BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Gambaran Umum Perbankan Indonesia Dilihat dari segi kepemilikannya, Bank di Indonesia dibedakan menjadi enam
kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional Devisa, Bank Umum Swasta Nasional non Devisa, Bank Pembangunan Daerah,
Bank Campuran, dan Bank Asing. Data-data mengenai laporan keuangan setiap kelompok bank serta data-data lainnya yang mencakup informasi mengenai
perbankan secara lengkap disediakan oleh Bank Indonesia melalui publikasi Statistik Perbankan Indonesia.
Selama periode penelitian, jumlah bank di Indonesia mengalami penurunan jumlah secara bertahap. Pada tahun 2004 jumlah bank di Indonesia sebanyak 133
bank dan pada tahun 2011 sebanyak 120 bank. Perkembangan jumlah bank untuk setiap kelompok bank dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Perkembangan Jumlah Bank
Kelompok Bank
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Bank Persero
5 5 5 5 5 4 4 4 BUSN
Devisa 34 34 34 34 32 34 36 36
BUSN Non
Devisa 38 37 37 37 37 31 31 30 BPD
26 26 26 26 26 26 26 26 Bank
Campuran 19 18 17 17 15 16 15 14
Bank Asing
11 11 11 11 10 10 10 10 Total
133 131 130 130 124 121 122 120 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, Bank Indonesia, beberapa edisi.
Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional non Devisa, Bank Campuran, dan Bank Asing selama periode yang diamati mengalami penurunan jumlah,
sedangkan Bank Umum Swasta Nasional Devisa selama periode yang diamati, mengalami peningkatan. Sementara intu, Bank Pembangunan Daerah tetap
konstan. 4.1.2. Data Deskriptif
Data deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini, serta dapat menunjukkan nilai rata-rata mean, dan nilai
standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian yang meliputi variabel Financial Sustainability Ratio
FSR, rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO, Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio
LDR, Non Performing Loan NPL, Return on Asset ROA, suku bunga, inflasi, jumlah uang beredar, dan nilai tukar. Hasil olah data deskriptif mengenai kinerja
bank dapat dilihat pada tabel 4.2. Selama periode penelitian, nilai rata-rata FSR tertinggi dimiliki oleh Bank
Campuran dengan nilai 127,67 persen dengan standar deviasi 9,11. Nilai ini menunjukan bahwa data FSR pada Bank Campuran mempunyai sebaran yang
kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding rata-rata nilai FSR Bank Campuran. Nilai rata-rata FSR terendah dimiliki oleh BUSN Devisa
dengan nilai 115,76 persen dengan standar deviasi 3,88. Nilai ini menunjukan bahwa data FSR pada BUSN Devisa mempunyai sebaran yang kecil karena
memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding rata-rata nilai FSR BUSN Devisa.
Tabel 4.2. Hasil Olah Data Deskriptif Kinerja Bank
Kelompok Bank FSR
BOPO CAR
LDR NPL
ROA
Bank Persero -
Mean -
Std. Deviasi 122,22
6,35 96,92
14,70 18,76
3,34 62,00
14,08 7,48
4,22 2,59
0,79 BUSN Devisa
- Mean
- Std. Deviasi
115,76 3,88
85,08 4,7
18,70 2,72
61,12 13,33
3,47 0,97
2,38 0,40
BUSN non Devisa -
Mean -
Std. Deviasi 112,05
5,53 89,06
5,45 19,24
2,93 76,89
8,25 3,29
1,12 2,14
0,76 BPD
- Mean
- Std. Deviasi
131,24 5,00
74,29 3,79
18,70 2,72
58,04 9,83
2,05 0,24
3,79 0,56
Bank Campuran -
Mean -
Std. Deviasi 127,67
9,11 77,19
14,47 28,07
4,00 92,74
15,30 5,17
4,67 2,82
0,61 Bank Asing
- Mean
- Std. Deviasi
122,31 7,93
83,12 5,65
24,19 5,10
71,14 17,42
6,28 3,23
3,97 0,83
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, Bank Indonesia, beberapa edisi, diolah.
Nilai rata-rata BOPO tertinggi dimiliki oleh Bank Persero dengan nilai 96,92 persen dengan standar deviasi 14,70. Nilai ini menunjukan bahwa data BOPO
pada Bank Persero mempunyai sebaran yang kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata BOPO terendah
dimiliki oleh Bank Pembangunan Derah dengan nilai 74,29 persen dengan standar deviasi 3,79. Nilai ini menunjukan bahwa data BOPO pada Bank Pembangunan
daerah mempunyai sebaran yang kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding nilai rata-ratanya.
Nilai rata-rata CAR tertinggi dimiliki oleh Bank Campuran dengan nilai 28,07 persen dengan standar deviasi 4. Nilai ini menunjukan bahwa data CAR
pada Bank Campuran mempunyai sebaran yang kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata CAR
terendah dimiliki oleh Bank Pembangunan Derah dan BUSN Devisa dengan nilai 18,70 persen dengan standar deviasi 2,72. Nilai ini menunjukan bahwa data CAR
pada Bank Pembangunan daerah dan BUSN Devisa mempunyai sebaran yang kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding nilai rata-ratanya.
Nilai rata-rata LDR tertinggi dimiliki oleh Bank Campuran dengan nilai 92,74 persen dengan standar deviasi 15,30. Nilai ini menunjukan bahwa data LDR
pada Bank Campuran mempunyai sebaran yang kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata LDR
terendah dimiliki oleh BUSN Devisa dengan nilai 61,12 persen dengan standar deviasi 13,33. Nilai ini menunjukan bahwa data LDR pada BUSN Devisa
mempunyai sebaran yang kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding nilai rata-ratanya.
Nilai rata-rata NPL tertinggi dimiliki oleh Bank Persero dengan nilai 7,48 persen dengan standar deviasi 4,22. Nilai ini menunjukan bahwa data NPL pada
Bank Persero mempunyai sebaran yang kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata NPL terendah dimiliki oleh
Bank Pembangunan Derah dengan nilai 2,05 persen dengan standar deviasi 0,24. Nilai ini menunjukan bahwa data NPL pada Bank Pembangunan daerah
mempunyai sebaran yang kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding nilai rata-ratanya.
Nilai rata-rata ROA tertinggi dimiliki oleh Bank Asing dengan nilai 3,97 persen dengan standar deviasi 0,83. Nilai ini menunjukan bahwa data ROA pada
Bank Asing mempunyai sebaran yang kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata ROA terendah dimiliki oleh
BUSN Devisa dengan nilai 2,14 persen dengan standar deviasi 0,76. Nilai ini menunjukan bahwa data ROA pada BUSN Devisa mempunyai sebaran yang kecil
karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding nilai rata-ratanya. Hasil olah data deskriptif mengenai kondisi makroekonomi Indonesia selama
periode penelitian dapat dilihat pada tabel 4.3. sebagai berikut :
Tabel 4.3. Hasil Olah Data Deskriptif Kondisi Makroekonomi
Indikator Makroekonomi Minimal
Maksimal Rata-rata
St.Deviasi
Inflasi -0,32
17,17 3,61
3,60 Suku bunga
6,20 12,75
8,30 1,96
M1Miliar 12,25 13,49 12,86 0,34
Kurs RpUS 8.447
12.151 9.384
704 Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Bank Indonesia, beberapa edisi, diolah
Inflasi memiliki nilai terendah -0,32 persen yaitu pada bulan Maret 2011 dan nilai tertinggi sebesar 17,17 persen yaitu pada bulan November 2005, dengan
standar deviasi 3,60 dan nilai rata-rata 3,61. Hal ini menunjukan bahwa tingkat inflasi selama periode penelitian relatif menyebar, karena nilai standar deviasi
dengan rata-rata yang sama. Suku bunga memiliki nilai terendah 6,20 persen yaitu
pada bulan April 2010 dan nilai tertinggi sebesar 12,75 persen yaitu pada bulan Desember 2005 hingga April 2006, dengan nilai rata-rata 8,30 persen dan standar
deviasi 1,96. Hal ini menunjukan bahwa selama periode penelitian, suku bunga mempunyai sebaran yang kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil
dibanding nilai rata-ratanya. Jumlah uang beredar memiliki nilai terendah 12,25 miliar yaitu pada bulan
Februari 2004 dan nilai tertinggi sebesar 13,49 miliar yaitu pada bulan Desember 2011, dengan nilai rata-rata 12,86 miliar dan standar deviasi 0,34. Hal ini
menunjukan bahwa selama periode penelitian, jumlah uang beredar mempunyai sebaran yang kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding
nilai rata-ratanya. Kurs memiliki nilai terendah Rp8.447, yaitu pada bulan Februari 2004 dan nilai tertinggi sebesar Rp12.151, yaitu pada bulan November
2008, dengan nilai rata-rata 9.384 rupiah dan standar deviasi 704. Hal ini menunjukan bahwa selama periode penelitian, suku bunga mempunyai sebaran
yang kecil karena memiliki nilai standar deviasi yang kecil dibanding nilai rata- ratanya.
4.2. Hasil Penelitian