Profil Total Rugi - Rugi Jaringan dan Profil Tegangan pada Tiap

50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan ditampilkan hasil dari interkoneksi berdasarkan data kabel yang diperoleh dari PLN, dan berdasarkan data kabel yang diperoleh di pasaran. Data kabel yang diperoleh dari PLN berasal dari data one line diagram Existing PM6 OTI.oti, dimana kabel penghubung antara PLTMH Aek Silo dengan jaringan GI PM 6 Pematangsiantar berluas penampang 158 mm 2 . Untuk mengambil sampel kabel lain, dari data one line diagram tersebut diambil sampel dengan luas penampang dua kali lebih besar dari sebelumnya, yaitu 337 mm 2 . Selain itu, disertakan nilai verifikasi kabel yang ada di pasaran yang mendekati nilai luas penampang pada data yang telah diperoleh. Dimana nilai verifikasi kabel yaitu berluas penampang 150 mm 2 , dan berluas penampang 300 mm 2 . Di bawah ini akan ditampilkan hasil dari program penentuan titik interkoneki dengan metode Artificial Bee ColonyABC dengan parameter – paramaeter ukuran kabel di atas.

4.1 Profil Total Rugi - Rugi Jaringan dan Profil Tegangan pada Tiap

Titik Interkoneksi dengan Penggunaan Kawat Berjari – jari 158 mm sumber : Data PLN Dengan menjalankan program penentuan titik interkoneksi menggunakan metode Artificial Bee Colony ABC, diperoleh data yang disajikan dalam bentuk tabel berikut : 51 Tabel 4. 1 Tabel Hasil Program Penentuan Titik Interkoneksi dengan Metode ABC dengan Ukuran kawat 158 mm 2 HASIL PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DENGAN METODE ABC No Bus Interkoneksi Vmin pu Lossess MW Panjang Saluran km Impedansi Saluran R+jX SCOUT 1 20 18 17 15 12 10 8 7 1 0.6344 0.6434 0.6532 0.6488 0.6350 0.6041 0.5904 0.5366 0.4797 2.1530 2.1701 2.2429 2.5164 2.8692 3.6076 4.0390 5.9777 8.1332 18 21 25 29 32.6 36.9 39.9 48.9 57.9 0,7065 + j 0.3780 0.8242 + j 0.4410 0.9813 + j 0.5250 1.1383 + j 0.6090 1.2795 + j 0.6846 1.4483 + j 0.7749 1.5661 + j 0.8379 1.9193 + j 1.0269 2.2725 + j 1.2159 SCOUT 2 25 27 0.6283 0.5755 2.4600 5.1122 23.1 51.6 0.9067 + j 0.4851 2.0253 + j 1.0836 SCOUT 3 31 33 35 38 0.6562 0.6577 0.6578 0.6530 2.6055 3.1492 3.6197 3.8311 31.5 39.5 46.5 48.7 1.2367 + j 0.6615 1.5503 + j 0.8295 1,8251 + j 0.9765 1.9115 + j 1.0227 Dari Tabel 4.1 di atas, pada perolehan scout 1, diperlihatkan bahwa semakin mendekati bus 1 G.I. PM6 Pematangsiantar, diperoleh nilai rugi – rugi yang bertambah besar. Nilai rugi – rugi terbesar adalah apabila PLTMH Aek Silau 2 diinterkoneksikan ke bus 1 sebab jaraknya yang paling jauh. Pada perolehan scout 2, nilai rugi – rugi terkecil didapatkan dari interkoneksi PLTMH ke bus 25. Sedangkan pada perolehan scout 3, nilai rugi – rugi terkecil diperoleh pada titik interkoneksi pada bus 31. Di bawah ini akan ditampilkan profil tegangan pada setiap bus akibat interkoneksi pada kandidat – kandidat bus seperti yang tertera pada Tabel 4.1 di atas. 52 4.1.1 Titik Interkoneksi pada bus 20 Total Rugi – Rugi Jaringan = 2,153 MW Tabel 4. 