2
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisa dan mengidentifikasi permasalahan perencanaan produksi dan pengendalian
persediaan pada suatu industri pembuatan ban. 2. Mengaplikasikan metode Adaptive Inventory Control yaitu dengan menghitung peramalan
jumlah kebutuhan material production planning menggunakan metode Double Exponential Smoothing atau Pemulusan Eksponensial Ganda.
3. Mengaplikasikan teknik Associative Rules Data Mining untuk menghitung nilai asosiasi antar material yang tersimpan sehingga dapat menentukan frequent item set dalam
pengendalian persediaan material dalam gudang.
1.3 Ruang Lingkup
Penulis membatasi kajian penelitian perencanaan produksi menggunakan model Adaptive Inventory Control dan pengendalian persediaan dengan teknik Associative Rules data mining
meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Analisa dan identifikasi permasalahan yang muncul di aspek perencanaan produksi dan
pengendalian persediaan dalam suatu proses produksi. Hasil analisa dan identifikasi tersebut selanjutnya akan dijadikan bahan untuk pemodelan Adaptive Inventory Control untuk
procurement dan teknik Associative Rules data mining untuk pengendalian persediaan. 2. Penerapan sistem perencanaan produksi dengan model Adaptive Inventory Control dan
pengendalian persediaan dengan teknik Associative Rules. Sebagian data yang digunakan dan dijadikan dasar penelitian ini didapatkan dari salah satu perusahaan agroindustri yang
bergerak dalam industri produksi ban.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan
Menurut Assauri 1980, salah satu faktor yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi adalah pengendalian persediaan inventory control. Secara harfiah, pengendalian adalah
suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga agar kegiatan aktual terealisasikan sesuai dengan rencana, selanjutnya persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu atau persediaan barang yang masih menunggu untuk digunakan dalam proses produksi. Beberapa manfaat pengendalian
persediaan, antara lain:
Menghilangkan resiko keterlambatan barang datang Menghilangkan resiko barang yang dipesan rusak
Menumpuk barang yang dihasilkan secara musiman Menjamin kelancaran arus produksi
Mencapai penggunaan mesin yang optimal Memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan
Memberikan jaminan barang selalu ada Membuat pengadaan produksi
Persediaan akan dipengaruhi oleh keterbatasan modal, kapasitas gudang, dan daya simpan produk atau bahan. Oleh sebab itu, untuk pengadaan material, perusahaan melakukan pembelian
dengan jumlah seminimal mungkin. Hal ini selain bertujuan untuk memperlancar arus barang juga dapat mengefisiensi pengeluaran perusahan dalam pembelian bahan baku dan suku cadang.
Gaspersz, 1998
Dalam kegiatan pengendalian persediaan, terdapat pula aspek yang berperan penting dalam kegiatan pengendalian tersebut yaitu sistem penggudangan. Sistem penggudangan memiliki
peranan penting dalam kelancaran produksi suatu industri terutama industri manufaktur. Hal ini disebabkan karena kelancaran distribusi bahan baku dan suku cadang yang digunakan dalam
produksi bergantung pada sistem penggudangan yang diterapkan di perusahaan tersebut. Oleh karena itu dalam perencanaan pembangunan gudang, gudang harus bersifat dinamis karena
pergerakan barang yang selalu berubah. Warman, 1988
Adaptive Inventory Control dibangun dengan tujuan untuk meminimalkan total biaya persediaan. Permasalahan inventory control yang ada dirumuskan sebagai model pemrograman
dinamis dan estimasi adaptive dengan parameter distribusi permintaan menggunakan data pola permintaan yang sudah ada sebelumnya. Sementara model optimasi menunjukkan beberapa hasil
konvergensi permintaan stasioner matematika dimana hal ini tidak didukung dalam konteks yang pernah diterapkan yaitu proses permintaan yang non-stasioner. Bernard, 1999.
Kebijakan persediaan Adaptive Inventory Control dalam single-site inventory control dilakukan dengan cara mengambil keuntungan dari menggunakan sejarah permintaan untuk
mengurangi biaya persediaan yang terkait. Secara khusus, kuantitas pesanan Q dihitung dengan kuantitas pesanan ekonomi EOQ model, yang tingkat permintaan rata-rata diperkirakan oleh
rumus pemulusan eksponensial. Rumus ini akan menyajikan data mengenai peramalan atau forecast jumlah material tertentu untuk periode pengadaan berikutnya. Penggunaan pemulusan
eksponensial tersebut sangat cocok untuk digunakan untuk sistem ini karena pemulusan eksponensial cenderung bersifat reaktif dan adaptive terhadap segala perubahan dalam hal ini
‘Jumlah’. Packer, 1967
4
2.2 Data Mining