Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

pada bulan April 2010 dan nilai tertinggi sebesar 12,75 persen yaitu pada bulan Desember 2005 hingga April 2006, dengan nilai rata-rata 8,30 persen dan standar deviasi 1,96. Hal ini menunjukan bahwa selama periode penelitian, suku bunga mempunyai sebaran yang kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding nilai rata-ratanya. Jumlah uang beredar memiliki nilai terendah 12,25 miliar yaitu pada bulan Februari 2004 dan nilai tertinggi sebesar 13,49 miliar yaitu pada bulan Desember 2011, dengan nilai rata-rata 12,86 miliar dan standar deviasi 0,34. Hal ini menunjukan bahwa selama periode penelitian, jumlah uang beredar mempunyai sebaran yang kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding nilai rata-ratanya. Kurs memiliki nilai terendah Rp8.447, yaitu pada bulan Februari 2004 dan nilai tertinggi sebesar Rp12.151, yaitu pada bulan November 2008, dengan nilai rata-rata 9.384 rupiah dan standar deviasi 704. Hal ini menunjukan bahwa selama periode penelitian, suku bunga mempunyai sebaran yang kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding nilai rata- ratanya.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Uji Chow ..................................................................4.1 = , , , 1, 1 F tabel = F αN-1, NT-N-K F 0,015,554 = 3,02 ; F 0,055,554 = 2,21 ; F 0,105,554 = 1,87 Dari hasil perhitungan di atas terbukti bahwa F hitung memiliki nilai yang lebih besar dari F tabel. Hal ini berarti tolak H atau model yang terbaik adalah model Fixed. Pada penelitian ini tidak digunakan uji Hausman karena data yang digunakan merupakan data populasi. 4.2.2. Pemilihan Struktur Model Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sustainabilitas keuangan pada perbankan di Indonesia baik dari sisi mikroekonomi maupun dari sisi makroekonomi. Model dasar dari penelitian ini adalah FSR=fmikroekonomi, makroekonomi, dimana faktor mikroekonomi yang digunakan merupakan rasio-rasio keuangan bank dan faktor makroekonomi yang digunakan merupakan kondisi-kondisi makroekonomi seperti nilai tukar, inflasi, suku bunga, jumlah uang beredar, maka dibangun model FSR berdasarkan variabel-variabel yang ada. Dalam penelitian ini terdapat 4 model FSR dengan spesifikasi sebagai berikut: 1. FSR = α + α i + α 1 BOPO it + α 2 CAR it + α 3 LDR it + α 4 NPL it + α 5 ROA it + α 6 INF it + α 7 lnM1 it + α 8 lnKURS it + α 9 R it + ε it .............................................4.2 2. FSR = α + α i + α 1 BOPO it + α 2 CAR it + α 3 LDR it + α 4 NPL it + α 5 ROA it + α 6 INF it + α 7 lnM1 it + α 8 lnKURS it + α 9 R it + α 10 DUMMY it + ε it ....................4.3 3. FSR = α + α i + α 1 BOPO it + α 2 CAR it + α 3 LDR it + α 4 NPL it + α 5 ROA it + α 6 INF it + α 7 lnM1 it + α 8 lnKURS it + α 9 R it + α 10 FSR t-1it + ε it ........................4.4 4. FSR = α + α i + α 1 BOPO it + α 2 CAR it + α 3 LDR it + α 4 NPL it + α 5 ROA it + α 6 INF it + α 7 lnM1 it + α 8 lnKURS it + α 9 R it + α 10 FSR t-1it + α 11 DUMMYit + ε it ..................................................................................................................4.5 Keempat model tersebut diolah secara berurutan dengan bantuan perangkat lunak E-Views sehingga diperoleh hasil sebagaimana pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Hasil Estimasi dari Beberapa Model FSR Model FSR FSR1 FSR2 FSR3 FSR4 BOPO: - koefisien - t stat -0,205655 -6,218799 -0,206191 -6,109129 -0,026027 -4,639499 -0,122652 -4,745189 CAR: - koefisien - t stat 0,110006 2,120886 0,112731 1,984542 0,047894 1,241169 0,052166 1,309851 LDR: - koefisien - t stat 0,119104 0,0000 0,118748 5,736793 0,060528 3,241839 0,061112 3,283732 NPL: - koefisien - t stat -0,137952 5,767969 -0,142709 -1,329155 -0,016717 -0,203205 -0,016362 -0,198796 ROA: - koefisien - t stat 3,979600 13,76618 3,983284 13,80084 2,358950 6,589740 2,360159 6,589137 INFLASI: - koefisien - t stat 0,148595 4,449196 0,151980 4,280288 0,055958 2,049012 0,059213 2,094714 lnM1: - koefisien - t stat -10,62837 -12,83323 -10,82847 -10,20995 -4,919410 -6,430066 -5,180941 -5,859421 lnKURS: - koefisien - t stat 0,600926 0,291961 0,975399 0,388543 1,074265 0,839549 1,600753 -0,962270 R: - koefisien - t stat -1,014204 -10,65491 -1,000206 -10,37611 -0,494554 -5,647269 -0,478196 -5,501024 FSR t-1 : - koefisien - t stat - - 0,493251 9,900922 0,493411 9,911395 DUMMY: - koefisien - t stat - 0,187170 0,322162 - 0,258244 0,651348 R 2 0,901805 0,901622 0,929783 0,929825 F-stat 364,0708 338,4886 489,0522 457,9531 DW 0,872554 0,876420 1,901603 1,902865 Autokorelasi Ada Ada Tidak ada Tidak ada Heteroskedastisitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Multikolinearitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Keterangan: Autokorelasi ditentukan berdasarkan uji Durbin-Watson, heterokskedastisitas ditentukan berdasarkan grafik standardized residual, dan multikolinearitas ditentukan berdasarkan metode correlation matrix. Model 1 merupakan model FSR dengan menggunakan variabel-variabel independen berupa rasio-rasio keuangan bank, yang terdiri dari BOPO, CAR, LDR, NPL, ROA, dan kondisi-kondisi makroekonomi seperti nilai tukar, inflasi, suku bunga, jumlah uang beredar. Dalam model 1 ditemukan adanya masalah autokorelasi, hal ini teridentifikasi dari nilai statistik uji Durbin Watson yang kecil, mendekati nol 0,87. Kemudian untuk mengatasi masalah autokorelasi tersebut, dilakukan penambahan variabel independen berupa variabel DUMMY yang membedakan periode estimasi sebelum dan sesudah krisis ekonomi yang terjadi pada September 2008 sehingga didapat model 2. Pada model 2 ini masih terdapat masalah autokorelasi, namun terjadi penambahan nilai R 2 . Selanjutnya untuk mengatasi masalah autokorelasi, pada model 3 ditambahkan variabel lag 1 dari variabel dependen sebagai variabel independen sehingga masalah autokorelasi menjadi teratasi, dengan nilai statistik uji Durbin Watson yang mendekati 2 1,90. Pada model 4, selain ditambahkan variabel lag 1 dari variabel dependen sebagai variabel independen, juga ditambahkan variabel dummy sebagai variabel independen namun variabel dummy tersebut tidak berpengaruh signifikan secara parsial. Sehingga model 3 dipilih sebagai model yang terbaik diantara ketiga model lainnya dengan nilai R 2 yang tinggi 0,93. Model 3 sudah memenuhi seluruh asumsi dasar dan Goodness of fit. 4.2.3. Goodness of Fit, Uji t, Uji F Hasil estimasi koefisien regresi dari model 3 yang dilakukan dengan metode Fixed Effect Model dapat dilihat pada Tabel 4.5. di bawah ini. Tabel 4.5. Hasil Estimasi Data Panel Fixed Effect Model pada Model FSR 3 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. BOPO -0.120752 0.026027 -4.639499 0.0000 CAR 0.047894 0.038588 1.241169 0.2151 LDR 0.060528 0.018671 3.241839 0.0013 NPL -0.016717 0.082269 -0.203205 0.8390 ROA 2.358950 0.357973 6.589740 0.0000 INF 0.055958 0.027310 2.049012 0.0409 LNM1 -4.919410 0.765064 -6.430066 0.0000 LNKURS 1.074265 1.279574 0.839549 0.4015 R -0.494554 0.087574 -5.647269 0.0000 FSR_1 0.493251 0.049819 9.900922 0.0000 C 136.5762 18.15796 7.521561 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed dummy variables Weighted Statistics R-squared 0.929783 Mean dependent var 150.5509 Adjusted R-squared 0.927881 S.D. dependent var 52.16908 S.E. of regression 3.222094 Sum squared resid 5751.568 F-statistic 489.0522 Durbin-Watson stat 1.901603 ProbF-statistic 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.873452 Mean dependent var 121.8763 Sum squared resid 6128.529 Durbin-Watson stat 1.915140 Dari hasil estimasi didapat nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,98 yang menunjukan bahwa model ini dapat menjelaskan variasi dalam FSR sebesar 92,98 persen atau dengan kata lain variasi dalam FSR dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen dalam model ini sebesar 92,98 persen, sedangkan sisanya sebesar 7,02 persen dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. Uji t merupakan pengujian untuk masing-masing koefisien regresi