2 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 20 dengan kawat berluas penampang 158 mm 2 Bus V pu Bus V pu 1 1 22 0.9094 2 0.9997 23 0.95 3 0.9997 24 0.99 4 0.9998 25 0.9052 5 0.9997 26 0.9022 6 0.9997 27 0.8681 7 0.9465 28 0.865 8 0.8925 29 0.8577 9 0.8926 30 0.8553 10 0.8815 31 0.8441 11 0.8648 32 0.8394 12 0.8674 33 0.8001 13 0.867 34 0.7746 14 0.8644 35 0.7691 15 0.8589 36 0.7618 16 0.855 37 0.7164 17 0.8764 38 0.763 18 0.8963 39 0.7585 19 0.8862 40 0.7241 20 0.9131 41 0.6344 21 0.9304 42 0.7159 Dari data di atas diperoleh analisa sebagai berikut : Dari seluruh bus, didapatkan sejumlah 33,33 tegangan berada di atas 0.9 pu, 45,24 tegangan berada di antara 0,8 – 0,9 pu, 19,05 tegangan berada di antara 0,7 – 0,8 pu, dan 2,38 berada di bawah 0,7 pu. Sedangkan total nilai rugi – rugi pada jaringan adalah sebesar 2,153 MW. 53 4.1.2 Titik Interkoneksi pada bus 18 Total Rugi – rugi jaringan adalah 2,1701 MW Tabel 4. 3 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 18 dengan kawat berluas penampang 158 mm Bus V pu Bus V pu 1 1.0000 22 0.9077 2 0.9997 23 0.9500 3 0.9997 24 0.9900 4 0.9998 25 0.9018 5 0.9997 26 0.8988 6 0.9997 27 0.8646 7 0.9484 28 0.8615 8 0.8991 29 0.8541 9 0.8965 30 0.8517 10 0.8861 31 0.8504 11 0.8694 32 0.8457 12 0.8728 33 0.8069 13 0.8724 34 0.7817 14 0.8698 35 0.7763 15 0.8650 36 0.7690 16 0.8612 37 0.7242 17 0.8830 38 0.7703 18 0.9033 39 0.7658 19 0.8933 40 0.7319 20 0.9097 41 0.6434 21 0.9287 42 0.7238 Dari data di atas diperoleh analisa sebagai berikut : Dari seluruh bus, didapatkan sejumlah 33,33 tegangan berada di atas 0.9 pu, 45,24 tegangan berada di antara 0,8 – 0,9 pu, 19,05 tegangan berada di antara 0,7 – 0,8 pu, dan 2,38 berada di bawah 0,7 pu. Sedangkan total nilai rugi – rugi pada jaringan adalah sebesar 2,1701 MW. 54 4.1.3 Titik Interkoneksi pada bus 17 Total Rugi – rugi jaringan adalah 2,2429 MW Tabel 4. 4 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 17 dengan kawat berluas penampang158 mm Bus V pu Bus V pu 1 1.0000 22 0.9055 2 0.9997 23 0.9500 3 0.9997 24 0.9900 4 0.9998 25 0.8975 5 0.9997 26 0.8946 6 0.9997 27 0.8601 7 0.9505 28 0.8570 8 0.9033 29 0.8496 9 0.9007 30 0.8471 10 0.8910 31 0.8573 11 0.8744 32 0.8526 12 0.8787 33 0.8143 13 0.8783 34 0.7893 14 0.8757 35 0.7841 15 0.8717 36 0.7769 16 0.8679 37 0.7326 17 0.8902 38 0.7781 18 0.8979 39 0.7737 19 0.8879 40 0.7403 20 0.9055 41 0.6532 21 0.9265 42 0.7323 Dari data di atas diperoleh analisa sebagai berikut : Dari seluruh bus, didapatkan sejumlah 33,33 tegangan berada di atas 0.9 pu, 45,24 tegangan berada di antara 0,8 – 0,9 pu, 19,05 tegangan berada di antara 0,7 – 0,8 pu, dan 2,38 berada di bawah 0,7 pu. Sedangkan total nilai rugi – rugi pada jaringan adalah sebesar 2,2429 MW. 55 4.1.4 Titik Interkoneksi pada bus 15 Total Rugi – rugi jaringan adalah 2,5164 MW Tabel 4. 