Penelitian Sebelumnya TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Penelitian Sebelumnya

2.2.1. Permasalahan Dengan latar belakang yang relatif sama yaitu pentingnya lembaga keuangan bank maupun non bank sebagai media perantara keuangan, peneliti – peneliti terdahulu seperti Ramadhani 2008, Fadhila 2011, Harjanti 2011, Widiharto 2008, Asmoro 2010, dan Almilia, Shonhadji, dan Angraini 2009 menganalisis pengaruh rasio-rasio keuangan bank terhadap kondisi keuangan bank tersebut. Namun, Fadhila 2011 dan Almilia, Shonhadji, dan Angraini 2009 juga menganalisis pengaruh sensitifitas perbankan terhadap kondisi makroekonomi terhadap kondisi keuangan perbankan. 2.2.2. Metode Analisis Untuk menganalisis permasalahan yang ada Ramadhani 2008, Fadhila 2011, dan Almilia, Shonhadji, dan Angraini 2009 menggunakan metode analisis regresi linear berganda, sedangkan Harjanti 2011, Widiharto 2008, Asmoro 2010 menggunakan metode analisis regresi logistik. 2.2.3. Jenis Data Pada penelitian sebelumnya, seluruhnya menggunakan data sekunder yang berupa data time series yang sebagian besar data diperoleh dari publikasi Bank Indonesia dan Laporan Pengawasan Perbankan LPP. 2.2.4. Hasil penelitian Secara garis besar, pada penelitian terdahulu menunjukan bahwa pada periode tertentu ada beberapa rasio-rasio keuangan yang dimiliki lembaga keuangan atau perusahaan mempengaruhi kinerja keuangan lembaga keuangan atau perusahaan seperti penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani 2008 yang menunjukan bahwa Return on Asset ROA berpengaruh positif terhadap Capital Adequacy Ratio CAR. Fadhila 2011 dan Almilia, Shonhadji, Angraini 2009 menunjukkan bahwa pertumbuhan rasio-rasio keuangan bank dan sensitifitas perbankan terhadap kondisi makroekonomi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Financial Sustainability Ratio FSR pada bank. Harjanti 2011, Asmoro 2010, dan Widiharto 2008 menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan bank. Secara ringkas, penelitian-penelitian di atas dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu Judul dan peneliti Latar Belakang Metode Analisis Hasil Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Permodalan Bank Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan di BEI Tahun 2003-2007” oleh Rachmat Ramadhani 2008 Permodalan bagi industri perbankan sangat penting karena berfungsi sebagai penyangga terhadap kemungkinan terjadinya risiko regresi linear berganda variabel ROA dan kepemilikan institusi berpengaruh signifikan positif terhadap CAR, sedangkan variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan negatif terhadap CAR. Adapun variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR yaitu pertumbuhan aset Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Financial Sustainability Ratio pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Periode 2003-2009” oleh Banathien Ashlin Noor Fadhila 2011 perbankan dipahami sebagai sebuah “going concern”, yang ada dan tumbuh bukan untuk kepentingan sesaat saja, maka kemampuan untuk menghasilkan dan meningkatkan return kinerja keuangan haruslah ditingkatkan untuk mencapai dan memelihara keberadaan jangka panjangnya regresi linier berganda Pertumbuhan Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi ΔBOPO, Sensitivitas NIM terhadap Kurs S_Kurs, dan Sensitivitas NIM terhadap Inflasi S_Inflasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Financial Sustainability Ratio FSR pada bank Devisa periode 2003- 2009 Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Prediksi Kebangkrutan Bank Studi pada Dampak dari kejadian permasalahan perbankan tahun 1997 adalah banyaknya bank regresi logistik CAR, NIM, dan BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi kebangkrutan bank sedangkan Bank Umum Swasta Devisa yang terdaftar di Bank Indonesia tahun 2004–2008” oleh Reny Sri Harjanti 2011 bank yang di likuidasi atau pengehentian kegiatan usaha dan banyak juga bank yang dimerger dengan bank yang lain ROA, ROE, NPL dan LDR mempunyai pengaruh terhadap prediksi kebangkrutan bank Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Bank Perkreditan RakyatStudi pada Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi” oleh Roberto Christian Widiharto 2008 Antisipasi dan pemulihan krisis yang terjadi pada industri perbankan regresi logistik Rasio aktiva produktif bermasalah, Rasio Profit Margin , dan Rasio keuangan Return On Asset sebelumnya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah pada BPR untuk satu tahun ke depan dan juga untuk dua tahun kedepan. Sedangkan Capital Adequacy Ratio, Rasio keuangan PPAP, Rasio keuangan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Rasio keuangan Loan to Deposit Ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah pada BPR baik itu untuk satu tahun ke depan atau dua tahun ke depan. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Bank Studi Kasus pada Bank Persero dan Bank Umum sektor perbankan mempunyai peranan yang cukup dominan dalam menggerakkan sektor riil. Adanya kontradiksi researh gap dari regresi logistik variabel CAR dan ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kondisi bermasalah. Sedangkan variabel NPL, BOPO, dan LDR berpengaruh Swasta Nasional periode 2004- 2007” oleh Argo Asmoro 2010 penelitian sebelumnya positif tetapi tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah pada sektor perbankan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial Sustainability Ratio pada Bank Umum Swast Nasional Non Devisa Periode 1995- 2005” oleh Luciana Spica Almilia, Nanang Shonhadji, Angraini 2009 Financial Sustainability merupakan hal yang penting untuk mengetahui kemungkinan going concern bank di masa depan termasuk bank umum swasta nasional non devisa yang merupakan jenis bank paling banyak di Indonesia. Financial sustainability ratio jugadapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan dini suatu bank regresi linier berganda Hubungan variabel independent yang terdiri dari rasio-rasio keuangan bank CAR, NPL, ROA, BOPO, LDR dan sensitifitas bank terhadap variabel makro ekonomi S_M2, S_IHKU, S_SBI terhadap variabel dependent yaitu Financial Sustainability Rasio FSR mengalami perubahan struktural di Indonesia pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa selama periode 1995- 2005. 2.3.Kerangka Pikir Konseptual Return On Asset ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, sehingga ROA dapat menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari waktu ke waktu. Laba itu sendiri merupakan hal utama yang menjadi tujuan kegiatan ekonomi yang dilakukan setiap perusahaan, termasuk perusahaan perbankan, karena berkaitan dengan salah satu fungsi bank yaitu menjamin keberlanjutan kegiatan operasional bank. Laba akan diperoleh bank jika pemasukan yang diterima lebih besar dari pada pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan bank. Peningkatan Return on Asset ROA suatu bank menunjukkan bahwa semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut maka semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset, antara saat ini dengan tahun sebelumnya. Capital Adequancy Ratio CAR digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mempertahankan kecukupan modal dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank. Rasio biaya operasional pendapatan operasional BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya antara saat ini dengan tahun sebelumnya. Peningkatan BOPO antara tahun ini dengan tahun sebelumnya menunjukkan penurunan tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya, hal ini menunjukan kemungkinan suatu bank mengalami kondisi bermasalah. Loan to Deposit Ratio LDR digunakan untuk mengukur kemampuan likuiditas bank. Peningkatan rasio ini mengindikasikan peningkatan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Menurut Bank Indonesia, penilaian aspek likuiditas mencerminkan kemampuan bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai guna memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Non Performing Loan NPL atau kredit bermasalah merupakan salah satu indikator penilaian kinerja bank. Salah satu fungsi bank adalah sebagai lembaga penghubung antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Sehingga, rasio Non Performing Loan NPL digunakan untuk mengukur jumlah kredit bermasalah bank dari waktu ke waktu. Semakin tinggi risiko NPL, maka semakin berdampak buruk bagi keberlanjutan bank. Suku bunga merupakan nilai balas jasa yang diberikan oleh bank yang menggunakan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli dan menjual produknya. Dalam dunia perbankan, bunga merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Baik bunga pinjaman maupun bunga simpanan saling mempengaruhi satu sama lain. Suku bunga dapat mempengaruhi laba perusahaan yang akhirnya dapat mempengaruhi keberlanjutan kinerja keuangan perusahaan. Inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas, artinya kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produk tersebut. Kondisi seperti ini akan menurunkan daya beli uang purchasing power of money dan meningkatkan jumlah kredit konsumsi perbankan. Pertumbuhan jumlah uang beredar mencerminkan perkembangan ekonomi, karena biasanya jika terjadi pertumbuhan ekonomi maka jumlah uang beredar pun meningkat. Hal tersebut berdampak baik bagi keberlanjutan bank. Hal ini mengindikasikan semakin sensitif suatu bank terhadap jumlah uang beredar maka keberlanjutan bank tersebut juga semakin baik. Nilai tukar Rupiah merupakan harga Rupiah terhadap mata uang negara lain. Fluktuasi nilai tukar mempengaruhi kehidupan perbankan, meningkatnya kurs Rupiah terhadap US mengakibatkan masyarakat cenderung untuk memiliki US dibandingkan Rupiah menarik dana dan mengkonversikannya dalam US. Hal itu dapat mengakibatkan menurunnya dana Rupiah perbankan, sehingga mempengaruhi kegiatan bank dalam menyalurkan kreditnya, yang pada akhinya dapat menurunkan kemampuan bank dalam melanjutkan kinerja keuangannya. Meninjau uraian-uraian di atas dan hasil-hasil penelitian terdahulu, sehingga yang menjadi variabel-variabel di dalam penelitian ini adalah variabel ROA, CAR, BOPO, LDR, NPL, suku bunga, inflasi, jumlah uang beredar, dan kurs sebagai variabel independen dan FSR sebagai variabel dependen. Sehingga kerangka pemikiran teoritis dapat digambarkan sebagai berikut: Sustainabilitas Keuangan Bank 1. Kurs 2. Inflasi 3. M1 4. Suku Bunga 1. BOPO 2. CAR 3. LDR 4. NPL 5. ROA Kinerja Mikroekonomi Faktor Makroekonomi Pengelolaan usaha perbankan Kebijakan moneter dan perbankan Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

2.4. Hipotesis