Kondisi Umum Kepulauan Seribu

oleh daerah tubir dengan kemiringan curam hingga mencapai 70° dan mencapai dasar laut dengan kedalaman bervariasi dari 10 m hingga 75 m DISHIDROS-AL 2008. Pola sirkulasi arus perairan Kepulauan Seribu mentukan pola pergerakan tumpahan minyak yang terjadi perairan Kepulauan Seribu, karena kedangkalan Laut Jawa, transpor volume didominasi oleh angin Sofian 2001. Pengaruh angin dan arus laut memiliki peranan penting dalam pergerakan tumpahan minyak di laut. Hydrodinamika tumpahan minyak 100 oleh pengaruh arus dan 3 oleh pengaruh angin Hadi Latif 2000; ITAC 1996. Arus laut permukaan di Kepulauan Seribu pada musim barat berkecepatan maksimum 0.5 mdetik dengan arah ke Timur sampai Tenggara. Pada musim timur kecepatan maksimumnya 0.5 mdetik. Gelombang laut yang terdapat pada musim barat mempunyai ketinggian antara 0.5-1.75 meter dan musim timur 0.5-1.0 meter. Berdasarkan pengukuran di stasiun penelitian oleh ITB Bandung tahun 2001 yang berlokasi di Pulau Untung Jawa pada koordinat 05°58’45,21”LS, 106°42’11,07”BT, kondisi pasang surut di Kepulauan Seribu dapat dikategorikan sebagai harian tunggal. Kedudukan air tertinggi dan terendah adalah 0.6 dan 0.5 m dibawah duduk tengah. Rata-rata tunggang air pada pasang perbani adalah 0.9 m dan rata-rata tunggang air pada pasang mati adalah 0.2 m. Tunggang air tahunan terbesar mencapai 1.10 m Ariadi 2004 Tinggi gelombang di Kepulauan Seribu pada musim Barat adalah sebesar 0.5-1.5 m, sedangkan pada musim Timur adalah sebesar 0.5-1.0 m DISHIDROS- AL 1986. Tinggi gelombang sangat bervariasi antara satu lokasi dengan lokasi lainnya disebabkan oleh variasi kecepatan angin dan adanya penjalaran gelombang dan perairan sekitarnya, sesuai dengan letak gugusan Kepulauan Seribu yang berbatasan dengan perairan terbuka. Gelombang didominasi oleh arah Timur dan Tenggara yang dipengaruhi oleh refraksi pada saat memasuki daerah tubir, hasil pengamatan yang dilakukan oleh Seawatch Indonesia pada bulan Nopember 1998-Agustus 1999 di Pulau Kelapa mencatat tinggi gelombang pada kisaran 0.05-1.03 m dengan periode gelombang berkisar antara 2.13-5.52 detik. 2.2 Persamaan Pembangun Model 2.2.1 Persamaan Hidrodinamika

2.2.1.1 Persamaan massa

Persamaan massa secara matematik dinyatakan sebagai: 1 Suku pertama menyatakan perubahan posisi muka air, suku kedua dan ketiga menyatakan perubahan fluks densitas dalam arah x dan y dan suku keempat menyatakan perubahan kedalaman perairan. Solusi persamaan 1 dengan metode elemen hingga selisih depan dalam arah x adalah: 2 Dalam arah y 3

2.2.1.2 Persamaan momentum

Persaamaan momentum dalam arah x 4 Solusi persamaan momentum akan diuraikan solusinya tiap suku dari persamaan 4 Suku pertama Suku pertama menyatakan perubahan fluks densitas terhadap waktu nyatakan dalam bentuk 5 Dengan menggunakan metode ekspansi Taylor dengan pusat n+12 persamaan x menjadi 6 Suku keempat menyatakan pengaruh grafitasi dengan pendekatan selisih depan di tulis sebagai: 7 dengan Dengan cara dilinerisasi dalam menghasilkan formula aljabar koreksi kesalahan dapat tentukan dengan menggunakan ekspansi Taylor. 8 FDS adala solusi linier dari persamaan gravitasi. Suku kedua dan ketiga merupakan perubahan flux densitas dalam arah x dan y yang diselesaikan dengan metode elemen hingga sebagai berikut: 9 dengan a = n+1, b = n Suku ke 9 merupakan faktor gesekan angin yang didefinisikan sebagai: 10 Dengan faktor gesekan angin dihitung sesuai dengan Smith dan Banke