5 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 15 dengan kawat berluas penampang 158 mm Bus V pu Bus V pu 1 1.0000 22 0.9013 2 0.9997 23 0.9500 3 0.9997 24 0.9700 4 0.9998 25 0.8893 5 0.9997 26 0.8863 6 0.9997 27 0.8515 7 0.9495 28 0.8484 8 0.9013 29 0.8409 9 0.8987 30 0.8384 10 0.8887 31 0.8542 11 0.8721 32 0.8496 12 0.8760 33 0.8110 13 0.8757 34 0.7859 14 0.8731 35 0.7806 15 0.8687 36 0.7734 16 0.8649 37 0.7289 17 0.8769 38 0.7746 18 0.8875 39 0.7702 19 0.8774 40 0.7366 20 0.8974 41 0.6488 21 0.9224 42 0.7285 Dari data di atas diperoleh analisa sebagai berikut : Dari seluruh bus, didapatkan sejumlah 28,57 tegangan berada di atas 0.9 pu, 50 tegangan berada di antara 0,8 – 0,9 pu, 19,05 tegangan berada di antara 0,7 – 0,8 pu, dan 2,38 berada di bawah 0,7 pu. Sedangkan total nilai rugi – rugi pada jaringan adalah sebesar 2,5164 MW. 56 4.1.5 Titik Interkoneksi pada bus 12 Total Rugi – rugi jaringan adalah 2,8692 MW Tabel 4. 6 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 12 dengan kawat berluas penampang 158 mm Bus V pu Bus V pu 1 1.0000 22 0.8988 2 0.9997 23 0.9500 3 0.9997 24 0.9900 4 0.9998 25 0.8845 5 0.9997 26 0.8815 6 0.9997 27 0.8465 7 0.9491 28 0.8433 8 0.9007 29 0.8358 9 0.8981 30 0.8333 10 0.8880 31 0.8445 11 0.8714 32 0.8398 12 0.8752 33 0.8005 13 0.8749 34 0.7751 14 0.8723 35 0.7696 15 0.8593 36 0.7623 16 0.8554 37 0.7170 17 0.8691 38 0.7635 18 0.8814 39 0.7590 19 0.8712 40 0.7246 20 0.8926 41 0.6350 21 0.9200 42 0.7164 Dari data di atas diperoleh analisa sebagai berikut : Dari seluruh bus, didapatkan sejumlah 26,19 tegangan berada di atas 0.9 pu, 52,38 tegangan berada di antara 0,8 – 0,9 pu, 19,05 tegangan berada di antara 0,7 – 0,8 pu, dan 2,38 berada di bawah 0,7 pu. Sedangkan total nilai rugi – rugi pada jaringan adalah sebesar 2,8692 MW. 57 4.1.6 Titik Interkoneksi pada bus 10 Total Rugi – rugi jaringan adalah 3,6067 MW Tabel 4. 7 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 10 dengan kawat berluas penampang158 mm Bus V pu Bus V pu 1 1.0000 22 0.8935 2 0.9997 23 0.9500 3 0.9997 24 0.9900 4 0.9998 25 0.8741 5 0.9997 26 0.8710 6 0.9997 27 0.8355 7 0.9435 28 0.8323 8 0.8898 29 0.8247 9 0.8871 30 0.8221 10 0.8754 31 0.8236 11 0.8585 32 0.8188 12 0.8529 33 0.7778 13 0.8526 34 0.7515 14 0.8499 35 0.7455 15 0.8390 36 0.7379 16 0.8350 37 0.6909 17 0.8522 38 0.7391 18 0.8682 39 0.7344 19 0.8578 40 0.6984 20 0.8823 41 0.6041 21 0.9148 42 0.6899 Dari data di atas diperoleh analisa sebagai berikut : Dari seluruh bus, didapatkan sejumlah 23,81 tegangan berada di atas 0.9 pu, 52,38 tegangan berada di antara 0,8 – 0,9 pu, 14,29 tegangan berada di antara 0,7 – 0,8 pu, dan 9,52 berada di bawah 0,7 pu. Sedangkan total nilai rugi – rugi pada jaringan adalah sebesar 3,6076 MW. 58 4.1.7 Titik Interkoneksi pada bus 8 Total Rugi – rugi jaringan adalah 4,039MW Tabel 4. 8 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 8 dengan kawat berluas penampang 158 mm Bus V pu Bus V pu 1 1.0000 22 0.8911 2 0.9997 23 0.9500 3 0.9997 24 1.0100 4 0.9998 25 0.8695 5 0.9997 26 0.8664 6 0.9997 27 0.8307 7 0.9413 28 0.8275 8 0.8854 29 0.8198 9 0.8828 30 0.8173 10 0.8652 31 0.8146 11 0.8481 32 0.8097 12 0.8434 33 0.7678 13 0.8430 34 0.7412 14 0.8403 35 0.7350 15 0.8302 36 0.7273 16 0.8262 37 0.6794 17 0.8450 38 0.7284 18 0.8625 39 0.7237 19 0.8520 40 0.6869 20 0.8778 41 0.5904 21 0.9125 42 0.6782 Dari data di atas diperoleh analisa sebagai berikut : Dari seluruh bus, didapatkan sejumlah 23,81 tegangan berada di atas 0.9 pu, 52,38 tegangan berada di antara 0,8 – 0,9 pu, 14,29 tegangan berada di antara 0,7 – 0,8 pu, dan 9,52 berada di bawah 0,7 pu. Sedangkan total nilai rugi – rugi pada jaringan adalah sebesar 4,039 MW. 59 4.1.8 Titik Interkoneksi pada bus 7 Total Rugi – rugi jaringan adalah 5,9777 MW Tabel 4. 9 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 7 dengan kawat berluas penampang158 mm Bus V pu Bus V pu 1 1.0000 22 0.8815 2 0.9997 23 0.9500 3 0.9997 24 1.0500 4 0.9998 25 0.8509 5 0.9997 26 0.8477 6 0.9997 27 0.8111 7 0.9232 28 0.8078 8 0.8444 29 0.7999 9 0.8417 30 0.7973 10 0.8249 31 0.7776 11 0.8069 32 0.7725 12 0.8052 33 0.7268 13 0.8048 34 0.6985 14 0.8020 35 0.6909 15 0.7946 36 0.6827 16 0.7904 37 0.6310 17 0.8152 38 0.6836 18 0.8391 39 0.6786 19 0.8283 40 0.6378 20 0.8593 41 0.5303 21 0.9031 42 0.6284 Dari data di atas diperoleh analisa sebagai berikut : Dari seluruh bus, didapatkan sejumlah 23,81 tegangan berada di atas 0.9 pu, 38,10 tegangan berada di antara 0,8 – 0,9 pu, 16,67 tegangan berada di antara 0,7 – 0,8 pu, dan 21,43 berada di bawah 0,7 pu. Sedangkan total nilai rugi – rugi pada jaringan adalah sebesar 5,9777 MW. 60 4.1.9 Titik Interkoneksi pada bus 1 Total Rugi – rugi jaringan adalah 8,1332 MW Tabel 4. 10 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 1 dengan kawat berluas penampang 158 mm Bus V pu Bus V pu 1 1.0000 22 0.8743 2 0.9997 23 0.9500 3 0.9997 24 1.0500 4 0.9998 25 0.8370 5 0.9997 26 0.8338 6 0.9997 27 0.7965 7 0.9003 28 0.7931 8 0.8174 29 0.7851 9 0.8145 30 0.7824 10 0.7974 31 0.7504 11 0.7788 32 0.7450 12 0.7781 33 0.6956 13 0.7777 34 0.6660 14 0.7747 35 0.6567 15 0.7686 36 0.6481 16 0.7643 37 0.5930 17 0.7933 38 0.6488 18 0.8217 39 0.6435 19 0.8107 40 0.5986 20 0.8456 41 0.4797 21 0.8961 42 0.5886 Dari data di atas diperoleh analisa sebagai berikut : Dari seluruh bus, didapatkan sejumlah 21,43 tegangan berada di atas 0.9 pu, 21,43 tegangan berada di antara 0,8 – 0,9 pu, 33,33 tegangan berada di antara 0,7 – 0,8 pu, dan 23,81 berada di bawah 0,7 pu. Sedangkan total nilai rugi – rugi pada jaringan adalah sebesar 8,1332 MW. 61 4.1.10 Titik Interkoneksi pada bus 25 Total Rugi – rugi jaringan adalah 2,46 MW Tabel 4. 11 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 25 dengan kawat berluas penampang158 mm Bus V pu Bus V pu 1 1.0000 22 0.9068 2 0.9997 23 0.9500 3 0.9997 24 1.0100 4 0.9998 25 0.9171 5 0.9997 26 0.9142 6 0.9997 27 0.8806 7 0.9451 28 0.8776 8 0.8926 29 0.8703 9 0.8899 30 0.8679 10 0.8785 31 0.8399 11 0.8617 32 0.8352 12 0.8638 33 0.7955 13 0.8634 34 0.7699 14 0.8608 35 0.7643 15 0.8548 36 0.7569 16 0.8509 37 0.7113 17 0.8720 38 0.7581 18 0.8915 39 0.7536 19 0.8814 40 0.7189 20 0.9080 41 0.6283 21 0.9278 42 0.7106 Dari data di atas diperoleh analisa sebagai berikut : Dari seluruh bus, didapatkan sejumlah 33,33 tegangan berada di atas 0.9 pu, 42,86 tegangan berada di antara 0,8 – 0,9 pu, 21,43 tegangan berada di antara 0,7 – 0,8 pu, dan 2,38 berada di bawah 0,7 pu. Sedangkan total nilai rugi – rugi pada jaringan adalah sebesar 2,46 MW. 62 4.1.11 Titik Interkoneksi pada bus 27 Total Rugi – rugi jaringan adalah 5,1122 MW Tabel 4. 12 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 27 dengan kawat berluas penampang158 mm Bus V pu Bus V pu 1 1.0000 22 0.8861 2 0.9997 23 0.9500 3 0.9997 24 0.9700 4 0.9998 25 0.8549 5 0.9997 26 0.8518 6 0.9997 27 0.8183 7 0.9333 28 0.8150 8 0.8699 29 0.8072 9 0.8672 30 0.8046 10 0.8526 31 0.8050 11 0.8352 32 0.8000 12 0.8334 33 0.7573 13 0.8330 34 0.7303 14 0.8303 35 0.7237 15 0.8210 36 0.7159 16 0.8169 37 0.6671 17 0.8360 38 0.7170 18 0.8534 39 0.7122 19 0.8428 40 0.6745 20 0.8681 41 0.5755 21 0.9076 42 0.6656 Dari data di atas diperoleh analisa sebagai berikut : Dari seluruh bus, didapatkan sejumlah 23.81 tegangan berada di atas 0.9 pu, 52,38 tegangan berada di antara 0,8 – 0,9 pu, 14,29 tegangan berada di antara 0,7 – 0,8 pu, dan 9,52 berada di bawah 0,7 pu. Sedangkan total nilai rugi – rugi pada jaringan adalah sebesar 5,1122 MW. 63 4.1.12 Titik Interkoneksi pada bus 31 Total Rugi – rugi jaringan adalah 2,6055 MW Tabel 4. 13 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 31 dengan kawat berluas penampang 158 mm Bus V pu Bus V pu 1 1.0000 22 0.9010 2 0.9997 23 0.9500 3 0.9997 24 0.9700 4 0.9998 25 0.8888 5 0.9997 26 0.8858 6 0.9997 27 0.8510 7 0.9491 28 0.8478 8 0.9007 29 0.8403 9 0.8981 30 0.8379 10 0.8879 31 0.8595 11 0.8713 32 0.8548 12 0.8751 33 0.8166 13 0.8748 34 0.7917 14 0.8721 35 0.7866 15 0.8677 36 0.7794 16 0.8639 37 0.7352 17 0.8761 38 0.7806 18 0.8869 39 0.7762 19 0.8767 40 0.7430 20 0.8969 41 0.6562 21 0.9222 42 0.7349 Dari data di atas diperoleh analisa sebagai berikut : Dari seluruh bus, didapatkan sejumlah 28,57 tegangan berada di atas 0.9 pu, 50 tegangan berada di antara 0,8 – 0,9 pu, 19,05 tegangan berada di antara 0,7 – 0,8 pu, dan 2,38 berada di bawah 0,7 pu. Sedangkan total nilai rugi – rugi pada jaringan adalah sebesar 2,6055 MW. 64 4.1.13 Titik Interkoneksi pada bus 33 Total Rugi – rugi jaringan adalah 3,1492 MW Tabel 4. 14 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 33 dengan kawat berluas penampang 158 mm Bus V pu Bus V pu 1 1.0000 22 0.8981 2 0.9997 23 0.9500 3 0.9997 24 0.9500 4 0.9998 25 0.8831 5 0.9997 26 0.8801 6 0.9997 27 0.8450 7 0.9455 28 0.8419 8 0.8935 29 0.8343 9 0.8908 30 0.8318 10 0.8796 31 0.8463 11 0.8628 32 0.8416 12 0.8652 33 0.8178 13 0.8649 34 0.7929 14 0.8623 35 0.7878 15 0.8566 36 0.7806 16 0.8527 37 0.7366 17 0.8669 38 0.7819 18 0.8797 39 0.7775 19 0.8694 40 0.7443 20 0.8912 41 0.6577 21 0.9193 42 0.7363 Dari data di atas diperoleh analisa sebagai berikut : Dari seluruh bus, didapatkan sejumlah 23,81 tegangan berada di atas 0.9 pu, 54,76 tegangan berada di antara 0,8 – 0,9 pu, 19,05 tegangan berada di antara 0,7 – 0,8 pu, dan 2,38 berada di bawah 0,7 pu. Sedangkan total nilai rugi – rugi pada jaringan adalah 3,1492 MW. 65 4.1.14 Titik Interkoneksi pada bus 35 Total Rugi – rugi jaringan adalah 3,6197 MW Tabel 4. 