secara parsial. Dengan tingkat signifikansi α 1 persen, 5 persen, dan 10 persen maka nilai uji t untuk masing-masing variabel independen dapat dilihat pada Tabel 4.6. berikut ini. Tabel 4.6. Signifikansi Uji t Variabel Independen pada Model FSR 3 Variabel independen Koefisien t-stat t-tabel Signifikansi BOPO -0,120752 -4,639,499 df = 559 α 1 = 2,326 α 5 = 1,645 α 10 = 1,282 Signifikan CAR 0,047894 1,241,169 Tidak signifikan LDR 0,060528 3,241,839 Signifikan NPL -0,016717 -0,203205 Tidak signifikan ROA 2,358950 6,589,740 Signifikan INFLASI 0,055958 2,049,012 Signifikan LnM1 -4,919410 -6,430,066 Signifikan LnKURS 1,074265 0,839549 Tidak signifikan R -0,494554 -5,647,269 Signifikan FSR t-1 0,493251 9,900,922 Signifikan Keterangan: Signifikan= Signifikan pada taraf nyata 1persen; Signifikan= Signifikan pada taraf nyata 5persen; Signifikan= Signifikan pada taraf nyata 10persen. Uji model FEM secara keseluruhan valid dalam taraf signifikan 5 persen yang ditunjukan dengan nilai statistik uji F 489,05 dan p-value sebesar 0,0000. Artinya model dalam persamaan tersebut dapat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi FSR atau secara bersama-sama variabel independen dalam model mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 4.2.4. Uji Asumsi Klasik a Uji Multikolinearitas Karena antar variabel independen biasanya ada korelasi, multikolinearitas merupakan masalah tingginya korelasi antar variabel independen. Sejumlah prosedur digunakan untuk mengidentifikasi masalah tingginya korelasi antar variabel independen. 1 Indikasi R 2 , F statistik, dan t statistik Dari hasil output tampak bahwa nilai R 2 cukup tinggi, yaitu 0,929783 dan nilai F statistik juga signifikan terlihat dari probabilitas F statistik 0,0000 yang lebih kecil dari taraf nyata 1persen, 5persen, 10persen. Sedangkan t statistik untuk sebagian besar variabel independen signifikan baik pada taraf nyata 1persen, 5persen, maupun 10persen. Jadi dengan prosedur ini tampak bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas. 2 Metode Correlation Matrix Dilihat dari koefisien korelasi antar variabel independen tersebut tidak terdapat korelasi antar variabel independen yang bernilai lebih dari 0,9 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam model. Tabel 4.7. Matriks Koefisien Korelasi Model FSR 3 FSR t-1 BOPO CAR LDR NPL ROA LNKURS INF SBI LNJUB FSR t-1 1.0000 -0.5032 0.2057 -0.1428 -0.0669 0.6254 0.0681 0.0294 -0.0804 -0.2482 BOPO -0.5032 1.0000 -0.0752 0.1010 0.4728 -0.5590 -0.0447 -0.0830 0.0636 0.0693 CAR 0.2057 -0.0752 1.0000 0.3986 0.1440 0.1639 0.0128 -0.0764 0.0911 -0.1330 LDR -0.1428 0.1010 0.3986 1.0000 -0.2674 -0.1647 -0.0092 -0.0782 -0.1234 0.5503 NPL -0.0669 0.4728 0.1440 -0.2674 1.0000 -0.1823 0.0286 0.0566 0.2214 -0.3957 ROA 0.6254 -0.5590 0.1639 -0.1647 -0.1823 1.0000 0.0887 -0.0979 -0.0557 -0.0668 LNKURS 0.0681 -0.0447 0.0128 -0.0092 0.0286 0.0887 1.0000 -0.2812 -0.2750 0.0393 INF 0.0294 -0.0830 -0.0764 -0.0782 0.0566 -0.0979 -0.2812 1.0000 0.4599 -0.2050 SBI -0.0804 0.0636 0.0911 -0.1234 0.2214 -0.0557 -0.2750 0.4599 1.0000 -0.4586 LNJUB -0.2482 0.0693 -0.1330 0.5503 -0.3957 -0.0668 0.0393 -0.2050 -0.4586 1.0000 b Uji Heteroskedastisitas -6 -4 -2 2 4 6 100 200 300 400 500 Standardized Residuals Gambar 4.1. Standardized Residual untuk Melihat Homoskedastisitas pada Model FSR 3 Pada Gambar 4.1. plot residual tidak menggambarkan terbentuknya suatu pola. Hal ini berarti bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model FSR 3. c Uji Autokorelasi Uji autokorelasi menggunakan Uji Durbin Watson menghasilkan nilai DW statistik sebesar 1,904558. Identifikasi nilai dari dL dan dU berdasarkan tabel dengan n=570, k=10, dan taraf signifikansi 5 persen didapatkan nilai dL=1,571 dan dU=1,779. Jika dilihat dari tabel Selang Nilai Statistik Durbin Watson, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model FSR 3 karena nilai DW berada pada daerah d U DW 4-d U , yaitu 1,779 1,904 2,221.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian