Variasi muka laut di Sibolga

yang berada di ujung Pulau Sumatera. Stasiun Sabang dan Sibolga ini digunakan untuk melihat kemungkinan tersebut.

4.1.2. Variasi muka laut di Sibolga

Variasi muka laut di Sibolga ditampilkan pada gambar di bawah ini Gambar 12, berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat perubahan muka laut variasi muka laut yang terjadi sepanjang tahun 2007. Variasi muka laut di Sibolga menunjukkan adanya pola periode tengah tahunan semi annual dimana tinggi muka laut mencapai dua kali maksimum dan dua kali minimum. Tinggi muka laut di Sibolga mengalami tinggi maksimum pada periode bulan April hingga bulan Mei musim peralihan 1 dan terjadi kembali tinggi maksimum pada bulan November musim peralihan 2. Waktu bulan Gambar 12. Variasi muka laut di Stasiun Sibolga dari bulan Januari 2007 sampai dengan Desember 2007 dengan analisis wavelet 1-D Terjadinya tinggi maksimum pada musim peralihan 1 dan musim peralihan 2 di Sibolga diperkirakan disebabkan oleh adanya gelombang Kelvin. Menurut Wyrtki, 1973 gelombang Kelvin dibangkitkan oleh westerly wind burst di barat ekuatorial Samudera Hindia pada bulan April – Mei dan Oktober – November. Hal yang sama mengenai gelombang Kelvin juga dikemukakan oleh Sprintall et al. 2000 yang menyatakan bahwa Gelombang Kelvin terbentuk akibat gangguan yang berasal dari Samudera Hindia. Gangguan tersebut berupa angin baratan westerly wind burst yang bertiup di bagian barat ekuator Samudera Hindia sekitar April-Mei dan Oktober-November menghasilkan Coastally Trapped Kelvin Wave . Gelombang ini menjalar di ekuator lalu menabrak Pulau Sumatera dalam waktu sekitar sebulan kemudian terpecah ke utara dan selatan. Karakteristik gelombang di utara ekuator menjalar di kiri daratan sedangkan di selatan ekuator menjalar di sebelah kanan daratan . Menurut pengamatan yang dilakukan oleh Wyrtki 1973, Creswell dan Fieux 1981, maupun Quadfasel 1982 in Pariwono 1993 menjelaskan bahwa pada musim peralihan ini terjadi arus deras jet stream di daerah khatulistiwa dari lautan Hindia bagian tengah yang mengalir dari barat ke timur. Akibat arus deras ini muka laut di pantai Sumatera bagian barat meninggi.

4.1.3. Variasi muka laut di Padang