15 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 35 dengan kawat berluas penampang 158 mm Bus V pu Bus V pu 1 1.0000 22 0.8981 2 0.9997 23 0.9500 3 0.9997 24 0.9500 4 0.9998 25 0.8831 5 0.9997 26 0.8801 6 0.9997 27 0.8450 7 0.9455 28 0.8419 8 0.8935 29 0.8343 9 0.8908 30 0.8318 10 0.8796 31 0.8463 11 0.8628 32 0.8416 12 0.8652 33 0.8178 13 0.8649 34 0.7929 14 0.8623 35 0.7878 15 0.8566 36 0.7806 16 0.8527 37 0.7366 17 0.8669 38 0.7819 18 0.8797 39 0.7775 19 0.8694 40 0.7443 20 0.8912 41 0.6577 21 0.9193 42 0.7363 Dari data di atas diperoleh analisa sebagai berikut : Dari seluruh bus, didapatkan sejumlah 23,81 tegangan berada di atas 0.9 pu, 54,76 tegangan berada di antara 0,8 – 0,9 pu, 19,05 tegangan berada di antara 0,7 – 0,8 pu, dan 2,38 berada di bawah 0,7 pu. Sedangkan total nilai rugi – rugi pada jaringan adalah 3,6197 MW. 66 4.1.15 Titik Interkoneksi pada bus 38 Total Rugi – rugi jaringan adalah 3,8311MW Tabel 4. 16 Tabel Profil Tegangan pada Titik Interkoneksi bus 38 dengan kawat berluas penampang 158 mm Bus V pu Bus V pu 1 1.0000 22 0.8981 2 0.9997 23 0.9500 3 0.9997 24 0.9500 4 0.9998 25 0.8831 5 0.9997 26 0.8801 6 0.9997 27 0.8450 7 0.9455 28 0.8419 8 0.8935 29 0.8343 9 0.8908 30 0.8318 10 0.8796 31 0.8463 11 0.8628 32 0.8416 12 0.8652 33 0.8178 13 0.8649 34 0.7929 14 0.8623 35 0.7878 15 0.8566 36 0.7806 16 0.8527 37 0.7366 17 0.8669 38 0.7819 18 0.8797 39 0.7775 19 0.8694 40 0.7443 20 0.8912 41 0.6577 21 0.9193 42 0.7363 Dari data di atas diperoleh analisa sebagai berikut : Dari seluruh bus, didapatkan sejumlah 23,81 tegangan berada di atas 0.9 pu, 54,76 tegangan berada di antara 0,8 – 0,9 pu, 19,05 tegangan berada di antara 0,7 – 0,8 pu, dan 2,38 berada di bawah 0,7 pu. Sedangkan total nilai rugi – rugi pada jaringan adalah 3,8311 MW. Dibawah ini akan ditampilkan grafik yang akan membandingkan tegangan seluruh titik interkoneksi : 67 Gambar 4. 1 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 1 hingga Bus 7Akibat Interkoneksi dengan Kawat Berluas Penumpang 158 mm 2 Gambar 4. 2 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 8 hingga Bus 14Akibat Interkoneksi dengan Kawat Berluas Penumpang 158 mm 2 68 Gambar 4. 3 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 15 hingga Bus 21Akibat Interkoneksi dengan Kawat Berluas Penumpang 158 mm 2 Gambar 4. 4 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 22 hingga Bus 28 Akibat Interkoneksi dengan Kawat Berluas Penumpang 158 mm 2 69 Gambar 4. 5 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 29 hingga Bus 35 Akibat Interkoneksi dengan Kawat Berluas Penumpang 158 mm 2 Gambar 4. 