Estimasi Koefisien Faktor-faktor yang Memengaruhi Industri Pariwisata Kabupaten Cianjur

3. Uji Autokorelasi Uji ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa tidak ada sisaan yang menyebar bebas pada model. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai Durbin- Watson Statistik. Dari hasil estimasi, nilai Durbin-Watson Statistik yang diperoleh adalah 2,31478. Artinya, tidak terdapat autokorelasi karena nilai Durbin-Watson Statistik mendekati dua. 4. Uji Multikolinearitas Gejala multikolineritas dapat dilihat melalui faktor inflasi ragam Variance Inflation Factor atau VIF, yaitu pengukuran multikolinearitas untuk peubah bebas ke-i. Nilai VIF yang lebih besar dari 10 dapat menunjukkan adanya multikolinearitas Neter et al dalam Ulpah. Berdasarkan hasil estimasi pada model, nilai VIF variabel-variabel yang digunakan tidak ada yang melebihi 10. Artinya, tidak ada indikasi model regersi yang digunakan memiliki gejala multikolinearitas.

5.2.2. Estimasi Koefisien

Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah hotel berpengaruh secara nyata terhadap PAD sektor Pariwisata. Hal ini dilihat dari uji-t statistik yang memperlihatkan bahwa jumlah hotel berpengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 5 persen. Nilai koefisien regresinya adalah 3,0994, artinya setiap peningkatan jumlah hotel sebanyak 1 persen akan meningkatkan PAD Pariwisata sebanyak 3,0994 persen ceteris paribus. Tingginya nilai koefisien dari variabel jumlah hotel menunjukkan bahwa elastisitas dari perubahan jumlah hotel terhadap pembentukan PAD Pariwisata cukup besar. Keberadaan hotel akan semakin meningkatkan dayatarik objek wisata karena dengan adanya hotel sebagai salah satu elemen atraksi pariwisata akan meningkatkan kenyamanan dalam berwisata. Wisatawan akan lebih dapat menikmati berwisata dengan tersedianya akomodasi untuk bermalam. Jalan beraspal kualitas baik berpengaruh signifikan pada taraf nyata 15 persen dengan koefisien positif sebesar 0,5584, artinya jika jalan beraspal kualitas baik bertambah sebesar 1 persen maka akan meningkatkan PAD Pariwisata sebesar 0,5584 ceteris paribus. Jalan berkualitas baik yang berpengaruh positif menunjukkan pentingya peran infrastruktur transportasi dalam industri pariwisata. Kualitas jalan merupakan salah satu bagian dari infrastruktur transportasi yang termasuk elemen aksesibilitas Damanik dan Webber, 2006. Semakin baik kualitas jalan yang dimiliki destinasi wisata maka wisatawan akan semakin nyaman dan mudah dalam mengakses jalan ke objek wisata yang dituju. Jumlah restoran tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD Pariwisata, artinya pengaruh perubahan jumlah restoran terhadap PAD Pariwisata adalah 0. Hal ini diduga disebabkan oleh fluktuatifnya jumlah restoran yang ada ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap penghasilan daerah dari pajak restoran. Tingkat hunian hotel berpengaruh signifikan pada taraf nyata 10 persen dengan koefisien positif sebesar 0,05470, artinya jika tingkat hunian hotel bertambah sebesar 1 persen maka PAD Pariwisata akan meningkat sebesar 0,05470 persen ceteris paribus. Tingkat hunian hotel dapat merepresentasikan kenyamanan akomodasi hotel di Kabupaten Cianjur. Pelayanan yang semakin baik dari akomodasi hotel maka akan semakin meningkatkan preferensi wisatawan untuk menginap. Tingkat pendidikan tenaga kerja pariwisata berpengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 5 persen terhadap PAD Sektor Pariwisata. Nilai koefisien dari tingkat pendidikan tenaga kerja pariwisata adalah 0,04364, artinya setiap peningkatan tingkat pendidikan tenaga kerja sektor pariwisata sebanyak satu persen, maka akan meningkatkan PAD Sektor Pariwisata sebanyak 0,04364 persen. Semakin tinggi tingkat pendidikan tenaga kerja, maka diasumsikan bahwa tingkat pelayanan yang diberikan akan semakin baik sehingga meningkatkan tingkat kenyamanan berwisata yang implikasinya akan meningkatkan preferensi wisatawan untuk datang ke destinasi wisata.

5.3. Kebijakan Sektor Pariwisata Kabupaten Cianjur.

Sektor Pariwisata sebagai sektor unggulan di Kabupaten Cianjur harus mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah daerah. Pemerintah mempunyai visi untuk menjadikan Kabupaten Cianjur sebagai daerah tujuan wisata alam dan budaya andalan Jawa Barat. Saat ini, pemerintah daerah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah merancang berbagai macam strategi dan kebijakan untuk meningkatkan kinerja sektor pariwisata. Strategi dan kebijakan tersebut telah dirancang dalam jangka menengah untuk periode tahun 2005 hingga 2015. Kebijakan-kebijakan tersebut dibagi ke dalam beberapa cakupan, antara lain Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, 2004; 1. Kebijakan Dasar Pengembangan Kepariwisataan. 2. Kebijakan Pengembangan Produk Wisata. 3. Kebijakan Pengembangan Sumberdaya Manusia Bidang Pariwisata 4. Kebijakan Pengembangan Pasar dan Pemasaran.