Pengumpulan Data Pengolahan Data Awal

9.2, IDL 7.0, Microsoft Office Word dan Excel, serta peralatan lain seperti Global Positioning System GPS, kamera dijital dan alat tulis menulis.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap yaitu 1 pengumpulan data, 2 pengolahan data awal 3 analisis data. Penelitian ini dilakukan secara sistematis yang disajikan pada diagram alir penelitian. Untuk mempermudah memahami langkah-langkah penelitian ini, maka pada setiap tahapan disajikan bentuk diagram alir pada Gambar 2.

3.3.1. Pengumpulan Data

Untuk mendukung analisis risiko dan mitigasi kekeringan maka data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa data yang diperoleh melalui survei dan wawancara penduduk dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data sekunder terdiri dari data spasial dan data tabular. Jenis data yang dibutuhkan termasuk metode pengumpulan dan sumber data disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Jenis, metode pengumpulan, dan sumber data serta tujuan penelitian Jenis Data Metode Sumber Data Tujuan Pengumpulan Data Curah Hujan 2011 Stasiun Pengamat Iklim BMKG Maros Sulawesi Selatan Indeks analisis Bahaya Kekeringan Kab. Pinrang, Sidrap Enrekang Peta Administrasi dan DAS Kariango Digitasi On-screen BPDAS Saddang Sulsel Skala 1: 50.000 Kedalaman sumur Survey wawancara Individu Sungai Digitasi on-screen Peta RBI 1:50.000 Tanah NDVI, WSVI, Temperatur Permukaan Lahan Penggunaan Lahan Validasi Kekeringan Digitasi on-screen Analsis Citra LandsatETM7 akuisisi Musim Kering 2011 Juli - September Digitasi on-screen Survey wawancara Pusat Penelitian Tanah Bogor Skala 1 :250.000 USGS Citra Landsat Peta Landuse Kehutanan Masyarakat Pemerintah Jumlah Penduduk Tingkat Kemiskinan Jumlah Petani Kelembagaan terlibat Kemampuanrespon penanggulangan Bantuan Analisis Spasial BPS Sulsel BKKBN Sulsel BAKORLUH Sulsel Wawancara dan kuesioner kepada masyarakat dan pemerintah dan Instansi terkait Analisis Kerentanan Kekeringan Bahaya Kekeringan Kerentanan Kekeringan Analisis Spasial Hasil Analisis Risiko Kekeringan Mitigasinya Gambar 2. Diagram Alir Penelitian Adapun tahapan penelitian ini disajikan secara rinci sebagai berikut :

3.3.2. Pengolahan Data Awal

Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan daerah studi penelitian dengan melakukan clip antara batas administrasi dan batas DAS Kariango. Pemilihan citra Landsat yang digunakan dalam analisis berdasarkan Koreksi geometrik WSVI Peta Risiko Kekeringan Mitigasi Kekeringan Peta Bahaya Kekeringan Indeks kekeringan 1. Kerentanan Penduduk  Jumlah Penduduk  Tingkat Kemiskinan 2. Eksposur  Jumlah Petani 3. Kapasitas  Kelembagaan  Kemampuan  Bantuan Standarisasi Kriteria Pembobotan Overlay Standarisasi kriteria Overlay Peta Kerentanan Kekeringan Overlay Tanah Sumber Air Ked air tanah Validasi Curah Hujan Musim Kering Juli-Sept 2011 Citra Landsat ETM 7BK Peta Penggunaan Lahan Pan-Sharpening Interpretasi Citra Penambalan Sebaran Bahaya dan Risiko Kekeringan pada Penggunaan Lahan perekaman pada hasil analisis data curah hujan musim kering Juli-September 2011 di mana terdapat bulan kering yang sangat ekstrim dan kemudian dilakukan koreksi geometrik. Citra Landsat ETM 7 tahun 2003 sampai sekarang mengalami striping sehingga diperlukan penambalan dengan menggunakan software IDL 7.0 Lampiran 1. Citra yang digunakan akuisisi Musim Kering Juli-September yaitu akuisisi 21 September 2011 sebagai citra utama yang ditambal dan akuisisi 03 Juli dan 05 September 2011 sebagai citra pengisi atau penambal citra utama. Peta penggunaan lahan diperoleh dari hasil interpretasi langsung Citra Landsat. Citra Landsat dilakukan penajaman dari cell size 30 x 30 band 321, 543, 432 menjadi resolusi 15 x 15 dengan melakukan analisis pan-sharpening band 8 yang secara otomatis dilakukan di software ER Mapper Lampiran 2. Pansharpening adalah dengan menggabungkan data citra multispectral yang mempunyai resolusi rendah dengan citra pankromatik yang mempunyai resolusi tinggi Sitanggang, 2008. 3.3.3. Analisa Data 3.3.3.1