Terjadinya tinggi maksimum pada musim peralihan 1 dan musim peralihan 2 di Sibolga diperkirakan disebabkan oleh adanya gelombang Kelvin. Menurut
Wyrtki, 1973 gelombang Kelvin dibangkitkan oleh westerly wind burst di barat ekuatorial Samudera Hindia pada bulan April – Mei dan Oktober – November.
Hal yang sama mengenai gelombang Kelvin juga dikemukakan oleh Sprintall et al.
2000 yang menyatakan bahwa Gelombang Kelvin terbentuk akibat gangguan yang berasal dari Samudera Hindia. Gangguan tersebut berupa angin baratan
westerly wind burst yang bertiup di bagian barat ekuator Samudera Hindia sekitar April-Mei dan Oktober-November menghasilkan Coastally Trapped
Kelvin Wave . Gelombang ini menjalar di ekuator lalu menabrak Pulau Sumatera
dalam waktu sekitar sebulan kemudian terpecah ke utara dan selatan. Karakteristik gelombang di utara ekuator menjalar di kiri daratan sedangkan di
selatan ekuator menjalar di sebelah kanan daratan .
Menurut pengamatan yang dilakukan oleh Wyrtki 1973, Creswell dan Fieux 1981, maupun Quadfasel 1982 in Pariwono 1993 menjelaskan bahwa
pada musim peralihan ini terjadi arus deras jet stream di daerah khatulistiwa dari lautan Hindia bagian tengah yang mengalir dari barat ke timur. Akibat arus deras
ini muka laut di pantai Sumatera bagian barat meninggi.
4.1.3. Variasi muka laut di Padang
Pola variasi muka laut di Padang dapat diamati pada Gambar 13, dari gambar ini dapat dilihat perubahan muka laut di Padang sepanjang tahun 2007.
Pola variasi muka laut di Padang hampir sama dengan variasi muka laut yang terjadi di Sibolga yaitu menunjukkan adanya pola semi annual periode tengah
tahunan dimana tinggi muka laut mengalami dua kali maksimum dan dua kali
minimum dalam periode satu tahun. Tinggi muka laut maksimum di Padang juga terjadi pada bulan April hingga Mei dan terjadi lagi pada bulan November. Hal
ini terjadi diduga karena adanya pengaruh dari gelombang Kelvin.
Waktu bulan
Gambar 13. Variasi muka laut di Stasiun Padang dari bulan Januari 2007 sampai dengan Desember 2007 dengan analisis wavelet 1-D
Adanya kesamaan pola variasi muka laut di Padang dan Sibolga atau dengan kata lain terjadinya perubahan muka laut di Padang juga akan ditemui di
Sibolga, hal ini terjadi dikarenakan Stasiun Padang dan Sibolga berseberangan pada garis khatulistiwa.
4.1.4. Variasi muka laut di Cilacap
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa data yang ada di Cilacap tidak sampai satu tahun dikarenakan pada stasiun Cilacap terdapat gap sela,
sehingga analisis variasi muka laut di Cilacap dimulai pada bulan Maret 2007 hingga Desember 2007. Pola variasi muka laut dapat dilihat pada Gambar 14.
Stasiun Cilacap terletak di Pantai Selatan Jawa, dimana diasumsikan bahwa penjalaran gelombang Kelvin akan mengenai perairan selatan Jawa maka stasiun
ini masih akan dipengaruhi oleh gelombang Kelvin. Hal ini dapat dilihat dari gambar variasi muka laut yang terjadi di Cilacap, stasiun ini mengalami dua kali
puncak maksimum dari tinggi muka laut yaitu terjadi pada bulan April hingga Mei dan terjadi lagi pada bulan November
. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
bahwa gelombang Kelvin ini akan merambat sepanjang pantai Sumatera dari Padang ke arah selatan yang kemudian akan berbelok ke timur dengan merambat
sepanjang pantai selatan Jawa, sehingga akan melewati stasiun Cilacap .
Waktu bulan
Gambar 14. Variasi Muka Laut di Stasiun Cilacap dari bulan Maret 2007 sampai dengan Desember 2007 dengan analisis wavelet 1-D
Pada stasiun Cilacap tidak begitu jelas pola semi annual dari variasi muka lautnya dikarenakan data yang dikaji kurang dari satu tahun, tetapi dapat dilihat
pada gambar variasi muka lautnya Gambar 14 bahwa terjadi dua kali puncak maksimum dari tinggi muka laut di Cilacap.
4.1.5. Variasi muka laut di Benoa