9 dengan pola telapak, kode-kode di dinding samping sebagaimana diwajibkan oleh
peraturan yang berlaku. Ban-ban dipanaskan dalam temperatur lebih dari 300 derajat selama 12 hingga 25
menit tergantung ukurannya. Begitu mesin cetak terbuka, ban-ban akan keluar dari cetakannya dan langsung jatuh ke ban berjalan yang lalu akan membawanya ke bagian
finish dan inspeksi terakhir.
7. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan untuk memeriksa ban yang memiliki kecacatan, walaupun hanya cacat sedikit, ban itu ditolak reject. Sebagian dari cacat bisa dideteksi hanya 9
dengan mata dan tangan pemeriksa yang sudah terlatih, sebagian lagi baru bisa ditemukan menggunakan mesin-mesin khusus.
Inspeksi tidak hanya dilakukan pada permukaan saja, ada ban yang ditarik dari lini produksi dan diperiksa dengan X-ray untuk mendeteksi kelemahan-kelemahan yang
tersembunyi atau kerusakan-kerusakan internal. Di samping itu, para teknisi pengendalian mutu secara rutin membongkar ban yang diambil secara acak untuk
mempelajari setiap detil dari konstruksinya yang mempengaruhi performa, kenyamanan dan keselamatan pemakai.
2.3.6 Jenis-jenis Ban
Pada umumnya jenis ban terbagi menjadi tiga jenis, yaitu ban bias, ban radial, dan ban tubeless. Ban bias adalah ban yang paling banyak dipakai. Ban jenis ini terbuat dari banyak
lembar cord yang berfungsi sebagai rangka ban. Cord tersebut ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Berbeda
dengan ban bias, ban radial mempunyai konstruksi carcass cord yang membentuk sudut 90 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jika dilihat dari samping, konstruksi cord
adalah dalam arah radial terhadap pusat dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan breaker
atau belt. Ban jenis ini hanya menderita sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai rolling
resistance yang kecil. Sedangkan ban tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban dalam. Ban tubeless ini diciptakan sekitar tahun 1990. Anonim, 2011
2.4 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kofjac 2007, pendekatan pengendalian persediaan dilakukan melalui optimalisasi proses pemesanan ordering, dimana strategi
pemesanan ditentukan untuk meminimalisasi fungsi biaya. Dalam penelitian ini juga diperkenalkan fungsi biaya yang cukup kompleks seperti biaya kapital, biaya fisik penyimpanan,
biaya transportasi, fixed ordering cost, manipulation cost, dan biaya ambil alih produk. Optimalisasi proses ordering dilakukan dengan metode simulasi dan logika fuzzy. Model
pengendalian persediaan diimplementasikan dengan dibantu oleh metode sistem dinamik. Dalam penelitiannya, Kofjac memperkenalkan algoritma adaptive inventory control yang ditemukan
dalam fuzzy logic dan algortima pengendalian persediaan yang telah dibahas sebelumnya. Algoritma adaptif didefiniskan sebagai strategi penempatan yang tepat guna berdasarkan periode
waktu dan fungsi biaya. Selama masa optimalisasi proses, metode ini mengggunakan strategi fuzzy logic yang mengevaluasi algoritma fuzzy stock-outs, level persediaan tertinggi, dan total
biaya. Dengan menggunakan data historis, Kofjac berhasil membuktikan bahwa algoritma adaptif menyajikan hasil yang lebih baik dibanding algoritma pengendalian persediaan yang lain dan
10 cukup baik menghadapai lingkungan pasar modern yang adaptif, serta data yang bersifat
stochastic. Sedangkan penelitian terdahulu mengenai Associative Rules Mining banyak ditemukan
penerapannya dalam berbagai penelitian mengenai penetapan strategi penjualan dan sangat jarang ditemukan penerapannya dalam aspek pengendalian persediaan. Sebagai contoh adalah penelitian
Arrahman 2011 mengenai penerapan metode Associative Rules Mining dalam penetapan strategi penjualan. Penelitian ini juga terkait dengan cutomer relationship management, yang mencakup
crossup selling, product affinity analysis, dan product bundling yang dapat digunakan sebagai alternatif solusi dalam sistem strategi penjualan di suatu industri. Revenue perusahaan dapat
semakin ditingkatkan melalui penjualan secara Cross Selling dimana dilakukannya penjualan additional products dari produk utama sehingga semakin terjaganya hubungan pelanggan dan
semakin meningkatnya kepuasan pelanggan terhadap sistem pemasaran perusahaan. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis terhadap data transaksi penjualan sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang agroindustri dengan produk ban menggunakan teknik Associative Rules. Hasil penelitian ini menunjukkan strategi penjualan dari penggunaan teknik Associative Rules Mining.
11
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran