih tinggi dari pada daerah sekitarnya dengan -0.38-0.27 m dibawah mean sea level yang memperlihatkan bahwa level muka air masih bergerak ke arah surut yang merupakan sisa dari fase pasang surut sebelumnya. Pada perairan selat sekitar Pulau Pari didapatkan anomali tinggi muka air yang berbeda dengan periaran sekitarnya pada saat surut ini disebabkan oleh penurunan muka air yang cepat menyebabkan massa air terjebak dalam selat. 4.2 Verifikasi Hidrodinamika 4.2.1 Verifikasi Pasut Verifikasi pasang surut antara hasil model dengan data dari BAKOSURTANAL memperlihatkan korelasi yang cukup baik untuk musim barat dengan tingakat korelasi 97.17, sedangkan untuk musim timur dengan tingkat korelasi 93.30, halini mengindikasikan bahwa hasil model hidrodinamika yang dibuat mendekati kodisi sebenarnya yang terjadi di daerah penalitian yaitu Kepulauan Seribu. Hasil korelasi antara pasang surut hasil model dengan pasang surut hasil prediksi dapat dilihat pada Gambar 22 untuk musim barat dan Gambar 23 untuk musim timur yang masing-masing diwakili oleh Bulan Januari dan Bulan Juli tahun 2008. Gambar 22 Grafik pasang surut antara model dengan data Bakosurtanal selama 2 minggu perekaman Bulan Januari di musim barat Gambar 23 Grafik pasang surut antara model dengan data Bakosurtanal selama 2 minggu perekaman di Bulan Juli di musim timur -1 -0.5 0.5 1 Observasi m Model m -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.2 0.4 0.6 0.8 Observasi… Modelm

4.2.2 Verifikasi Arus

Hasil verifikasi arus memperlihatkan bahwa kecepatan arus hasil model memperlihatkan tingkat korelasi yang tinggi antara arus hasil pengukuran dengan arus hasil model yang di ambil pada titik ⁰3 , 3 BT, ⁰ , LS . Gambar 24 Pola sebaran arus hasil pengukuran ○ dan arus hasil model ○ berdasarkan komponen U dan V. Komponen zonal timur-barat memperlihatkan tingkat standar galat sebesar 0.016 sedangkan untuk komponen meredional utara-selatan standar galat 0.036. hasil ini memperlihatkan bahwa arus permukaan pada domain model hasil pemodelan memiliki kesesuaian dengan kondisi sebenarnya di lapangan sehingga pemodelan tumpahan minyak pada daerah domain model dapat memperlihatkan kondisi yang bersesuain Gambar 24. Menurut Hadi dan Hamzah 2000 pengaruh angin dan arus laut memainkan peranan yang penting dalam pergerakan tumpahan minyak di laut. -0.1 -0.05 0.05 0.1 0.15 -0.1 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 Komponen U ms K o m p o n e n V m s