6 Grafik Profil Tegangan Pada Bus 36 hingga Bus 42 Akibat Interkoneksi dengan Kawat Berluas Penumpang 158 mm 2 70 Dengan nilai rugi – rugi yang diperoleh, di bawah ini akan diproses pemilihan titik interkoneksi berdasarkan fungsi objectif dan fungsi fitness. Fungsi objektif dilakukan pada setiap data scout, yang kemudian nilai yang terbaik yang didapat dari scout – scout tersebut akan diproses dengan menggunakan fungsi fitness untuk memperoleh titik interkoneksi terbaik. Di bawah ini akan ditampilkan nilai fungsi objektif dari setiap SCOUT : 1. Fungsi Objektif SCOUT 1 � �������� �����1 = min������ �����1 = min2.1530 , 2.1701, 2.2429, 2.5164, 2.8692, 3.6076, 4.0390 = 2,1530 Fungsi Objektif dari SCOUT 1 menunjukan bahwa nilai rugi – rugi terkecil adalah 2,1530 MW. Rugi – rugi ini diperoleh dari titik interkoneksi pada bus 20. 2. Fungsi Objectif SCOUT 2 � ������ �� �����1 = min������ �����2 = min 2.4600, 5.1122 = 2.4600 Fungsi Objektif dari SCOUT 2 menunjukan bahwa nilai rugi – rugi terkecil adalah 2,4600 MW. Rugi – rugi ini diperoleh dari titik interkoneksi pada bus 25. . 3. Fungsi Objektif SCOUT 3 71 � �������� �����1 = min������ �����3 = min2.6055, 3.1492, 3.6197, 3.8311 = 2.6055 Fungsi Objektif dari SCOUT 2 menunjukan bahwa nilai rugi – rugi terkecil adalah 2,6055 MW. Rugi – rugi ini diperoleh dari titik interkoneksi pada bus 31. Hasil dari scout – scout di atas akan diekseekusi oleh lebah onlooker, berdsarkan fungsi fitness seperti pada persamaan 3.10. 1. Nilai fitness scout1 : � ������� �����1 = 1 1 + ������ �������� �����1 = 1 1 + 2,1530 = 0.3172 2. Nilai fitness scout2 : � ������� �����1 = 1 1 + ������ �������������2 = 1 1 + 2,460 = 0.2890 3. Nilai fitness scout3 : � ������� �����1 = 1 1 + ������ �������������3 = 1 1 + 2.6055 = 0,2774 72 Setelah dihitung nilai ketiga fungsi fitness, dipilih nilai fungsi fitness terbaik, yaitu fitness scout3 yaitu 0,3172. Maka dipilih titik interkoneksi pada bus 20. Hasil ini menunjukan bahwa dengan penggunaan kawat berukuran 158 mm 2 tersebut, lokasi titik interkoneksi terbaik adalah tempat titik interkoneksi pada saat ini diinterkoneksikan. Artinya, apabila titik interkoneksi dipindahkan ke bus lain yang semakin jauh, maka nilai rugi – rugi yang dihasilkan akan semakin besar. Namun, seperti yang tertulis dalam tujuan penelitian ini, penelitian dilakukan dilakukan untuk menghasilkan nilai rugi – rugi total pada jaringan menjadi lebih kecil. Hal ini dilakukan guna menaikan efisiensi jaringan dalam melayani beban konsumen, serta menaikan nilai tegangan standar pada jaringan. Maka dari itu, dibawah ini akan dilakukan sekali lagi penentuan titik interkoneksi DG PLTMH Aek Silau 2 dengan menggunakan ukuran kabel yang berbeda. Dalam hal ini, diambil sebuah sampel penggunaan kabel yang berukuran luas penampang dua kali lebih besar daripada luas penampang sebelumnya 337 mm 2 . Subbab di bawah ini akan memaparkan hasil dari penentuan titik interkoneksi dengan menggunakan ukuran kawat dua kali lebih besar dari ukuran kawat sebelumnya. 73

4.2 Profil Total Rugi - Rugi dan Tegangan pada Tiap Titik Interkoneksi